Penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak di pusat pelayanan terpadu kekerasan berbasis gender dan anak kabupaten Banyumas

https://doi.org/10.22146/bkm.44881

Shofya Indraguna(1*), Amirah Wahdi(2), Tri Wuryaningsih(3)

(1) Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Tujuan: Menggambarkan penanganan kasus KTA pencabulan oleh PPT-PKBGA Kabupaten Banyumas dan memberikan alternatif solusi berdasarkan tinjauan literature. Metode: Menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus yang bersifat descriptive observational. Cara pengambilan data dilakukan dengan observasi, analisis data sekunder dan dokumentasi. Hasil: Berdasarkan data penanganan kasus di PPT-PKBGA Kabupaten Banyumas diketahui bahwa KTA merupakan kasus yang tinggi baik di tahun 2018 sebesar 44,7%. Kasus KTA yang paling sering terjadi adalah pencabulan sebanyak 57,1% dari jumlah kasus KTA yang terjadi di tahun 2018. Banyumas telah memiliki Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2015 tentang penyelenggaraan perlindungan korban kekerasan berbasis gender dan anak yang dilaksanakan oleh PPT-PKBGA dibawah Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan dan Anak (DPPKBP3A). Dalam melakukan pelayanan kasus KTA pencabulan dilakukan pendampingan psikis dan pendampingan hukum. Namun biaya perjalanan konseling tidak dilayani oleh pemerintah, tanpa memperhatikan kondisi ekonomi dan domisili korban. Tingginya kasus KTA pencabulan di Kabupaten Banyumas, namun belum terlihat aksi pencegahan yang serius. Simpulan: Pola kasus kekerasan berbasis gender dan anak di PPT-PKBGA Kabupaten Banyumas terus meningkat, dan yang paling banyak terjadi adalah KTA pencabulan. Solusi alternatif untuk menangani kasus KTA pencabulan adalah pencegahan yang berfokus terhadap peran orang tua, pendidikan dan sosialisasi kesehatan seksual berbasis sekolah, sounding out tentang efek dan hukuman dari KTA pencabulan.


Keywords


kekerasan seksual anak; pencabulan; gender



References

  1. Davies, S. E. & True, J. (2017) The politics of counting and reporting conflict-related sexual and gender-based violence: The case of Myanmar. International Feminist Journal of Politics, 19(1): 4-21.
  2. Dubowitz, H. (2017) Child sexual abuse and exploitation—A global glimpse. Child abuse & neglect, 662-8.
  3. Mendelson, T. & Letourneau, E. J. (2015) Parent-focused prevention of child sexual abuse. Prevention Science, 16(6): 844-852.
  4. Murray, C. J., Abraham, J., Ali, M. K., Alvarado, M., Atkinson, C., Baddour, L. M., Bartels, D. H., Benjamin, E. J., Bhalla, K. & Birbeck, G. (2013) The state of US health, 1990-2010: burden of diseases, injuries, and risk factors. Jama, 310(6): 591-606.
  5. Ningsih, Hennyati, S., Ermaya & Bayu, S. (2018) Kekerasan Seksual pada Anak di Kabupaten Karawang. Jurnal Bidan, 4(2).
  6. Peters, J. S. & Wolper, A. (2018) Women's rights, human rights: International feminist perspectives:Routledge.
  7. PPT-PKBGA. (2019) Data Penanganan Kasus Berbasis Gender dan Anak. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kabupaten Banyumas. Purwokerto.
  8. Syahputra, R. (2018) Penanggulangan Terhadap Tindakan Kekerasan Seksual pada Anak Ditinjau dari Undang-Undang Perlindungan Anak. LEX CRIMEN, 7(3).
  9. Wahyuni, S. (2016) Perilaku Pelecehan Seksual dan Pencegahan Secara Dini Terhadap Anak. RAUDHAH, 4(2).
  10. Walsh, K., Zwi, K., Woolfenden, S. & Shlonsky, A. (2018) School-based education programs for the prevention of child sexual abuse: a Cochrane systematic review and meta-analysis. Research on social work practice, 28(1): 33-55.
  11. WHO (2009) Global health risks: mortality and burden of disease attributable to selected major risk factors. Geneva.
  12. Wuryaningsih, T., Baharudin, N. & Mutahir, A. (2017) Advokasi korban kekerasan berbasis gender dan anak (studi kasus di kabupaten banyumas). Pengembangan Sumber Daya Pedesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan, Purwokerto.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.44881

Article Metrics

Abstract views : 5033 | views : 3521

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter