Jumlah Anakan dan Rendemen Enam Klon Tebu (Saccharum officinarum L.) Asal Bibit Bagal, Mata Ruas Tunggal, dan Mata Tunas Tunggal
Hidayatur Rokhman, Taryono, Supriyanta(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
INTISARI
Tebu merupakan jenis tanaman monokotil yang dibudidayakan sebagai tanaman penghasil gula. Tanaman tebu diperbanyak secara vegetatif dalam bentuk bagal, namun pada saat ini telah berkembang metode pembibitan mata ruas tunggal, dan mata tunas tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah anakan dan rendemen gula yang dihasilkan oleh tebu yang berasal dari bibit bagal, mata ruas tunggal, dan mata tunas tunggal dari enam klon tebu komersial. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan faktorial 3x6 disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah jenis bibit tebu yaitu bagal, mata ruas tunggal, dan mata tunas tunggal. Faktor kedua merupakan enam jenis klon tebu yang terdiri dari Bululawang, PS 864, PSJT 941, VMC, PS 881, dan Kidang Kencana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit bagal, mata ruas tunggal, dan mata tunas tunggal tidak memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah anakan tebu pada umur 12 bulan. Interaksi antara metode pembibitan dengan klon nyata pada diameter batang, berat kering akar, kandungan pol tebu, dan rendemen tebu. Klon PS 864 yang ditanam dengan metode bibit bagal menghasilkan rendemen paling baik.
Kata kunci : bibit, klon, anakan, rendemenFull Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Anonim. 2008. Konsepsi Peningkatan Rendemen. . Diakses pada 27 Maret 2013.
Gujja, B., Loganandhan N., V. Vinoud G., Manisha A., Sashi B., dan Alwara S. 2009. Sustainable Sugarcane Initiative : Improving Sugarcane Cultivation in India. Icrishat, Patancheru
Hunsigi, G. 2001. Sugarcane in Agriculture and Industry. Eastern Press, India.
Indrawanto, C., Purwono, Siswanto, M. Syakir, dan W. Rumini. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Tebu. Eska Media, Jakarta.
Jambormias, E dan J. Riry. 2008. Application of GGE Biplot for Stability and Adaptation Evaluation of Genotypes with Multi Environment Trials Data. Jurnal Budidaya Pertanian 4: 84-93.
Loganandhan. N, B. Gujja, V. Vinad Goud, dan U. S. Natarajan. 2012. Sustainable Sugarcane Initative (SSI): A Methodology of More Mith Less. Sugar Tech.
Miller, J. D. dan James.1974. The Influence of Stalk Density on Cane Yields. In: Proceedings of the 15th International Society of Sugar Cane Technologies Congress. Hayne and Gibbon Limited, Durban, South Africa.
Natarajan, U.S. 2011. Tillering in SSI – Emergence, Factors Affecting, Constraints and Solutions.First National Seminar on Sugarcane Sustainable Initiative : 21-23.
Panwhar, R.N, H.K. Keerio, M.H. Khaan, M.A. Rajpute, G.S. Unar, M.I. Mastoi, M. Chohan, A.F. Soomro, dan A.R Keerio. 2003. Relationship betweenYield and Yield Contributing Traits in Sugarcane (Saccharum officinarum L.). Pakistas Journal of Science 3 (2) : 97-99.
Parathasarthy, S.V., 1962. A New Method of Planting Sugarcane. The Madras Agricultural. Journal: 48-203.
Santo, S., H.S. Tjokrodirdjo, dan D. Purwo. 1990. Varietas-Varietas Tebu Pengganti M 442-150 di Lahan Sawah PG Gempolkrep. Artikel Perusahaan Gula Pasuruan XXVI: 27-34.
Santoso, B.E. 2002. Rendemen : Definisi, Prosedur, dan Kaitannya dengan Kinerja Pabrik. Pasuruan, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia.
Sudarti, L. 1994. Varietas Tebu Lahan Kering (Saccharum officinarum L.) Pada Daerah Bercurah Hujan Tinggi. Institut Pertanian Bogor. Skripsi.
Yuliardi, R. 2012. Bud Chip. . Diakses pada 19 Oktober 2013.
DOI: https://doi.org/10.22146/veg.5161
Article Metrics
Abstract views : 7487 | views : 24696Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
VEGETALIKA journal indexed by: