Kajian kasus difteri di Desa Walitelon Utara Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung tahun 2018

https://doi.org/10.22146/bkm.39823

Gumson Josua Tampubolon(1*), Antonius AG(2), Theodola Baning Rahayujati(3), Henny Indriyanti(4)

(1) Departemen Biostatisik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Biostatisik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(3) Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo
(4) Departemen Biostatisik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Pendahuluan: Pada hari Selasa, 03 Juli 2018 Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung mendapat laporan adanya 1 kasus dengan gejala difteri yang dirawat di RSUD Temanggung. Penyelidikan dilakukan untuk memastikan adanya KLB dan upaya penanggulangannya. Metode: Deskriptif kualitatif dengan pendekatan study kasus. Kasus adalah orang dengan gejala panas ±38°C, pseudomembran, bullneck, pilek, dan sulit menelan. Data dikumpulkan dengan kuesioner, wawancara dan obeservasi. Pengambilan spesimen dilakukan terhadap kontak langsung dengan kasus yaitu orang tua, saudara, keluarga dan petugas rumah sakit sebanyak 44 spesimen dari 33 orang untuk pemeriksaan laboratorium. Faktor risiko yang diamati adalah riwayat kontak, riwayat bepergian dan status imunisasi. Hasil: Terjadi KLB Difteri dengan total dua (2) kasus (1 confirm dan 1 probable ( berusia 4,5 dan 13 tahun. Kedua kasus tersebut tidak mempunyai riwayat imunisasi DPT. Kasus pertama terjadi 30 Juni 2018, jika dihitung dari masa inkubasi terpanjang (5 hari), maka diperkirakan paparan terjadi  25 Juni 2018, pada masa inkubasi ini kasus berada dirumah dan melakukan aktifitas dalam lingkungan rumah dan jika dilihat dalam inkubasi terpendek (2 hari) maka paparan Corynebacterium Diphtheriae diperkirakan terjadi pada tanggal 28 Juni 2018. Pada tanggal 27-28 Juni 2018 kasus pertama mempunyai riwayat bepergian ke Banjarnegara dan objek wisata Dieng. Hasil PE di wilayah tempat tinggal kasus dan di Banjarnegara tidak ditemukan kasus/suspect difteri pada keluarga yang dikunjungi ataupun masyarakat sekitar. Cara penularan pada kasus kedua adalah dengan kontak langsung dengan penderita Difteri kasus pertama (adik) dengan waktu paparan kejadian mulai tanggal 30 Juni-02 Juli 2018. Hasil laboratorium yang dilakukan pada 44 spesimen menunjukkan hasil negatif. Simpulan: Telah terjadi KLB Difteri di Desa Walitelon Utara, Kecamatan Temanggung pada 30 Juni 2018 sampai dengan 14 Juli 2018 dengan index case adik Yfa. Cara penularan melalui kontak dengan penderita di lingkungan rumah dan tidak mendapatkan imunisasi. Profilaksis dan ORI adalah upaya dilakukan untuk penguatan dan upaya pencegahan.


Keywords


difteri; KLB; Temanggung



References

  1. American Academy of Pediatrics. Diphtheria. In: Pickering LK ed. Redbook 2012 Report of the Committee on Infectious Diseases 29th ed. Elk Grove Village, IL: American Academy of Pediatrics, 2012; 307-311.
  2. Centres for Disease Control and Prevention. Diphtheria. Available from: https://www.cdc.gov/diphtheria/index.html. Centres For Disease Control. Preventing tetanus, diphtheria, and pertussis among adolescents: use of tetanus toxoid, reduced diphtheria toxoid and acellular pertussis vaccines. Recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). MMWR 2006;55(No. RR-3):1–34.
  3. Dinas Penduduk dan Catatan Sipil Kabupaten Temanggung, 2017. http://dindukcapil.temanggungkab.go.id/data/jumlah_penduduk (diakses 22 Juli 2018).
  4. Kartono B, Purwana, dan Djaja. 2008. Hubungan Lingkungan Rumah dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di Kabupaten Tasikmalaya (2005–2006) dan Garut Januari 2007 Jawa Barat.
  5. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1501/Menkes/PER/X/2010. Jakarta Indonesia.
  6. Kementerian Kesehatan RI. (2011). Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Pangan. Jakarta Indonesia.
  7. Kementerian Kesehatan RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan RI. nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta Indonesia. Najmah. 2016. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: CV. Trans Info Media.
  8. Nandi R, De M, Browning S, Purkayastha P, Bhattacharjee AK. Diphtheria: the patch remains. J Laryngol Otol. 2003;117:807-10.
  9. Public Health Agency of Canada. Diphtheria Toxoid. In: Canadian Immunization Guide.
  10. Poland GA, Jacobson RM. Understanding those who do not understand: a brief review of the anti-vaccine movement. Vaccine.[Online].;2010 [dikutip 25 Juli 2018]. Diakses dari: http://www.morrisonlucas.com/GL/vaccines/Vaccine_19_2440_anti_vaccine_movement.pdf.
  11. Saikia L, Nath R, Saikia NJ, Choudhury G, Sarkar M. A diphtheria outbreak in Assam, India. Southeast Asian J Trop Med Public Health. 2010;41:647-52.
  12. Utami AW. 2010. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penularan Difteri di Kota Blitar Propinsi Jawa Timur. Tesis, Surabaya: Universitas Airlangga; 16, 103–104.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.39823

Article Metrics

Abstract views : 2687 | views : 2341

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter