Cover Image

PENGELOLAAN ADAPTIF PEMANFAATAN BUAH HITAM (Haplolobus monticola Blumea) ETNIS WANDAMEN-PAPUA (Adaptive Management Utilization of Black Fruit (Haplolobus monticola Blumea) Ethnic Wandamen-Papua)

https://doi.org/10.22146/jml.18799

Antoni Ungirwalu(1*), San Afri Awang(2), Ahmad Maryudi(3), Priyono Suryanto(4)

(1) Fakultas Kehutanan Universitas Papua, Jl. Gunung Salju Amban, Manokwari 98314.
(2) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281.
(3) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281.
(4) Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281.
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK

Kajian ekologi budaya bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik lingkungan ekologi dan sosial-budaya masyarakat adat etnis Wandamen-Papua dalam mengkonstruksi pengelolaan sumberdaya alam adaptif untuk pemanfaatan buah hitam (Haplolobus monticola Blumea) sebagai salah satu dasar pertimbangan penting bagi penyusunan kebijakan pengelolaan hutan berkelanjutan di Papua. Pengelolaan sumberdaya alam adaptif buah hitam dipengaruhi oleh karakteristik sosial budaya etnis Wandamen yang memiliki pola kepemilikan dan penguasaan sumber daya alam (SDA) meliputi: tanah, perairan, dan hutan. Masing-masing dalam lingkungan wilayah adatnya yang bersifat komunal, dibentuk dari pola kekerabatan dengan tipe Iroquois dan diwariskan melalui sistem patrilineal. Struktur sosial etnis Wandamen-Papua bersifat askriptif dalam kemajemukan sosial-budaya (banyak sub-etnis), namun dalam perkembangnnya hanya sub-etnis Wamesa yang memiliki kearifan lokal tentang pemanfaatan tumbuhan buah hitam yang dijumpai pada tipologi habitat ekologi, meliputi: hutan alam, hutan sekunder, dan kebun-pekarangan. Konstruksi etnoekologi pemanfaatan SDA buah hitam bagi etnis Wandamen memiliki enam wujud, yaitu sebagai sumberdaya lokal, pengetahuan lokal, nilai lokal, teknologi lokal, mekanisme pengembilan keputusan lokal, serta solidaritas kelompok lokal.

 

ABSTRACT

Study of cultural ecology aimed to describe the characteristics of the ecological factors and socio-culture of indigenous ethnic of Wandamen-Papua in constructing the adaptive management of natural resources for the use of black fruit (Haplolobus monticola Blumea) that is necessary for policy-making of the sustainable forest management in Papua. Adaptive management of natural resource of black fruits depend mainly on the characteristics of social culture of Wandamen ethnic. The management have a pattern of ownership and control of Natural Resources (NR) i.e.: soil, water, and forests. They are the customary territory on the community that are from the pattern of kinship with the type of Iroquois and passed through the patrilineal system. Social structure of Wandamen-Papua ethnic is ascriptive in the plurality of socio-cultural (micro sub-ethnic). However, only sub-ethnic Wamesa patterns have local knowledge regarding the use of plants black fruits found on the typology of habitat ecology such as natural forest, secondary forest and home garden. The construction of ethno ecology utilization of black fruit as natural resource by Wandamen ethnic can be described in six types namely local resource, local knowledge, local value, local technology, procedure to make decision and solidarity of local community.


Keywords


etnoekologi; ekologi budaya; sumberdaya alam; berkelanjutan; buah hitam; ethnoecology; cultural ecology; natural resources; sustainable; black fruit



References

Awang, S.A., 2006. Sosiologi Pengetahuan Deforestrasi. Konstruksi Sosial dan Perlawanan. Debut Press, Yogyakarta.

Awang, S.A., Wiyono, E.B., dan Sadiyo, S., 2007. Unit Manajemen Hutan Rakyat: Proses Konstruksi Pengetahuan Lokal. Awang (Ed). Banyumili Art Network, Yogyakarta.

Bhattacharya A.K., and Basnyat, B., 2003. Empowering People Through Joint Forest Management: A Study from Madhya Pradesh (India). International Forestry Review, 5(4):370–378.

Charnley, S., dan Poe, M.R. 2007. Community Forestry in Theory and Practice: Where are We Now?. Annual Review of Anthropology, 36:301–336.

Fatem, S., Peday, M. H. dan Yowei, R. N., 2014. Ethno-Biological Notes on The Meyah Tribe From The Northern Part of Manokwari, West Papua. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(1):121-127.

Hobs, R., 2009. Woodland Restoration in Scotland: Ecology, History, Culture, Economics, Politics and Change. Journal of Environmental Management, 90:857–2865

Kellert, S.R., Mehta, J.N., Ebbin, S.A., dan Lichtenfeld, L.L., 2000. Community Natural Resource Management: Promise, Rhetoric, and Reality. Society and Natural Resources, 13(8):705-715

Klooster, D.J., 2002. Toward Adaptive Community Forest Management: Integrating Local Forest Knowledge with Scientific Forestry. Jurnals Economic Geography, 78(1):43-70.

Kluckhohn, F.R., dan Strodtbeck, F.L., 1961. Variations in Value Orientations. Harper and Row, New York.

Kobbail, A.A.R, 2011. Natural Forest Reserves Management From Local Perspectives: A Challenge for Developing a Participatory Forest Management Model. International Journal of Social Forestry, 4(1):32-62.

Koentjaraningrat, R.M., 1990. Pokok-pokok Antropologi Sosial. PT Dian Rakyat. Jakarta.

Mansoben, J.R, 1995. Sistem Politik Tradisional di Papua. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Leiden University. Jakarta.

Marshad, D., 2011. Alfred Russel Wallace, Kiprah dan Karyanya sebagi Ilmuan Sosial. LIPPI Press. Jakarta.

Maryudi, A., Devkota R., Schusser, C., Yufanyi, C., Salla, M., Aurenhammer, H., Rotchana-phatharawit, R., dan Krott, M., 2012. Back to Basics: Considerations in Evaluating the Outcomes of Community Forestry. Forest Policy and Economics, 14(1):1-5.

Musacchio, L.R., 2009. The Ecology and Culture of Landscape Sustainability: Emerging Knowledge and Innavation in Landscape Research and Practice. Landscape Ecology, 24:989-992.

Naveh, Z., 2007. Landscape ecology and sustainability. Landscape Ecology 22:1437–1440.

Nurhadi, A., Setiawan, B., dan Baiquni., 2012. Kearifan Lingkungan dalam Perencanaan dan Pengelolaan Hutan Wonosari Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 19(3):226-237.

Powell, J. M., 1976. Ethnobotany. In K. Paijmans (Ed.). New Guinea Vegetation. The Australian National University Press. Canberra, p 106-170.

Poerwanto, H., 2005. Kebudayaan dan Lingkungan. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta.

Setiadi, E.M., Hakam, K.A., dan Effendi, R., 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Ed 2. Kencana, Jakarta

Shrestha, K.K., 2005. Collective Action and Equity in Nepalese Community Forestry. PhD Thesis, School of Geosciences, The University of Sydney, Sydney.

Spradley, J.P., 2006. Metoda Etnografi (Edisi kedua). Tiara Wacana. Yogyakarta.

Stevens, S., 1997. Conservation Through Cultural survival Island Press, Washington, D.C

Steward, S., 1955. Theory of Culture Change; The Methodology of Multilinear Evolution . Urbana: University of Illinois Press. USA.

Ungirwalu, A., 2012. Interaksi Simbolik Etnis Wandamen-Papua dalam Pemanfaatan Tumbuhan Buah hitam (Haplolobus monticola). Jurnal Kehutanan Tropika, 1(1):25-34.



DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18799

Article Metrics

Abstract views : 4401 | views : 22796

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan



JML Indexed by:

  

Web
Analytics View My Stats