Perilaku beresiko pada lansia “endong-endong” di pasar induk sayur dan buah giwangan Yogyakarta

https://doi.org/10.22146/bkm.37697

Ribia Tutstsintaiyn(1*)

(1) Department of Health Behavior, Environment ad Social Medicine, Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui gambaran kesehatan endong-endong yang berkaitan dengan perilaku kerja yang tidak ergonomis dan upaya penanggulangan risiko PAK (penyakit akibat kerja) dan KAK (kecelakaan akibat kerja). Terciptanya kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan untuk semua usia adalah salah satu fokus SDGs. Namun, hal ini belum terlaksana secara menyeluruh di Indonesia. Endong-endong, atau wanita yang berprofesi mengangkut barang di pasar dengan menggendong menggunakan kain jarik. Sejumlah 60 orang diantaranya merupakan lansia, dimana mereka setiap harinya menggendong buah dan sayur seberat 25-98 kg dalam satu kali angkut dengan frekuensi 15 kali atau lebih. Mereka bekerja tanpa memperhatikan faktor ergonomis seperti berat beban maksimal untuk wanita, frekuensi angkat maksimal dalam sehari kerja, teknik mengangkat beban, waktu kerja, dan tidak memperhatikan jarak tempuh mengangkut beban. Perilaku tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan terutama PAK (penyakit akibat kerja) yaitu nyeri pada sistem muskuloskeletal seperti otot-otot punggung, pinggang, juga nyeri pada tangan, lutut, dan kaki. Masalah yang sering dialami lansia endong-endong adalah keluhan low back pain (nyeri punggung bawah).Selain itu, kelelahan akibat kerja akan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan akibat kerja. Risiko masalah kesehatan ini semakin tinggi terlebih pada lansia mengingat bahwa lansia wanita memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan dibandingkan dengan wanita usia produktif. Dari hasil penggalian data, sebagian besar lansia endong-endong mengalami keluhan nyeri pada punggung bawah dan kaki. Dimana keluhan nyeri punggung bawah ringan sebesar 31,5%, sedang 57,5% dan berat 11%. Hal tersebut terjadi karena semakin berat beban yang dibawa seseorang setiap kali menggendong maka tekanan pada tulang belakang menjadi semakin besar, sehingga kemungkinan terjadinya nyeri juga semakin besar terlebih ini terjadi pada lansia. Lainnya juga mengalami kecelakaan akibat kerja seperti terjatuh dan terpeleset karena kelelahan dan lingkungan kerja yang licin saat mengangkat beban. Sebagai pekerja sektor informal, kelompok ini tidak secara khusus mendapatkan perlindungan jaminan kesehatan. Sehingga upaya penanggulangan yang dapat diterapkan adalah Pos UKK yang menyelenggarakan upaya pemberian pelayanan kesehatan bagi pekerja informal dengan pendekatan utamanya promotif dan preventif  didukung dengan upaya kuratif dan rehabilitatif sederhanabersumberdaya masyarakat (UKBM).

Keywords


endong-endong; perilaku berisiko; KAK; PAK; pos UKK

Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.37697

Article Metrics

Abstract views : 1140 | views : 1315

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter