MODEL PENGEMBANGAN TATA RUANG KAWASAN OBJEK WISATA AIR STUDI KASUS: OBJEK WISATA AIR JOLOTUNDO, KLATEN (Models of Land Use Development in Water Tourism Area Case Study: Jolotundo Water Recreation, Klaten)
Nindyo Suwarno(1*)
(1) Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, dan Magister Arsitektur dan Perencanaan Pariwisata, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kepariwisataan dan konservasi lingkungan di Objek Wisata Jolotundo, Kabupaten Klaten, sehingga dapat tumbuh dan berkembang sebagai kawasan tujuan wisata yang kompetitif dan mempunyai peran strategis dalam pengembangan kepariwisataan di Klaten. Permasalahan yang ada di Objek Wisata Jolotundo adalah karena belum maksimalnya penggunaan sumber daya yang berkelanjutan, belum adanya penataan ruang yang harmonis antara fungsi rekreasi dan fungsi preservasi lingkungan, serta kurangnya diversifikasi atraksi. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode kualitatif dengan paradigma naturalistik. Sedangkan pendekatan yang digunakan meliputi pendekatan perencanaan pariwisata terpadu (integrated tourism development), keterpaduan supply dan demand pariwisata, preservasi konservasi, dan ekowisata. Berdasarkan hasil kajian ini, dapat disimpulkan bahwa perancangan Kawasan Jolotundo harus mengacu pada prinsip integrasi antara fungsi preservasi dengan fungsi rekreasi. dan menciptakan linkage dengan lokasi pemandian. Dalam perkembangan selanjutnya, konsep perancangan Kawasan Jolotundo diharapkan dapat melibatkan elemen air dan partisipasi masyarakat.
ABSTRACT
The purpose of this research is to develop tourism potential and environment conservation of Jolotundo tourism destination, Klaten Municipality, so it can grow and develop as a competitive tourism destination with strategic role in Klaten tourism development. The problem of Jolotundo tourism destination especially related to the lack of sustainable resources use, disharmony land use planning between recreational and preservation function, and the lack of attraction diversification. The method of this research is qualitative approach with naturalistic paradigm, which are integrated tourism development, appropriate supply and demand, preservation- conservation and ecotourism. The result of this research reveals the model of Jolotundo planning which has to refer to integration principal between preservation, conservation and recreational function, and to built linkage with spring area. In the next development, Jolotundo planning will involve water element and community participation.
Full Text:
ARTIKEL LENGKAP (PDF) (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18688
Article Metrics
Abstract views : 6156 | views : 11126Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan
JML Indexed by:
View My Stats