Evaluasi Sistem Surveilans PTM di FKTP Kabupaten Sleman
Ade Kartikasari Sebba(1*)
(1) Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar Belakang: Berdasarkan Permenkes No 92 tahun 2014 bahwa untuk
mengoptimalkan aliran data dengan informasi yang akurat, tepat dan cepat
dikembangkan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi melalui komunikasi
data berbasis web. Pada tahun 2015, telah dilakukan pelatihan tentang surveilans
Penyakit Tidak Menular (PTM) berbasis portal web di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) namun sampai sekarang masih belum berjalan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab belum berjalannya sistem
surveilans PTM berbasis portal web PPTM di FKTP
Metode: Evaluasi dilakukan secara deskriptif pada Bulan Januari-Februari 2017.
Subjek penelitian adalah pengelola program PTM di puskesmas. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 17 responden. Evaluasi surveilans menggunakan kriteria WHO (struktur
sistem surveilans, fungsi inti, dan fungsi dukungan). Instrumen menggunakan
kuesioner terstruktur dan lembar checklist.
Hasil: Berdasarkan struktur sistem surveilans: 82,4% mengetahui adanya aspek
legal surveilans PTM, dan 58,8% memegang > 4 program. Fungsi inti: hanya
35,3% yang melakukan pencatatan kasus dan yang melaporkan pada web hanya
29,4%, semua responden tidak pernah melakukan analisis dan interpretasi data
dari portal web. Fungsi dukungan: 70,6% mengatakan mengetahui prosedur
sistem surveilans tetapi satupun responden tidak mampu menjawab dengan
lengkap dan sistematis, dan 100% mengatakan tidak pernah dilakukan monitoring
dan evaluasi sistem surveilans portal web di FKTP. Intervensi dengan refresh
pengetahuan tentang surveilans PTM berbasis web dilaksanakan pada tanggal 31
Mei 2017 dan diikuti oleh 17 pemegang program PTM. Hasil evaluasi pre dan
post test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan sebesar 19% dan
menununjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah
dilakukannya intervensi dengan p<0,0000 (95%CI=14,14-23,87).
Kesimpulan: Penyebab belum berjalan surveilans portal web adalah kurangnya
pengetahuan tentang sistem surveilans yang seharusnya, cara penggunaan
software portal yang masih belum dipahami sehingga pemberian pemahaman
kembali tentang pelaksanaan sistem surveilans yang seharusnya serta pelatihan
kembali penggunaan surveilans PTM berbasis portal web di FKTP perlu
dilakukan.
mengoptimalkan aliran data dengan informasi yang akurat, tepat dan cepat
dikembangkan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi melalui komunikasi
data berbasis web. Pada tahun 2015, telah dilakukan pelatihan tentang surveilans
Penyakit Tidak Menular (PTM) berbasis portal web di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) namun sampai sekarang masih belum berjalan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab belum berjalannya sistem
surveilans PTM berbasis portal web PPTM di FKTP
Metode: Evaluasi dilakukan secara deskriptif pada Bulan Januari-Februari 2017.
Subjek penelitian adalah pengelola program PTM di puskesmas. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 17 responden. Evaluasi surveilans menggunakan kriteria WHO (struktur
sistem surveilans, fungsi inti, dan fungsi dukungan). Instrumen menggunakan
kuesioner terstruktur dan lembar checklist.
Hasil: Berdasarkan struktur sistem surveilans: 82,4% mengetahui adanya aspek
legal surveilans PTM, dan 58,8% memegang > 4 program. Fungsi inti: hanya
35,3% yang melakukan pencatatan kasus dan yang melaporkan pada web hanya
29,4%, semua responden tidak pernah melakukan analisis dan interpretasi data
dari portal web. Fungsi dukungan: 70,6% mengatakan mengetahui prosedur
sistem surveilans tetapi satupun responden tidak mampu menjawab dengan
lengkap dan sistematis, dan 100% mengatakan tidak pernah dilakukan monitoring
dan evaluasi sistem surveilans portal web di FKTP. Intervensi dengan refresh
pengetahuan tentang surveilans PTM berbasis web dilaksanakan pada tanggal 31
Mei 2017 dan diikuti oleh 17 pemegang program PTM. Hasil evaluasi pre dan
post test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan sebesar 19% dan
menununjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah
dilakukannya intervensi dengan p<0,0000 (95%CI=14,14-23,87).
Kesimpulan: Penyebab belum berjalan surveilans portal web adalah kurangnya
pengetahuan tentang sistem surveilans yang seharusnya, cara penggunaan
software portal yang masih belum dipahami sehingga pemberian pemahaman
kembali tentang pelaksanaan sistem surveilans yang seharusnya serta pelatihan
kembali penggunaan surveilans PTM berbasis portal web di FKTP perlu
dilakukan.
Keywords
Surveilans PTM, evaluasi, portal web PTM dan FKTP
DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.37323
Article Metrics
Abstract views : 1924Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).