Pola asuh dan pola makan sebagai faktor risiko stunting balita usia 6-24 bulan suku Papua dan non Papua

https://doi.org/10.22146/bkm.46336

Fiyanita Nesa Ramadhani(1*), BJ Istiti Kandarina(2), I Made Alit Gunawan(3)

(1) Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada
(3) Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


Parenting and feeding paterns as risk factors for stunting toddlers aged 6-24 months Papuans and Non-Papuans

Purpose: Stunting or short is one indicator of chronic nutritional status that has long-term effects. The stunting prevalence in Indonesia in 2013 was 37.2% and in Papua in 2016 amounted to 51.72%. In 2017 there were 527 stunting toddlers in Keerom Regency and 214 toddlers found in Skanto District. This study aims to determine the risk of parenting and feeding patterns to the incidence of stunting of children aged 6-24 months in the Papuan and Non-Papuan tribes in the Arso III Health Center, Keerom.

Method: This type of research is observational with a case-control design. A total of 160 toddlers were divided into 40 cases and 40 controls in each tribe. Data collection uses parenting questionnaires and SQ-FFQ. Data analysis used the Independent T-Test, Mann-Whitney, Chi-Square and Multiple Logistic Regression.

Results: The results of the bivariate analysis showed that there were differences in energy and protein intake and there were no differences in parenting and types of food in Papua and non-Papuan stunting children. In the Papuan tribe there is a relationship between parenting (OR=5.57), energy intake (OR=16.71), protein intake (OR=13.77), type of food (OR=4.63), and incidence of diarrhea (OR= 3.14) with the incidence of stunting. In the Non-Papuan tribe, there is a relationship between parenting (OR=8.03), energy intake (OR=11.76) and protein intake (OR=26.71) with the incidence of stunting. The results of multivariate analysis showed that the factors that contributed to the incidence of stunting in the Papuan tribe were parenting, energy intake, protein intake, and diarrhea, while in the Non-Papuan tribes were parenting, energy intake and protein intake.

Conclusion: Parenting, energy intake and protein intake are risk factors for stunting in Papuans and non-Papuans. Energy intake is the most dominant factor in Papuans, while in Non-Papuans is protein intake. It is hoped that the local government can create special family assistance programs or activities to overcome stunting and use land that can prevent or overcome stunting.


Keywords


parenting; feeding pattern; Papua and Non-Papuan tribes; stunting

Full Text:

PDF


References

  1. Bentian I, Mayulu N, Rattu AJM. Faktor Resiko Terjadinya Stunting Pada Anak TK Di Wilayah Kerja Puskesmas Siloam Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe Propinsi Sulawesi Utara. JIKMU. 2015;5(1):1–7.
  2. Onis M De, Branca F. Childhood Stunting : a Global Perspective. Matern Child Nutr. 2016;12(1):12–26.
  3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010. Jakarta; 2010.
  4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013. Jakarta; 2013.
  5. Dewan Ketahanan Pangan Papua, Badan Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluhan Papua, World Food Programme. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Papua. Jayapura; 2016.
  6. Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom Tahun 2017. Keerom; 2018.
  7. Asrar M, Hadi H, Boediman D. Pola Asuh, Pola Makan, Asupan Zat Gizi dan Hubungannya dengan Status Gizi Anak Balita Masyarakat Suku Nuaulu di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. J Gizi Klin Indones. 2009;6(2):84–94.
  8. Birhanu, Mekonen, Atenafu, Abebaw. Stunting and Associated Factors among Children Aged 6-59 Months in Lasta Woreda , North East Ethiopia , 2015 : A Community Based Cross Sectional Study Design. J Fam Med. 2017;4(3):1–8.
  9. Abeway S, Gebremichael B, Murugan R, Assefa M, Adinew YM. Stunting and Its Determinants among Children Aged 6-59 Months in Northern Ethiopia: A Cross-Sectional Study. J Nutr Metab. 2018;2018:1–8.
  10. Sudarsono IMR. Hubungan antara Asupan Protein dari Seafood, Tinggi Badan Orang Tua dan Penyakit Infeksi dengan Stunting pada Anak Usia 2-5 Tahun Suku Bajau di Sulawesi Tenggara. Universitas Gadjah Mada; 2016.
  11. Aramico B, Sudargo T, Susilo J. Hubungan Sosial Ekonomi, Pola Asuh, Pola Makan dengan Stunting pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah. J Gizi dan Diet Indones. 2013;1(3):121–30.
  12. Batiro B, Demissie T, Halala Y, Anjulo AA. Determinants of Stunting Among Children Aged 6-59 Months at Kindo Didaye Woreda, Wolaita Zone, Southern Ethiopia: Unmatched Case Control Study. PLoS One. 2017;12(12):1–15.
  13. Wahdah S, Juffrie M, Huriyati E. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Umur 6-36 Bulan di Wilayah Pedalaman Kecamatan Silat Hulu, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. J Gizi Dan Diet Indones. 2015;3(2):119–30.
  14. Sugandi Y. Analisis Konflik dan Rekomendasi Kebijakan Mengenai Papua. Jakarta; 2008.
  15. Bela S, Djarwoto B, Gunawan IM. Pola Makan Suku Asli Papua dan Non-Papua sebagai Faktor Risiko Kejadian Hipertensi. J Gizi Klin Indones. 2014;10(4):198–208.
  16. Abeng AT, Ismail D, Huriyati E. Sanitasi, Infeksi, dan Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. 2014;10(03):159–68.
  17. Ew M, An M. Nutrition Status and Associated Factors among Children in Public Primary Schools in Dagoretti, Nairobi, Kenya. Afr Health Sci. 2013;13(1):39–46.
  18. Rini I, Pangestuti DR, Rahfiludin MZ. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Terhadap Perubahan Status Gizi Balita Gizi Buruk Tahun 2017 (Studi di Rumah Gizi Kota Semarang). J Kesehat Masy. 2017;5(4):698–705.
  19. Adelina FA, Widajanti L, Nugraheni SA. Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu, Tingkat Konsumsi Gizi, Status Ketahanan Pangan Keluarga dengan Balita Stunting (Studi pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Kabupaten Semarang). J Kesehat Masy. 2018;6(5):361–9.
  20. Loya RRP, Nuryanto. Pola Asuh Pemberian Makan pada Balita Stunting Usia 6-12 Bulan di Kabupaten Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur. J Nutr Coll. 2017;6(1):83–95.
  21. Paudel R, Pradhan B, Wagle R, Pahari D, Onta S. Risk Factors for Stunting Among Children : A Community Based Case Control Study in Nepal. Kathmandu Univ Med J. 2012;39(3):18–24.
  22. Hartono, Widjanarko B, Setiawati M. Hubungan Perilaku Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PBHS) pada Tatanan Rumah Tangga dengan Status Gizi Balita Usia 24-59 Bulan. J Gizi Indones. 2017;5(2):88–97.
  23. Sholikah A, Rustiana ER, Yuniastuti A. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita di Pedesaan dan Perkotaan. Public Heal Perspect J. 2017;2(1):9–18.
  24. Munjidah A, Dwi F. Differences Betwen Massage Tui Na and Acquisit Point BL 20, BL 21 and SP 6 in Overcoming Eating Difficulty. Proceeding Surabaya Int Heal Conf. 2017;293–9.
  25. Sulistianingsih A, Yanti DAM. Kurangnya Asupan Makan sebagai Penyebab Kejadian Balita Pendek (Stunting). J Dunia Kesehat. 2013;5(1):71–5.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.46336

Article Metrics

Abstract views : 5177 | views : 4608

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter