Pengaruh Pemanasan Terhadap Perkecambahan dan Kesehatan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merrill)

https://doi.org/10.22146/veg.5156

Meilan Situmeang, Azis Purwantoro, dan Sri Sulandari(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


INTISARI

Benih kedelai bersertifikat yang beredar di pasar hanya menjamin gaya berkecambah dan kemurnian benih. Dalam uji sertifikasi pada umumnya belum memasukkan kriteria tambahan kesehatan benih. Benih yang terinfeksi patogen dapat berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman dan menjadi sumber infeksi di lapangan. Perlakuan benih merupakan bagian dari praktek untuk menjaga kualitas benih. Perlakuan benih berfungsi untuk menghilangkan sumber infeksi benih, melindungi benih dari patogen dan hama, dan meningkatkan perkecambahan benih. Penelitian inibertujuanuntuk mengetahui pengaruh perlakuan pemanasan dengan perendaman dan pengovenan terhadap perkecambahan dan keberadaan patogen pada perkecambahan benih kedelai serta mengetahui perlakuan pemanasan yang tepat untuk mengurangi patogen benih tanpa menurunkan gaya berkecambah benih kedelai. Penelitian dilakukan dengan cara merendam dan mengoven benih kedelai pada suhu dan lama waktu yang berbeda. Kedua perlakuan pemanasan ini diamati terpisah. Penelitian menggunakan rancangan faktorial 3x3. Faktor pertama adalah suhu, dan faktor kedua waktu. Untuk perlakuan perendaman dilakukan pada suhu 45, 55, dan 65 °C dengan lama waktu 10, 20, dan 30 menit. Perlakuan pengovenan juga dilakukan pada tiga suhu berbeda yaitu pada suhu 50, 60, dan 70°C dengan lama waktu pengovenan 1,2, dan 3 jam. Perlakuan kontrol dilakukan dengan langsung menanam benih di atas kertas saring dalam petridish dan di bak perkecambahan tanpa diberi perlakuan pemanasan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Untuk membandingkan perlakuan perendaman atau pengovenan dengan kontrol dilakukan uji T. Perlakuan perendaman pada suhu 45 °C selama 10 menit adalah perlakuan pemanasan yang tepat karena dengan waktu perlakuan yang singkat dapat mengurangi 9 jenis koloni jamur yang tumbuh saat perkecambahan tanpa menurunkan gaya berkecambah benih kedelai. Hasil yang diperoleh menunjukkan perlakuan pemanasan pada suhu 60-70°C dapat menurunkan nilai perkecambahan benih.

Kata Kunci : benih kedelai, perlakuan pemanasan, perkecambahan benih, patogen.



References

Ade Syahputra dan Ranta Hadi. 2011. Perlakuan Udara Panas terhadap Kedelai untuk Eradikasi Cendawan Model Microcyclus ulei. Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian. Universitas Padjajaran Bandung.

Adisarwanto, T., Marwoto, B.S. Rajid, A.G. Manshuri, dan C. Floyd. 1989. Survei budidaya kedelai di lahan petani Jawa Timur. Balittan Malang. 20 p.

Agarawal, V.K. and J.B. Sinclair. 1996. Principles of Seed Pathology 2nd edition. Volume I. CRC Press. Boca Raton, Florida. 539p.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Ketersediaan Tekhnologi Dalam Mendukung Peningkatan Produksi Kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.

Bang, J., K. Haeyoung, K. Hoikyung, R.B. Larry, dan R. Jee-Hoon. 2010. Combined effects of chlorine dioxide, drying, and dry heat treatments in inactivating microorganisms on radish seeds. doi:10.1016/j.fm.2010.09.002.

Budiarti. 2013. Kontaminasi Fungi Aspergillus sp. Pada Biji Jagung di Tempat Penyimpanan dengan Kadar Air yang Berbeda. Yogyakarta : Jurnal Balai Pengkajian Teknologi Petanian Yogyakarta.

Coperland, L.O. and Mc.Donald M.D. 1985. Seed pathology and phytopathological testing. In Principles of seed science and technology. Bungee Publ.Camp USA. p. 245-271.

Desai, B.B., Koteccha P.M., Salunkne D.K. 1997. Seeds Hand Book: Biology, Production, Processing and Storage. Marcel Dekker Inc. 787 p.

Direktorat Perlindungan Tanaman Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.2006.Hama dan Penyakit Tanaman Kedelai. Identifikasi dan Pengendaliannya. Bogor.

Forsberg, G. 2004. Control of Cereal Seed-borne Diseases by Hot Humid Air Seed Treatment. Doctoral thesis. Swedish University of Agricultural Sciences Uppsala.

Gibson, IAS. 1953. Crown busuk, penyakit bibit kacang tanah disebabkan oleh Aspergillus niger. II. Sebuah Pengaruh Anomali Lincah Biji Perbanorgani. Trans. Brit. Mycol. Soc:.. 36 119-122.

Heddy, S., 1986. Hormon Tumbuhan. Rajawali, Jakarta.

Ilyas, S., Amiyarsih, T. S. Kadir. 2008a. Metode Uji dan Teknik Peningkatan Kesehatan Benih Padi [Makalah]. Di dalam Sinkronisasi Pengembangan Mutu Benih Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura; Banten, 26-28 Agustus 2008. Hal 1-16 (tidak dipublikasikan).

Jain dan Neema AC. 1952. Busuk Aspergillus benih kacang tanah. Sci.& Cult-17:348-349.

Kuswanto, H. 1997. Anaslisis Benih. Yogyakarta : Andi Offset. 140 hal.

Neergard, P. 1977. Seed pathology. TheMc Millan Press Ltd. London. 839 p.

Nyana, D.N., G. Suastika, K.T. Natsuaki. 2008. The Effect of Dry Heat Treatment on Tobacco Mosaic Virus Contaminated Chili Pepper Seeds. ISSAAS Journal. 2008. Vol. 13. No. 3.

O’Reilly, C. & De Atrip, N. 2007. Seed moisture content during chilling and heat stress effects after chilling on the germination of common alder and downy birch seeds. Silva Fennica 41(2): 235–246.

Ominski, K.H., R.R. Marquardt, R.N. Sinha dan D. Abramson. 1994. Ecological Aspects of Growth and Mycotoxin Production by Storage Fungi in J.d.Miller and H.l Trenholm. (eds). Mycotoxins In Grain: Compounds Otherthan Aflatoxin. Eagan, Minnesota

Rasminah, Siti. 2010. Penyakit-Penyakit Pasca Panen Tanaman Pangan. UB Press. Malang.

Rukmana R & Yuniarsih Y. 1999. Kedelai, Budidaya dan Pascapanen, Kanisius, Yogyakarta.

Saleh, N. 1996. Seed transmitted viruses of soybean in Indonesia in relation to certification and production of healthy seeds. Consultant Report of Palawija Seed Production and Marketing Project. 29 p.

Saleh, N. 1998. Peningkatan mutu benih kedelai asal sistem Jabalsim dari aspek kesehatan benih. Prosiding Lokakarya Sistem Produksi dan Peningkatan Mutu Benih Kedelai di Jawa Timur. JICA-BPTP Karangploso-Diperta Jawa Timur. p. 61-79

Saleh, N. 1999. Penyakit terbawa benih kedelai. Pelatihan Plant Pathology. Lawang, 1-5 Nopember 1999. 16 p.

Saleh,N. 2007. Sistemproduksi kacang-kacangan untukmenghasilkan benih bebas virus. Iptek Tanaman Pangan 2 (1):68-78.

Semangun, H. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Semangun, H. 1993. Penyakit-Penyakit Tanaman Holtikultura. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman di Indonesia. UGM Press, Yogyakarta.

Sumarno. 1998. Penyediaan benih berdasarkan adaptasi varietas kedelai pada agroklimat spesifik. Prosiding Lokakarya Sistem Produksi dan Peningkatan Mutu Benih Kedelai di Jawa Timur. JICA-BPTP Karangploso-Diperta Jawa Timur. p. 1-12.

Sudjono, M.S. 1988. Penyakit jagung dan pengendaliannya. Dalam Subandi, M. Syam, dan A, Widjoyo. Jagung. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor : 381-394.

Sutopo,L. 1998. Teknologi Benih Cetakan 4. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 224 hal.

Syarifudin, Baharsyah. 1990.Upaya Peningkatan dan Pengaturan Tataniaga Kedelai

Menuju Swasembada Pangan dalam Menyongsong Era Tinggal Landas. Proseding Seminar Sehari. Sekolah Tinggi Pertanian Tanjungsari. Sumedang.

Toyoda, K., Y. Hikichi, S. Takeuchi, A. Okumura, S. Nasu, T. Okuno and K. Suzuki. 2004. Efficient Inactivation of Pepper Mild Mottle Virus (PMMoV) in Hervested Seed in Green Pepper (Capsium annum.L) Assessed by a Reverse Transcription and Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) Based Amplification. Scientific Reports of The Faculty of Agriculture. Okayama University. Vol. 29.

Wahyuni,Yeni. 2008. Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Padi, Jagung, dan Kedelai (Brosur). Balai Proteksi Tanaman Padi, Palawija, dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.



DOI: https://doi.org/10.22146/veg.5156

Article Metrics

Abstract views : 11154 | views : 49270

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)



VEGETALIKA journal indexed by: 

 

       

  

View My Stats