Interpretasi Anomali Data Gravitasi Daerah Panas Bumi "K51S" Berdasarkan Pemodelan 3D
Anis - Hoerunisa(1*), Sismanto Sismanto(2)
(1) Gadjah Mada University
(2) Gadjah Mada University
(*) Corresponding Author
Abstract
Daerah panas bumi "K51S" merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi panas bumi di daerah Sulawesi Tengah. Potensi panas bumi tersebut ditandai dengan adanya manifestasi berupa air panas. Studi lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui keberadaan struktur bawah permukaan daerah panas bumi. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam eksplorasi panas bumi adalah metode gravitasi. Metode gravitasi merupakan metode geofisika untuk memetakan nilai medan gravitasi bawah permukaan secara lateral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran anomali residual dan batas kedalaman heat source dan reservoir daerah penelitian, serta memperoleh gambaran struktur geologi bawah permukaan sistem panas bumi daerah penelitian. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder hasil survei lapangan Tim Geosika Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas bumi (PSDMBP) berupa data anomali gravitasi observasi. Data tersebut kemudian dilakukan pengolahan hingga diperoleh data anomali bouger lengkap (ABL), reduksi bidang datar, dan kontinuasi ke atas untuk pemisahan anomali regional dan residual.
Hasil anomali residual menunjukan nilai anomali tinggi pada rentang 5-13 mGal yang bersesuaian dengan
batuan vulkanik dan anomali rendah berada pada rentang -10-4 mGal tersebar merata di antara anomali tinggi daerah penelitian. Interpretasi pemodelan 3 dimensi menunjukan adanya struktur yang mengontrol sistem panas bumi daerah penelitian adalah sesar Koalarawa dan Towingkoloe. Batuan penyusun sistem panas bumi "K51S" yaitu batuan heat source diinterpretasikan sebagai granit dengan densitas 2,64 { 3,30 gr/cm3 pada kedalaman lebih dari 6 km, batuan reservoir diinterpretasikan sebagai batupasir dengan densitas 1,20-2,34 gr/cm^3 pada kedalaman 1,3 km, batuan caprock diinterpretasikan sebagai batupasir dengan densitas 2,35-2,63 gr/cm^3 pada kedalaman 0,8 km, densitas 2,64-3,30 gr/cm^3 diinterpretasikan sebagai batuan vulkanik, dan endapan permukaan diinterpretasikan sebagai alluvial.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
- Hall R, Blundell DJ. Tectonic evolution of southeast Asia. vol. 106. Geological Society Publishing House; 1996.
- Jonan I, Mulyana R, Saefulhak Y. Potensi Panas Bumi di Indonesia. Jilid 1 ed.; 2017.
- Zarkasyi A, Nurdin NM. Survei Magnetotelurik dan TDEM Daerah Panas Bumi Kadidia "K51S", Provinsi Sulawesi Tengah. Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi; 2014.
- Rahadinata T, Nurdin NM. Survei Terpadu AMT dan Gaya Berat daerah panas bumi Kadidia Selatan, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi; 2014.
- Fujimitsu Y, Nishijima J, Shimosako N, Ehara S, Ikeda K. Reservoir monitoring by repeat gravity measurements at the Takigami geothermal field, Central Kyushu, Japan. In: World Geothermal Congress, Beppu-Marioka, Japan, by International Geothermal Association; 2000. .
DOI: https://doi.org/10.22146/jfi.v24i3.56789
Article Metrics
Abstract views : 5038 | views : 9377Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Anis - Hoerunisa, Sismanto Sismanto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.