Keindahan sebagai Pelipur Lara

https://doi.org/10.22146/jh.1949

Sudibyo Sudibyo(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Sebuah karya sastra tidak dapat dibebaskan dari aktivitas menyatakan
suatu pikiran, bahkan sebuah karya sastra kadang diciptakan dengan sengaja untuk menyatakan suatu pikiran (Junus, 1989:73). Bertolak dari pendapat di atas, sebuah karya sastra mengenal suatu masyarakat tertentu, diduga akan merefleksikan atau merefraksikan realitas sosial yang ada dalam masyarakat tersebut atau setidak-tidaknya karya itu akan menolak unsur-unsur yang berasal dan realitas lain (Junus, 1984:57). Seorang pembawa (penulis) cerita pelipur lara, berusaha mencari titik temu di
antara dunia yang digambarkan di dalam ceritanya dengan dunia empirik yang dialami dan dirasakannya. Di dalam tulisan ini dipergunakan pendekatan psikologi sastra dengan penekanan kepada pembaca. Oleh karena itu, yang menjadi pusat perhatian tulisan ini adalah hubungan antara karya sastra dengan pengalaman pembaca, terutama yang menyangkut fungsi karya sastra bagi pembacanya (lihat Damono, 1995:8).

Keywords


cerita, pelipur lara, realitas sosial, sastra

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/jh.1949

Article Metrics

Abstract views : 1666 | views : 1744

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2013 Sudibyo Sudibyo

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.



free web stats Web Stats

ISSN 2302-9269 (online); ISSN 0852-0801 (print)
Copyright © 2022 Humaniora, Office of Journal & Publishing, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada