Pengaruh Waktu dan Tinggi Pemotongan Tunggul terhadap Komponen Hasil dan Hasil Padi (Oryza sativa L.) Ratun

https://doi.org/10.22146/veg.35773

Vicky Silvia Nuzul(1*), Didik Indradewa(2), Dody Kastono(3)

(1) Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Ratun adalah tunas tanaman padi yang tumbuh dari tunggul yang telah dipanen, sehingga dapat memberikan tambahan produksi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membandingkan komponen hasil dan hasil padi ratun dengan padi induk, mempelajari pengaruh waktu dan tinggi pemotongan tunggul terhadap komponen hasil dan hasil padi ratun serta menentukan waktu dan tinggi pemotongan yang optimal bagi komponen hasil dan hasil padi ratun. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2017 di lahan penelitian Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada Kalitirto, Berbah, Sleman, D. I. Yogyakarta. Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak terbagi (split plot) dengan waktu pemotongan sebagai faktor utama dan tinggi pemotongan sebagai anak petak dengan 3 blok sebagai ulangan. Waktu pemotongan terdiri dari 3 aras yaitu saat panen, 7 hari setelah panen, dan 14 hari setelah panen. Tinggi pemotongan terdiri dari 4 aras yaitu 3 cm, 13 cm, 23 cm, dan 33 cm di atas permukaan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen hasil dan hasil padi ratun lebih rendah dibandingkan padi induk. Pemotongan yang dilakukan pada saat panen, 7, 14 hsp dengan ketinggian pemotongan dekat dengan permukaan tanah akan memperlambat fase generatif, meningkatkan komponen hasil dan hasil padi ratun. Komponen hasil dan hasil padi ratun tertinggi dicapai pada pemotongan yang dilakukan saat panen dengan ketinggian 3 cm di atas permukaan tanah dengan hasil gabah 3,54 ton/ha.


Keywords


padi ratun, tinggi pemotongan, waktu pemotongan, hasil, komponen hasil

Full Text:

PDF


References

Abdulrachman, S., E. Suhartatik, Erdiman, Susilawati, Z. Zaini, A. Jamil, M. J. Mejaya, P. Sasmita, B. Abdulah, Suwarno, Y. Baliadi, A. Dhalimi, Sujinah, Suharma dan E. S. Ningrum. 2015. Panduan Teknologi Budidaya Padi Salibu. . Diakses pada 21 Agustus 2016.

Akhgari. H, Niyaki S.A.N. 2014. Effects of first harvest time on total yield and yield component in twice harvesting of rice (Oryza sativa L.) in Rasht, Iran. Int. J. Biosci. 4(5): 210-215.

Badan Pusat Statistik. 2015. Survei sosial ekonomi nasional 2016 Maret. . Diakses 8 Januari 2017.

Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian. 2013. Optimalisasi Lahan Melalui Teknologi Salibu, satu kali tanam 3 kali panen 1 tahun. Dirjen Prasarana dan Sarana. Kementerian Pertanian.

Erdiman, Nieldalina, Misran, dan Y. Mala. 2013. Peningkatan produksi padi dengan teknologi spesifik lokasi sumatera barat (teknologi salibu). Laporan Hasil Pengkajian Tahun 2013. BPTP, Sumatera Barat.

Islam MS, Hasannuzzaman M, Rukonuzzaman. 2008. Ratoon rice response to different fertilizer doses in irrigated condition. J Agric Conspect Sci: 197-202.

Madani A., Rad, Pazoki, Noumoammdi, and Zarghami. 2010. Wheat (Triticum aestivum L.) grain filling and dry matter partitioning responses to source:Sink modification under post-anthesis waterand nitrogen deficiency. Maringa. 32 (1):145-151.

Nyoto, W. 2014. Respon tanaman padi (Oryzasativa L.) sistem ratoon terhadap tinggi pemangkasan dan dosis pemberian mikoriza pada fave vegetatif. Fakultas Pertanian. Universitas Pembangunan Nasional. Skripsi.

Pasaribu, P.O. 2016. Sifat fisiologi dan agronomi padi ratun dengan sistem salibu pada budidaya System of Rice Intensification (SRI). Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Skripsi.

Suhartik, E., Abdulrachman, Makarim A.K., Widyanto, Indra, Pratiwi G.R., Rifki, Trisnaningsih, Mansur ,A.., Sukmana, C., Darmawan, A., Pulung. 2015. Studi potensi ratun sistem Salibu pada beberapa varietas padi sawah. Laporan Akhir Tahun. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Susilawati. 2011. Agronomi Ratun Genotipe-Genotipe Padi Potensial untuk Lahan Pasang Surut. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Susilawati, S.P.Purwoko, H. Aswidinnoor, E. Santosa.2012. Tingkat produksi atun berdasarkan tnggi pemotongan batang padi sawah saat panen. J. Agron. Indonesia. 40 (1):1-7.



DOI: https://doi.org/10.22146/veg.35773

Article Metrics

Abstract views : 6495 | views : 7347

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Vegetalika

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

VEGETALIKA journal indexed by: 

 

       

  

View My Stats