Analisis spasial kejadian diare di kabupaten Brebes

https://doi.org/10.22146/bkm.45098

Yosef Muhamad Rachman Baniaz Muliawan(1*), Sabarinah Prasetyo(2)

(1) Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
(2) Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Tujuan: Penanganan kasus diare di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 hanya 10%, Kabupaten Brebes sebagai wilayah dengan jumlah penduduk terbesar di Provinsi Jawa Tengah hanya menunjukkan 12,5% dalam penanganan kasus Diare. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari apakah ada hubungan antara prevalensi Diare dengan faktor-faktor determinan seperti sanitasi lingkungan, perilaku sehat dan akses populasi. Sehingga dapat menentukan kecamatan mana yang menjadi prioritas utama untuk penanganan Diare di Kabupaten Brebes. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analisis spasial menggunakan perangkat lunak ArcView GIS 3.3 menggunakan data sekunder dari Profil Kesehatan Kabupaten Brebes 2016; analisis akhir ditampilkan dalam peta tematik dengan kategori Baik, Sedang dan Buruk. Hasil: Prioritas utama untuk Intervensi dalam diare adalah Kecamatan Larangan dengan kategori buruk. Prioritas intervensi ketiga adalah Kecamatan Salem dengan kategori Baik. Sedangkan 15 dari 17 Kecamatan di Kabupaten Brebes termasuk dalam kategori sedang sebagai prioritas intervensi kedua. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecamatan Larangan adalah Akses masyarakat yang rendah (Air Bersih (%) <67.21; Jamban Sehat (%) <51.59; Peyedia Air Minum memenuhi syarat (%) <25), Sanitasi Lingkungan dalam kategori sedang (51> Rumah Sehat (%) <62; 7> STBM (%) <28; 33> Tempat Pengolahan Makanan memenuhi syarat (%) <55) dan Faktor Perilaku dalam kategori sedang PHBS (55,89 - 77,13%). Faktor yang paling signifikan untuk Kecamatan Salem adalah Faktor Sanitas lingkungan dari aspek capaian STBM (30,77%) paling tinggi dibandingkan dengan 16 kecamatan lainnya. Simpulan: Secara spasial ada hubungan yang signifikan antara diare dan sanitasi lingkungan, perilaku sehat dan akses populasi di Kabupaten Brebes pada tahun 2016. Pencegahan peningkatan kasus diare di Kabupaten Brebes, diharapkan pada masa yang akan datang dapat meningkatkan cakupan rumah sehat, penerapan STBM, Keluarga ber-PHBS dan kontrol kesehatan terhadap Penyedia Air Minum.


Keywords


ArcView GIS; analisis spasial; diare



References

  1. WHO. Diarrhoeal disease. 2017.
  2. Yunita, Susanna D. Gambaran Spasial Diare untuk Upaya Sistem Kewaspadaan Dini Kota Tangerang. KESMAS Natl Public Heal J. 2009;3(4):154–60.
  3. Muhajjar M, Rahardjo M, Astorina N, Dewanti Y. Analisis Spasial Hubungan Kualitas Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Balita di Kecamatan Genuk Kota Semarang. J Kesehat Masy. 2016;4(3):807–16.
  4. Yusuf S. Profil Diare di Ruang Rawat Inap Anak. Sari Pediatr. 2011;13(4):265–70.
  5. Ni KEE. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita yang berobat ke badan rumah sakit umum tabanan. Kesehat Lingkung. 2014;4(2):134.
  6. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. 2017. 1-220 hal.
  7. Dinkes Provinsi Jateng. Profil Kesehatan Jateng 2016. DINKES jateng. 2016;1(24).
  8. Dinkes Provinsi Jateng. Profil Kesehatan Provinsi Jateng 2015. 2015;46–7.
  9. Dinkes Kabupaten Brebes. Profil Kesehatan Kabupaten Brebes. 2016.
  10. Notoatmodjo S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003. 210 hal.
  11. BPS Kabupaten Brebes. Kabupaten Brebes Dalam Angka. Vol. 1. Kabupaten Brebes; 2017.
  12. As-Syakur A. Pengenalan ArcView Untuk Dasar Analisis Sistem Informasi Geografi Untuk Dasar Analisis Sistem Informasi Geografi (SIG). Denpasar: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), Universitas Udayana; 2006.
  13. Astuti R. Peranan Sistem Informasi Geografis. Media Inform STIMIK LIKMI. 2006;5(3).
  14. Dini F, Machmud R, Rasyid R. Hubungan faktor lingkungan dengan kejadian diare balita di wilayah kerja Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2013. J Kesehat Andalas. 2015;4(2):453–61.
  15. Hannif, Mulyani NS, Kuscithawati S. Faktor Risiko Diare Akut pada Balita. Ber Kedokt Masy. 2011;27(3):10–7.
  16. Rifai R, Wahab A, Prabandari YS. Kebiasaan cuci tangan ibu dan kejadian diare anak : studi di Kutai Kartanegara. Ber Kedokt Masy. 2016;32(11):409–14.
  17. Mukti DA, Raharjo M, Astorina N, Dewanti Y. Hubungan Antara Penerapan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Dengan Kejadian Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibogor Kabupaten Tegal. J Kesehat Masy FKM Univ Diponegoro. 2016;4(7):767–75.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.45098

Article Metrics

Abstract views : 4014

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter