Cover Image

PENGARUH PENUTUPAN MANGROVE TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN INTRUSI AIR LAUT DI HILIR DAS CIASEM DAN DAS CIPUNEGARA, KABUPATEN SUBANG (Effect of Mangrove Vegetation Cover to the Shoreline Change and Seawater Intrusion at Downstream of Ciasem)

https://doi.org/10.22146/jml.18805

Andi Gustiani Salim(1*), Harris Herman Siringoringo(2), Budi Hadi Narendra(3)

(1) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu no.5 Po Box 165 Bogor, 16118.
(2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu no.5 Po Box 165 Bogor, 16118.
(3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu no.5 Po Box 165 Bogor, 16118.
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK

Perubahan penggunaan lahan dari hutan ke penggunaan lainnya seringkali diikuti oleh penurunan fungsi tanah sebagai pengatur tata air. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh tutupan mangrove terhadap perubahan garis pantai dan intrusi air laut pada hilir DAS. Penelitian difokuskan pada penentuan jenis penggunaan lahan pantai melalui interpretasi citra satelit dan pengecekan lapangan, analisis kondisi fisik tanah, pengamatan intrusi air laut, dan analisis perubahan garis pantai akibat abrasi atau ekresi. Hasil penelitian menunjukkan pada periode tahun 1989 hingga 2013, tambak yang ditanami mangrove di Kabupaten Subang mengalami penurunan luas dari 3402,6 ha menjadi 2384,9 ha, sebaliknya terjadi peningkatan luas tambak tanpa mangrove dari 5745 ha menjadi 8741,5 ha. Analisis perubahan garis pantai menunjukkan adanya abrasi di Ujung Pamanukan dan Teluk Ciasem mencapai 1,2 km ke arah daratan. Akresi dijumpai di Teluk Blanakan dan Muara Cipunagara mencapai 1,3 km dalam kurun waktu 1989 – 2013, sedangkan di Muara Sungai Cipunagara mencapai 1,7 km. Air tanah di Desa Muara dan Desa Legon Wetan termasuk air agak payau karena memiliki nilai DHL yang lebih besar dari 1500 µS/cm dan TDS di Legon Wetan > 1000 ppm, sedangkan di Muara TDS nya mendekati 1000 ppm. Perbandingan konsentrasi khlorida-bikarbonat di Desa Muara dan Desa Legon Wetan menunjukkan angka R > 1 sehingga tingginya kadar garam pada air tanah diakibatkan oleh intrusi air laut. Hal sebaliknya terjadi di Desa Tegalurung yang penggunaan pantainya didominasi tambak bermangrove memiliki nilai DHL dan TDS air tanah yang masuk dalam klasifikasi air tawar.

 

ABSTRACT

Changes in land use from forest to other uses are often followed by a decrease in soil functions as a regulator of the water system. This research aimed to study the effect of mangrove cover to a change of a coastline and sea water intrusion in the downstream watershed. The research were focused on determining the type of land use shore via satellite image interpretation and field inspections, analysis of soil physical conditions, observation of seawater intrusion, and analysis of shoreline change due to abrasion or accretion. The results showed in the period of 1989 to 2013, mangrove ponds in Subang decreased from 3402.6 ha to 2384.9 ha, whereas an increase in pond area without mangroves was from 5745 ha to 8741.5 ha. Analysis of a shoreline change showed abrasion in Ujung Pamanukan and Ciasem gulf, it reached 1.2 km inland. Accretion was found in the Blanakan gulf reached 1.3 km in the period of 1989-2013, while at the Cipunagara estuary reached 1.7 km. The ground water in the Muara and Legon Wetan village included brackish water because it had the DHL that was greater than 1500 μS/cm and TDS in Legon Wetan reached > 1000 ppm, whereas TDS in Muara village closed to 1,000. Comparison of bicarbonate-chloride concentrations in the Muara and Legon Wetan village showed R > 1 so that high levels of salt in groundwater is caused by seawater intrusion. On the other hand, there was occur in the Tegalurung village that the use of shores was dominated by mangrove ponds had DHL and TDS value groundwater that was classified as plain water.


Keywords


abrasi; akresi; garis pantai; intrusi air laut; mangrove; abrasion; accretion; seawater intrusion; shoreline



References

Anonim, 2004. Wilayah Kritis Keanekaragaman Hayati di Indonesia: Instrumen Penilaian dan Pemindaian Indikatif/Cepat Bagi Pengambil Kebijakan. Sebuah Studi Kasus Ekosistem Pesisir Laut. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Direktorat Pengendalian Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. Jakarta.

Anonim, 2012. Daerah Aliran Sungai. www.sipla.pksplipb.or.id. Diakses 3 September 2012.

Anwar, C., dan Gunawan, H., 2006. Peranan Ekologis dan Sosial Ekonomi Hutan Bakau dalam Mendukung Pembangunan Wikayah Pesisir. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian: Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September 2006.

Astuti, T.L.R., 2012. Genesis Air Tanah Asin/Payau di Daerah Parangtritis dan Sekitarnya, Daerah Istimewa Yogyakarta. Buletin Geologi Tata Lingkungan, 22(3):143-154.

Dolorosa, E., Masyhuri, Lestari, dan Jamhari, 2014. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Perikanan Tambak Polikultur Bandeng-Udang Windu. Jurnal Social Economic of Agriculture, 3(2):20-36.

El Moujabber, M., Bou-Samra, B., Darwish, T., dan Atallah, T.. 2006. Comparison of Different Indicators for Groundwater Contamination by Seawater Intrusion on the Lebanese Coast. Water Resources Management, 20:161-180.

Filho, P.W.M.S., Martins, E.S.F.M, dan Costa, F.R., 2006. Using Mangroves As A Geological Indicator of Coastal Changes in the Braganca Macrotidal Flat, Brazilian Amazon: A Remote Sensing Data Approach. Ocean And Coastal Management, 49:462-475.

Hilmi, E., 1998. Penentuan Lebar Optimal Jalur Hijau Mangrove Melalui Pendekatan Sistem (Studi Kasus Di Hutan Mangrove Muara Angke, Jakarta). Tesis Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ilman, M., Wibisono, I.T.C., dan Suryadiputra, I.N.N., 2011. State Of The Art Information on Mangrove Ecosystems in Indonesia. Wetlands International – Indonesia Programme. Bogor.

Kariada, T.M.N., dan Irsadi, A., 2014. Peranan Mangrove sebagai Biofilter Pencemaran Air Wilayah Tambak Bandeng Tapak, Semarang. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(2):188-194.

Kumara, M.P., Jayatissa, L.P., Krauss, K.W., Phillips, D.H., dan Huxam, M., 2010. High Mangrove Density Enhances Surface Accretion, Surface Elevation Change, and Tree Survival in Coastal Areas Susceptible to Sea-Level Rise. Oecologia, 164(2):545-553.

Kusmana, C., 2010. Fungsi Pertahanan dan Keamanan Ekosistem Mangrove. Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Muryani, C., Ahmad, Nugraha, S., dan Utami, T., 2011. Model Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan dan Pelestarian Hutan Mangrove di Pantai Pasuruan Jawa Timur. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 18(2):75-84.

Octonovrilna, L., dan Pudja, I.P., 2009. Analisa Perbandingan Anomaly Gravitasi dengan Persebaran Intrusi Air Asin (Studi Kasus Jakarta 2006-2007). Jurnal Meterorologi dan Geofisika, 10(1):39-57.

Putranto, T.P., dan Kusuma, K.I., 2009. Permasalahan Air Tanah pada Daerah Urban. Jurnal Teknik, 30(1):48-57.

Saparinto, 2007. Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. PT. Dahara Prize. Semarang.

Saraswati, A.A. 2005. Sylvofishery dalam Pemanfaatan Hutan Mangrove. Alami, 10(3): 44-48.

Shinnaka, T., Sano, M., Ikejima, K., Tongnunui, P., Harinouchi, M., dan Kurokura, H., 2007. Effect of Mangrove Deforestation on Fish Assemblage at Pak Phanang Bay, Southern Thailand. Fisheries Science, 73:862-870.

Soraya, D., Suhara, O., dan Taofiqurohman, A., 2012. Perubahan Garis Pantai Akibat Kerusakan Hutan Mangrove di Kecamatan Blanakan dan Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3(4):355-364.

Suhartono, E., Purwanto dan Suripin, 2013. Kondisi Intrusi Air Laut terhadap Air Tanah pada Akuifer di Kota Semarang. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Semarang, 10 September 2013.

Sukresno, dan Anwar, C., 1999. Kajian Intrusi Air Asin pada Kawasan Pantai Berlumpur di Pantai Utara Jawa Tengah. Bulletin Teknologi Pengelolaan DAS 5(1):64-72.

Suryana, Y., Nur, H.S., dan Hilmi, E., 1998. Hubungan Antara Keberadaan Lebar Jalur Mangrove dengan Kondisi Biofisik Ekosistem Mangrove. Fakultas Kehutanan Universitas Winayamukti, Bandung.

Taofiqurohman, dan Ismail, M.FA., 2012. Analisis Spasial Perubahan Garis Pantai di Pesisir Kabupaten Subang Jawa Barat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 4(2):280-289.

Zain, A.H.M.K., 2012. Penurunan Muka Airtanah dan Prediksi Intrusi Air Laut di Kota Tangerang Selatan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.



DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18805

Article Metrics

Abstract views : 10853 | views : 10138

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan



JML Indexed by:

  

Web
Analytics View My Stats