Perilaku beresiko pada lansia “endong-endong” di pasar induk sayur dan buah Giwangan Yogyakarta: strategi penguatan buruh gendong melalui pos upaya kesehatan kerja

https://doi.org/10.22146/bkm.35637

Ribia Tutstsintaiyn(1*)

(1) Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Tujuan:

Untuk mengetahui gambaran kesehatan endong-endong yang berkaitan dengan perilaku kerja yang tidak ergonomis dan upaya penanggulangan risiko PAK (penyakit akibat kerja) dan KAK (kecelakaan akibat kerja ).

Konten:

Terciptanya kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan untuk semua usia adalah salah satu fokus SDGs. Namun, hal ini belum terlaksana secara menyeluruh di Indonesia. Endong-endong, atau wanita yang berprofesi mengangkut barang di pasar dengan menggendong menggunakan kain jarik. Sejumlah 60 orang diantaranya merupakan lansia, dimana mereka setiap harinya menggendong buah dan sayur seberat 25-98 kg dalam satu kali angkut dengan frekuensi 15 kali atau lebih. Mereka bekerja tanpa memperhatikan faktor ergonomis seperti berat beban maksimal untuk wanita, frekuensi angkat maksimal dalam sehari kerja, teknik mengangkat beban, waktu kerja, dan tidak memperhatikan jarak tempuh mengangkut beban.

Perilaku tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan terutama PAK (penyakit akibat kerja) yaitu nyeri pada sistem muskuloskeletal seperti otot-otot punggung, pinggang, juga nyeri pada tangan, lutut, dan kaki. Masalah yang sering dialami lansia endong-endong adalah keluhan low back pain (nyeri punggung bawah). Selain itu, kelelahan akibat kerja akan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan akibat kerja. Risiko masalah kesehatan ini semakin tinggi terlebih pada lansia mengingat bahwa lansia wanita memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan dibandingkan dengan wanita usia produktif. 

 Dari hasil penggalian data, sebagian besar lansia endong-endong mengalami keluhan nyeri pada punggung bawah dan kaki. Dimana keluhan nyeri punggung bawah ringan sebesar 31,5%, sedang 57,5% dan berat 11%. Hal tersebut terjadi karena semakin berat beban yang dibawa seseorang setiap kali menggendong maka tekanan pada tulang belakang menjadi semakin besar, sehingga kemungkinan terjadinya nyeri juga semakin besar terlebih ini terjadi pada lansia. Lainnya juga mengalami kecelakaan akibat kerja seperti terjatuh dan terpeleset karena kelelahan dan lingkungan kerja yang licin saat mengangkat beban.

Sebagai pekerja sektor informal, kelompok ini tidak secara khusus mendapatkan perlindungan jaminan kesehatan. Sehingga upaya penanggulangan yang dapat diterapkan adalah Pos UKK yang menyelenggarakan upaya pemberian pelayanan kesehatan bagi pekerja informal dengan pendekatan utamanya promotif dan preventif  didukung dengan upaya kuratif dan rehabilitatif sederhana bersumberdaya masyarakat (UKBM). Didalam Pos UKK, terdapat upaya-upaya pencegahan penyakit dan kecelakaan kerja serta upaya pengobatan dan terapi pemulihan sederhana untuk buruh gendong yang beroperasi di Pasar Giwangan Anggota paguyuban sebelumnya diberikan pelatihan upaya pencegahan, pengobatan, dan terapi sebagai kader kemudian keahlian yang didapat tersebut diterapkan pada anggota kelompok Pos UKK Buruh Gendong.

Keywords


endong-endong; perilaku berisiko; KAK; PAK; pos UKK



References

  1. Abdullah, H., Susilo, C.B., Sumekar,A., (2014). The Relationship Between Work Attitude And The Heavy Load With Low Back Pain In The Carrying Laborer In The Traditional Market Beringharjo Yogya-karta. Jurnal Kesehatan Masyarakat.Vol 07 No.02. pp: 285-292.
  2. Bartholomew, LK.et al. (2006). Planning Health Promotion Program. San Francisco: John Wiley & Sons, Inc.
  3. Kementrian Kesehatan RI. (2016). Info Data Dan Informasi Kesehatan Lansia. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
  4. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 100 Tahun 2015 Tentang Pos Upaya Kesehatan Kerja Terintegrasi. Berita Negara Republik Indonesia. No.78.
  5. Kongtip, P., Nankongnab, N., Chaikittiporn, C., Laohaudomchok, W., Woskie, S., Slatin, C; (2015). Informal Workers in Thailand: Occupational Health and Social Security Disparities. NEW SOLUTIONS: A Journal of Environmental and Occupational Health Policy. Vol. 25(2) 189–211. DOI: 10.1177/1048291115586036.
  6. Lawrence, P.O; (2018). Informality And Health: Universal Health Coverage In The Era Of SDGs. The Lancet Global Health. Volume 6, No. 1, e22–e23. DOI: https://doi.org/10.1016/S2214-109X(17)30458-8.
  7. Lund, F., Alfers,L., Santana, F; (2016). Towards An Inclusive Occu-pational Health And Safety For Informal Workers. New Solutions: A Journal Of Environmental And Occupational Health Policy. Vol. 26(2) Pp: 190–207. DOI: 10.1177/1048291116652177.
  8. Riwi, S., Sari, V.K., (2015), Kontribusi Sistem Jasa Gendong Di Pasar Tradisional Terhadap Upaya Penanggulangan Kemiskinan Me-lalui Sektor Informal. Journal of Rural and Development. Volume VI No. 1 pp: 43-58.
  9. Rosanti, E., Andarini, Y.D; (2017). Program Pendampingan Pemben-tukan Pos Upaya Kesehatan Kerja (Ukk) Pada Petani Di Desa De-mangan Ponorogo. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, Vol. 2 No. 2 pp: 104-110, ISSN : 25411977 E- ISSN : 25411977. http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jpm



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.35637

Article Metrics

Abstract views : 1435 | views : 1412

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter