Cover Image

IKLIM MIKRO DAN KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA SEMARANG (The Micro Climate and The Need of Green Open Space for The City of Semarang)

https://doi.org/10.22146/jml.18685

Dewi Liesnoor Setyowati(1*)

(1) Jurusan Geografi FIS Universitas Negeri Semarang
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK 

Salah satu darnpak perkembangan jumlah penduduk kota adalah terjadinya konversi lahan. Konversi ruang terbuka hijau (RTH) menjadi fasilitas bangunan menyebabkan terjadi pencemaran di kota. Berkurangnya RTH mengakibatkan terjadinya kenaikan temperatur lokal dalam kota. Keberadaan RTH memiliki manfaat cukup besar dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup kota, seperti sebagai pengendali iklim mikro. Sebaran vegetasi perindang termasuk kategori jarang, terutama komposisi vegetasi rendah dan kerapatan pohon sangat jarang. Kondisi Iklim mikro secara keseluruhan termasuk kategori sebagian tidak nyaman, khususnya pada siang hari. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh kurangnya vegetasi perindang di sepanjang jalan, sehingga kondisi iklim mikro menjadi panas dan kering. Keberadaan RTH di Semarang Tengah yang hanya seluas 6,77% perlu ditambah RTH seluas 14,02%. Diharapkan luas RTH sebesar 20,79% dari total luas wilayah, sehingga akan dapat memperbaiki iklim mikro di kawasan perkotaan.

 

ABSTRACT 

One of the impact of people growth in town is land conversion. Green open space conversion become building facilities cause contamination in the city. Decreasing of green open space result local temperature increase in the city. Existence of green open space have big enough benefit of the quality of city environment, for example by controller of micro climate. The leafy vegetation spread include categories seldom, especially composition of low vegetation and closeness of tree very rare. Condition of micro climate as categorized 'a part unpleasant', specially in the day time. The condition influenced by decrease of  vegetation in alongside street, so that cause situation of micro climate hot and dry. Existence of green open space in Middle Semarang which only for the width of 6.77% require to be added green open space by 14.02%. So that expectedly wide of green open space equal to 20,79% from wide of total region, will be able to improvement of micro climate in urban area.





DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18685

Article Metrics

Abstract views : 16583 | views : 18245

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan



JML Indexed by:

  

Web
Analytics View My Stats