Produktivitas Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Rakyat di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun
Okto Maujana Purba, Toekidjo, Joko Prajitno(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Usaha peningkatan nilai ekspor hingga saat ini masih menemui hambatan karena umumnya kopi Indonesia bermutu rendah. Rendahnya mutu kopi Indonesia menyebabkan harga yang diterima petani rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui produktivitas kopi Arabika dengan spesifik lokasi pada lahan pasiran (regosol) dengan ketinggian tempat 800 – 1500 mdpl dan type iklim D (daerah sedang) (Schmidt-Ferguson). Untuk mengevaluasi dan memberi saran kepada pemerintah daerah dan masyarakat umum, khususnva kepada petani tentang cara budidaya kopi Arabika agar diperoleh hasil yang optimal. Penelitian ini bertujuan mengetahui produktivitas kopi Arabika dengan spesifik lokasi pada lahan pasiran (regosol) dengan ketinggian tempat 800 – 1500 mdpl dan type iklim D (daerah sedang) (Schmidt-Fergoson). Metode yang digunakan adalah metode survei agronomi untuk mendapatkan data primer dan sekunder.
Dari beberapa desa di Kecamatan Raya tersebut diambil 5 desa sebagai sampel yang diperkirakan memiliki tingkat intensifikasi yang berbeda dan produksi kopi yang lebih baik dibandingkan desa yang lain, dari tiap desa diambil satu kelompok tani, dan dari tiap kelompok tani diambil 10 petani sebagai sampel sehingga jumlah keseluruhan ada 50 petani sampel dan dilanjutkan dengan wawancara.Pengukuran di lahan petani meliputi data produksi buah pertanaman sampel serta komponen produksinya. Untuk membandingkan tingkat intensifikasi budidaya tanaman di dusun Nagatongah, Tambanan, Rayatonah, Baringin Raya dan Sinondang dengan menggunakan analisis Varians Rancangan Tersarang (Nested Design). Hasil penelitian menunjukkan dusun Tambahan lebih baik produksi kopi arabika dibandingkan dusun Nagatongah, Rayatonah, Baringin Raya dan Sinondang. Pengaruh langsung karakter agronomi yang paling kuat mempengaruhi produksi kopi di dusun Nagatongah, Tambahan, Baringin Raya dan Sinondang adalah diameter kanopi. Produksi kopi Arabika di Kecamatan Raya lebih banyak dipengaruhi oleh karakter agronomi yaitu jumlah cabang produktif, jumlah tandan per cabang, jumlah buah per tandan, total buah perpohon dan diameter kanopi.
Dari beberapa desa di Kecamatan Raya tersebut diambil 5 desa sebagai sampel yang diperkirakan memiliki tingkat intensifikasi yang berbeda dan produksi kopi yang lebih baik dibandingkan desa yang lain, dari tiap desa diambil satu kelompok tani, dan dari tiap kelompok tani diambil 10 petani sebagai sampel sehingga jumlah keseluruhan ada 50 petani sampel dan dilanjutkan dengan wawancara.Pengukuran di lahan petani meliputi data produksi buah pertanaman sampel serta komponen produksinya. Untuk membandingkan tingkat intensifikasi budidaya tanaman di dusun Nagatongah, Tambanan, Rayatonah, Baringin Raya dan Sinondang dengan menggunakan analisis Varians Rancangan Tersarang (Nested Design). Hasil penelitian menunjukkan dusun Tambahan lebih baik produksi kopi arabika dibandingkan dusun Nagatongah, Rayatonah, Baringin Raya dan Sinondang. Pengaruh langsung karakter agronomi yang paling kuat mempengaruhi produksi kopi di dusun Nagatongah, Tambahan, Baringin Raya dan Sinondang adalah diameter kanopi. Produksi kopi Arabika di Kecamatan Raya lebih banyak dipengaruhi oleh karakter agronomi yaitu jumlah cabang produktif, jumlah tandan per cabang, jumlah buah per tandan, total buah perpohon dan diameter kanopi.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/veg.1520
Article Metrics
Abstract views : 23380 | views : 24266Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
VEGETALIKA journal indexed by: