Social support group berbasis sms, door to door and counseling inspection sebagai service delivery yang dilakukan kader dalam program Sahabat Ibu Sejati di Boyolali
Putut Wisnu Nugroho(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah kondisi yang memerlukan pengawasan dan perhatian khusus. Untuk mewujudkan diperlukan adanya terobosan yang langsung melakukan pengawasan. Pengawasan dan perhatian diperlukan untuk mecegah terjadinya komplikasi kehamilan yang berakibat kematian. Kematian Ibu saat kehamilan, persalinan dan masa nifas masih menjadi ancaman yang serius. Bahkan menjadi sangat penting karena menjadi indikator keberhasilan suatu daerah dalam hal mensejahterakan masyarakat, adanya kasus kematian ibu menjadi tolak ukur kesehatan suatu bangsa, sehingga dunia pun perlu membuat dokumen yang tertuang di dalam Sustainable Development Goal (SDGs) di antaranya adalah menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi penduduk pada tahun 2030 dengan salah satu strateginya melakukan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), targetnya dengan mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 KH [1]. Kematian ibu sebagian disebabkan karena minimnya informasi kesehatan, jauh dari akses pelayanan kesehatan dan penanganan persalinan yang terlambat. Owolabi (2014) menyatakan proses kelahiran di rumah paling umum di daerah pedesaan dan terjadi pada keluarga miskin, serta banyak dari kelahiran ini ditolong oleh Petugas Kelahiran Tradisional (dukun) [2].
Kegiatan pelayanan ibu hamil terutama yang mengalami resiko tinggi selama ini masih fokus berada di dalam gedung (puskesmas), sementara pengawasan di luar gedung masih belum begitu maksimal, masih bergantung kepada keluarga. Peranan kader yang terampil di masyarakat diharapkan mampu melakukan pengawasan terhadap ibu hamil, di Nigeria ketersediaan tenaga terampil ditambah dengan lingkungan yang memungkinkan untuk menyediakan pelayanan obstetrik merupakan tindakan yang sangat penting serta pelayanan dan perawatan neonatal dibutuhkan untuk mencapai penurunan yang signifikan dalam kematian ibu dan bayi [3].
Peranan kader masyarakat di Kabupaten Boyolali melalui program sahabat ibu sejati sangat di butuhkan untuk membantu memberikan motivasi ibu hamil di pedesaan yang jarang hadir di posyandu, maupun pemeriksaan kondisi kesehatan janin serta berperan untuk memotivasi ibu di pedesaan untuk melakukan persalinan di pelayanan kesehatan, upaya-upaya tersebut dilakukan untuk mencegah kasus kematian yang tidak diinginkan, Andrews et.al (2004) mengungkapakan keuntungan menggunakan kader atau petugas kesehatan masyarakat adalah memberikan dukungan sosial dan perawatan yang kompeten secara budaya, serta hemat biaya [4]. Kader masyarakat yang direkrut merupakan ibu yang berada di sekitar ibu hamil dan pernah merasakan kondisi hamil sehingga secara ikatan emosional memiliki kesamaan rasa, budaya, dan setara. Kader masyarakat ini telah mendapatkan pelatihan dan pendidikan dari puskesmas setempat.
Ada 3 modus layanan kader yang terintegrasi untuk mewujudkan satiti. pertama adalah melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk menemukan ibu hamil baru, bila menjumpai ibu hamil baru, kader akan menyampaikan informasi melalui aplikasi Lapor Bumil melalui SMS ke nomor 08156758888 sehingga data ibu hamil akan tersimpan di bank data di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dan akan di filter sesuai wilayah kerja puskesmas , kedua kader akan melakukan kegiatan konseling melalui data ibu hamil yang sudah tercatat di SMS maupun aplikasi Satiti berbasis android, konseling yang dilakukan adalah mengingatkan ibu hamil untuk memeriksakan usia kehamilan serta memotivasi sesuai informasi kesehatan yang diterima ibu hamil melalui SMSBunda. Aplikasi SMS Bunda merupakan layanan berbasis SMS yang memberikan informasi kesehatan pada masa kehamilan, masa nifas, dan sampai anak berusia 2 tahun atau selama 1000 hari pertama kehidupan. Selama 1 periode tersebut Ibu Hamil akan menerima 152 SMS, Jareethum et.al [5] mengatakan Kepuasan Wanita Hamil Menerima Layanan Pesan Pendek melalui Ponsel untuk Dukungan Prenatal, ketiga kader akan melaporkan kondisi ibu hamil kepada bidan koordinator di puskesmas.Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Bappenas. “Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.” 2017; 2. Owolabi OO, Glenton C, Lewin S, Pakenham-Walsh N. Stakeholder views on the incorporation of traditional birth attendants into the formal health systems of low-and middle-income countries: a qualitative analysis of the HIFA2015 and CHILD2015 email discussion forums. BMC Pregnancy Childbirth. 2014;14: 118. 3. Ebuehi OM, Akintujoye I. Perception and utilization of traditional birth attendants by pregnant women attending primary health care clinics in a rural Local Government Area in Ogun State, Nigeria. Int J Womens Health. 2012;4: 25–34. 4. Andrews JO, Felton G, Wewers ME, Heath J. Use of Community Health Workers in Research With Ethnic Minority Women. J Nurs Scholarsh. 2004;36: 358–365. 5. Jareethum R, Titapant V, Chantra T, Sommai V, Chuenwattana P, Jirawan C. Satisfaction of healthy pregnant women receiving short message service via mobile phone for prenatal support: A randomized controlled trial. J Med Assoc Thai. 2008;91: 458–463.
DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.40551
Article Metrics
Abstract views : 781 | views : 858Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).