Cover Image

FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEKRITISAN DAN PENGEMBANGAN KRITERIA INDIKATOR KEKRITISAN EKOSISTEM GAMBUT TROPIKA DI TRUMON DAN SINGKIL PROVINSI ACEH (Determinant Factors of Criticality and Development Criteria Indicators for Critical Tropical Peat Ecosystem in Tr

https://doi.org/10.22146/jml.18757

Aswandi Aswandi(1*), Ronggo Sadono(2), Haryono Supriyo(3), Hartono Hartono(4)

(1) Program Doktor Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Jl. Agro No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281. Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Jl. Raya Parapat Km 10,5 Parapat 21174.
(2) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Jl. Agro No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281.
(3) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Jl. Agro No. 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281.
(4) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Jl. Kaliurang, Bulaksumur, Yogyakarta 55281.
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK

Hutan rawa gambut merupakan salah satu ekosistem spesifik dan kompleks. Terbatasnya pemahaman terhadap karakteristik biofisik dan sifat kritisnya menjadi akar masalah degradasi ekosistem gambut di Indonesia. Generalisasi penerapan kriteria lahan kritis menyebabkan penilaian menjadi tidak tepat, sehingga program rehabilitasi menjadi tidak efektif. Tujuan penelitian adalah menentukan faktor-faktor biofisik yang mempengaruhi tingkat kekritisan ekosistem gambut, dan mengembangkan kriteria dan klasifikasi tingkat kekritisan ekosistem gambut. Pengumpulan data dilaksanakan pada berbagai tipe penutupan hutan dan tingkat keterbukaan lahan gambut di Trumon dan Singkil, Provinsi Aceh. Analisis data meliputi analisis korelasi bivariat, analisis gerombol, dan analisis diskriminan. Karakteristik biofisik yang diukur adalah dinamika kedalaman muka air tanah, penurunan permukaan tanah, tingkat dekomposisi, unsur hara, kehilangan karbon, dan penutupan lahan. Hasil penelitian menunjukkan perubahan penutupan lahan dan pembangunan drainase mempengaruhi tingkat kekritisan ekosistem gambut. Perubahan tingkat dekomposisi gambut (nisbah C/N), perubahan kemasaman (pH) dan dinamika kedalaman muka air tanah merupakan penciri penting tingkat kekritisan ekosistem gambut. Ketiga faktor penciri ini diharapkan menjadi masukan dalam penyempurnaan kriteria tingkat kekritisan lahan pada Permenhut No. P.32/Menhut-II/2009 terutama pada ekosistem gambut.


ABSTRACT

Peat swamp forest is one specific and complex ecosystem. The limited understanding of the biophysical characteristics and critical properties are some root of problems peat ecosystem degradation in Indonesia. Generalizing in application of critical land criterions caused incorrect assessment, therefore the rehabilitation and management programs became ineffective. The objectives of the study was to determine the biophysical factors that influence the degree of criticality of peat ecosystem, and to develop criterion and classification of the criticality degree on peat ecosystem. Data collection was conducted on variety of forest cover types in Trumon and Singkil, Aceh Province. Data analysis included bivariate correlation analysis, analysis of clusters, and discriminant analysis. Biophysical characteristics were measured including the dynamics of the depth of the water table, rate of subsidence, level of decomposition, nutrient content, loss of carbon, and land/forest cover. Results showed land use change and drainage affects the critical level of peatland ecosystems. The change on level of peat decomposition (C/N ratio), soil acidity (pH) and groundwater dynamics were the identifier of critical peatland ecosystems. In addition to the criteria in Regulation No. P.32 / Menhut-II/2009, the identifier factors were expected to be considered in the refinement of the criteria of the critical level of peat ecosystem.


Keywords


degradasi lahan; ekosistem gambut; indikator kekritisan; kedalaman muka air tanah; land degradation; peat ecosystem; critical indicators; water table depth



References

Anonim, 2010. Keadaan Hutan Indonesia. Forest Watch Indonesia Global Forest Watch. Bogor.

Dommain, R., Couwenberg, J., dan Joosten, H. 2010. Hydrological Self-regulation of Domed Peatlands in South-east Asia and Consequences for Conservation and Restoration. Mires and Peat, 6(5):1–17.

Hooijer, A., Page, S., Canadell, J.G., Silvius, M., Kwadijk, J., Wösten, H., dan Jauhiainen, J., 2010. Current and Future CO2 Emissions from Drained Peatlands in Southeast Asia. Biogeosciences, 7:1–10.

Hommeltenberg, J., Schmid, H.P., Drösler, M., dan Werle, P. 2014. Can A Bog Drained for Forestry be A Stronger Carbon Sink than A Natural Bog Forest? Biogeosciences, 11:3477–3493.

Correa-Metrio, A., Torres, K.R.C., dan Bush, M.B., 2010. Quantitifying Ecological Change through Discriminant Analysis: A Paleoecological Example from the Peruvian Amazon. Journal of Vegetation Science, 21(4):695-704.

Joosten, H., 2009. Peatland Status and Drainage Related Emissions in All Countries of the World. The Global Peatland CO2 Picture. Wetlands International. Wageningen.

Krüger, J.P., Leifeld, J., Glatzel, S., Szidat, S., dan Alewell, C., 2015. Biogeochemical Indicators of Peatland Degradation – A Case Study of A Temperate Bog in Northern Germany. Biogeosciences, 12:2861–2871.

Las, I. K., Nugroho, dan Hidayat, A., 2009. Strategi Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Pengembangan Pertanian Berkelanjutan. J. Pengembangan Inovasi Pertanian 2(4):295-298.

Lisnawati, Y., Suprijo, H., Poedjirahajoe, E., dan Musyafa, M., 2014. Hubungan Kedekatan Ekologis Antara Fauna Tanah dengan Karakteristik Tanah Gambut yang Didrainase untuk HTI Acacia crassicarpa. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(2):170-178.

Maswar, Haridjaja, O., Sabiham, O., dan van Noordwijk, M., 2011. Cadangan, Kehilangan, dan Akumulasi Karbon pada Perkebunan Kelapa Sawit di Lahan Gambut Tropika. Journal of Soil and Land Utilization Management, 8(1):1-10.

Nusantara, R.W., Sudarmadji, S., Djohan, T.S., dan Haryono, E., 2014. Emisi CO2 Tanah Akibat Alih Fungsi Lahan Huta Rawa Gambut di Kalimantan Barat. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(3):268-276.

Priyanto, 2007. Penerapan Analisa Diskriminan Dalam Pembedaan Kelas Umur Tegakan Pinus. J. Manajemen Hutan Tropika, 13(3):155-165.

Sitorus, S.R.P., Mashudi, dan Haridjaja, O., 2011. Pengembangan Kriteria dan Klasifikasi Lahan Kritis serta Keterkaitannya dengan Produktivitas Lahan di Kabupaten Bogor. Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya Lahan Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Kementerian Pertanian. Bogor, 30 November – 1 Desember 2010.

Suwondo, Sabiham, S., Sumardjo, dan Pramudya, B., 2011. Efek Pembukaan Lahan terhadap Karakteristik Biofisik Gambut pada Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Bengkalis. Jurnal Natur Indonesia, 14(2):143-149.

Wahyunto, Ritung, S., dan Subagjo, H., 2005. Map of Peatland Distribution Area and Carbon Content in Sumatra. Wetland International-Indonesia Program and Wildlife Habitat Canada (WHC). Bogor.



DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18757

Article Metrics

Abstract views : 3609 | views : 3768 | views : 1092

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan



JML Indexed by:

  

Web
Analytics View My Stats