Pengaruh Takaran SP36 Terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Kadar Karotena Bunga Cosmos sulphureus Cav. dan Tagetes erecta L. di Dataran Rendah
Nindya Arini, Dyah Weny Respatie, dan Sriyanto Waluyo(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Dewasa ini, penggunaan zat pewarna alami untuk makanan mulai banyak digunakan. Kenikir merupakan salah satu sumber zat pewarna alami warna kuning dari tanaman karena mengandung pigmen karotenoid. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran SP36 terhadap pertumbuhan, hasil dan kadar karotena dua jenis kenikir di dataran rendah ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juli 2014 di Kebun Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (KP4), Universitas Gadjah Mada, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta. Analisis kadar karotena dilakukan di Laboratorium Proses Separasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi (split plot). Jenis kenikir sebagai petak utama yang digunakan adalah kenikir Lokal (V1) dan kenikir Marigold (V2). Perlakuan takaran SP36 sebagai anak petak yang terdiri dari 5 aras yaitu 0 kg/ha (P0), 75 kg/ha (P1), 150 kg/ha (P2), 225 kg/ha (P3) dan 300 kg/ha (P4) yang diulang sebanyak tiga kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis varian dengan tingkat kepercayaan 95 %. Apabila perlakuan menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji jarak Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan tingkat kepercayaan yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara kenikir Lokal dan takaran SP36 sebesar 150 kg/ha mampu menghasilkan pertumbuhan tanaman dan pembungaan yang terbaik yaitu berat total bunga, jumlah bunga dan periode berbunga.Interaksi antara kenikir Marigold dan takaran SP36 sebesar 150 kg/ha menghasilkan pembungaan terbaik pada waktu muncul bunga yang lebih cepat dan diameter bunga lebih besar. Kenikir Lokal menghasilkan kandungan karotena yang sama baiknya dengan kenikir Marigold.
Kata Kunci :Kadar Karotena, Kenikir Lokal, Kenikir Marigold, SP36,Pembungaan
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Bass, R., A. Brandts and N. Straver. 1995. Growth regulation of bedding plants and poinsettia using low phosphorus fertilizatiom and ebb-flow irrigation. Acta Hort. 378 : 129-135.
Bojović, B and J. Stojanović. 205. Chlorophyl and carotenoid content in wheat
cultivars as a function of mineral nutriton. Arch. Biol. Sci. 57 : 283-290
Deptan. 2011. Tagetes erecta Berguna Bagi Kita. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, Medan.
Handelman, G.J. 2001. The evolving role of carotenoids in human biochemistry. Nutrition 17 : 818–822.
Hansen, C.W and R.W. Howell. 1964. Response to phosphorus availability during vegetative and reproductive growth of crysanthemum. J. Amer. Soc. Hort.Sci 123 : 223-229.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah Ultisol. Akademika Pressindo, Jakarta.
Lingga, P. 1997. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa
Sawit. Gadjah Mada University Press, Jakarta
Sastrapradja, S. 1979. Tanaman Pekarangan. Lembaga Biologi Nasional - LIPI, Bogor.
Seafast Center. 2012. Kuning-Merah-Karotenoid. http://seafast.ipb.ac.id [24 Februari 2014].
Steenis, C.G.G.J. Van. 1987. Flora. Pradnya Paramita, Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.22146/veg.6418
Article Metrics
Abstract views : 2272 | views : 9144Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
VEGETALIKA journal indexed by: