Penentuan Batas Wilayah Pengelolaan Laut Pada Berbagai Bentuk dan Kondisi Wilayah (Studi Kasus: Wilayah Berbentuk Pulau, Wilayah Saling Berhadapan, dan Wilayah Saling Berdampingan)

https://doi.org/10.22146/jgise.96765

Mahmud Zakariyah(1*), Novi Silvia(2), Ferryati Masitoh(3), Khoirun Nisa’ Ari Yuniarti(4)

(1) Departemen Geografi, Universitas Negeri Malang, Kota Malang, Jawa Timur, 65145 Indonesia
(2) Departemen Geografi, Universitas Negeri Malang, Kota Malang, Jawa Timur, 65145 Indonesia
(3) Departemen Geografi, Universitas Negeri Malang, Kota Malang, Jawa Timur, 65145 Indonesia
(4) Departemen Geografi, Universitas Negeri Malang, Kota Malang, Jawa Timur, 65145 Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Sebagai negara kepulauan, negara indonesia memiliki wilayah daratan yang lebih sedikit dibandingkan wilayah lautan. Sehingga, penentuan batas pengelolaan wilayah laut penting diketahui sebab berkaitan dengan berbagai aspek sumber daya perairan dan kewenangan dalam menjaga keberlangsungan lingkungan laut. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan hasil visualisasi peta batas administrasi pada wilayah perairan secara kartometrik, yang telah didasarkan atas Permendagri No. 141 Tahun 2017 dan dibuat dengan kelengkapan data-data administrasi Kabupaten Simeulue untuk pengaplikasian metode buffer, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purworejo untuk melakukan metode equidistant line serta data administrasi Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa Barat untuk digunakan metode median line. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa Penentuan batas wilayah laut memiliki cara yang berbeda tergantung kondisi wilayahnya. Wilayah kabupaten atau kota dengan bentuk pulau dianalisis dengan metode buffer, kemudian wilayah dengan pantai yang berdampingan dianalisis menggunakan equidistant line dan menunjukkan hasil bahwa Kabupaten Kebumen memiliki wilayah pengelolaan laut lebih luas dibandingkan Kabupaten Purworejo. Selain itu, untuk wilayah kabupaten atau kota dengan pantai yang berhadapan dianalisis menggunakan median line, sehingga diketahui Kabupaten Lombok Timur memiliki wilayah pengelolaan laut lebih luas dibandingkan Kabupaten Sumbawa Barat.

Keywords


Pemetaan Batas Perairan, Metode Buffer, Equidistant Line, Median Line

Full Text:

PDF


References

Abdullah, Z. A., & Susandini, A. (2018). Media Produksi (Geomembrane) Dapat Meningkatkan Kualitas Dan Harga Jual Garam (Study Kasus: Ladang Garam Milik Rakyat Di Wilayah Madura). Eco-Entrepreneur, 4(1), 21-36. https://doi.org/10.21107/ee.v4i1.3998

Amarrohman, F. J., Awaluddin, M., Nugraha, A. L., & Subiyanto, S. (2019). Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Kabupaten Sumenep Dengan Menggunakan Citra Landsat. Elipsoida: Jurnal Geodesi dan Geomatika, 2(01), 50-54. https://doi.org/10.14710/elipsoida.2019.5018

Arddinatarta, M., Sudarsono, B., & Awaluddin, M. (2016). Analisis Dampak Perubahan Garis Pantai Terhadap Batas Pengelolaan Wilayah Laut Kabupaten Jepara. Jurnal Geodesi Undip, 5(3), 52-60. https://doi.org/10.14710/jgundip.2016.12822

Arifin, A., Awaluddin, M., & Amarrohman, F. J. (2019). Analisis pengaruh perubahan garis pantai terhadap batas pengelolaan wilayah laut daerah Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Geodesi Undip, 9(1), 156-165. https://doi.org/10.14710/jgundip.2020.26159

Arsana, I. M. A. (2018). Batas maritim antarnegara: sebuah tinjauan teknis dan yuridis. UGM PRESS. Badan Informasi Geospasial. (2015). Pentingnya Informasi Geospasial untuk Menata Laut Indonesia.

Astuti, E. D. T., Sabri, L. M., & Awaluddin, M. (2021). Analisis Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Provinsi Berciri Kepulauan dari Citra Sentinel-1a (Studi Kasus: Provinsi Kep. Bangka Belitung). Jurnal Geodesi Undip, 10(2), 69-77. https://doi.org/10.14710/jgundip.2021.30635

BIG. (2015). Pentingnya Informasi Geospasial untuk Menata Laut Indonesia.

BIG. (2017). Indonesia Negara Kepulauan. Badan Informasi Geospasial. Cibinong.

BPS Jateng. (2020). Produksi Perikanan Tangkap Menurut Kabupaten/Kota dan Subsektor di Provinsi Jawa Tengah (Ton), 2016-2019.

BPS NTB. (2018). Data Statistik Produksi Perikanan Tangkap Laut dan Perairan Umum Tahun 2014-2017.

Charney, J. I., & Alexander, L. M. (Eds.). (1993). International maritime boundaries. Martinus Nijhoff Publishers.

Harianja, F. K., Awaluddin, M., & Sudarsono, B. (2019). Analisis Pengaruh Perubahan Garis Pantai Terhadap Batas Pengelolaan Wilayah Laut Daerah Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Citra Landsat. Jurnal Geodesi Undip, 8(4), 205-214. https://doi.org/10.14710/jgundip.2019.25159

Kementerian Dalam Negeri (2017). Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 141 Tahun 2017 Tentang Penegasan Batas Daerah.

Khomsin, K., & Simatupang, R. S. (2016). Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Daerah Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014. Geoid, 12(1), 83-88.

Kurnia, I. (2021). Batas Maritim Indonesia Dan Palau Di Zona Ekonomi Eksklusif. dalam jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 5(2).

Kusumo, A. T. S., & Leksono, H. (2013). Alternatif Penyelesaian Sengketa Wilayah Laut Indonesia-Malaysia. Yustisia, 2(1). https://doi.org/10.20961/yustisia.v2i1.11080

Marewa, Y. B., & Parinussa, E. M. (2020). PERLINDUNGAN PULAU-PULAU TERLUAR INDONESIABERDASARKAN KONSEP NEGARA KEPULAUAN. Paulus Law Journal, 2(1), 1-14. https://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/plj/article/download/476/455

Naufal, A., & Mudia, R. (2022). Economic Analysis of Leading Capture Fisheries Commodities in Simeulue District. Jurnal Impresi Indonesia, 1(7), 711-716. https://doi.org/10.58344/jii.v1i7.157

Nations, U. (1982). United nations convention on the law of the sea (unclos). Tech. rep., United Nations (December 1982).

Pemerintah Republik Indonesia. (2014). Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Puspitawati, D. (2014). Desentralisasi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Kerangka Prinsip Negara Kepulauan. Arena Hukum, 7(2), 210-224.

Prayogo, L. M., & Sukoco, J. E. (2021). Study on Technical Differences in Sea Boundary Determination Based on Permendagri No. 1/2006, Permendagri No. 76/2012 and Permendagri No. 141/2017. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 11(2), 191-197 http://dx.doi.org/10.33512/jpk.v11i2.11392

Prescott, V., & Schofield, C. (2005). The maritime political boundaries of the world. Brill.

Reddy, G. O. (2018). Geographic information system: principles and applications. Geospatial Technologies in Land Resources Mapping, Monitoring and Management, 45-62. https://doi.org/10.1007/978-3-319-78711-4_3

Rustam, I. (2016). Tantangan ALKI dalam Mewujudkan Cita‐cita Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Indonesian Perspective, 1(1), 1-21. https://doi.org/10.14710/ip.v1i1.10426

Simatupang, R. S. (2016). Penentuan batas pengelolaan wilayah laut antara provinsi jawa timur dan provinsi bali berdasarkan undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014. Jurnal Teknik ITS, 5(2), G199-G205. http://dx.doi.org/10.12962/j23373539.v5i2.17392

Suhelmi, I. R., & Prihatno, H. (2015). Pemetaan Spasial Jalur Penangkapan Ikan Dalam Rangka Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, Studi Kasus di WPP 713 dan WPP 716. Jurnal Segara, 11(2). http://dx.doi.org/10.15578/segara.v11i2.7352

Sulistyono, D., Nuryadin, D., & Hadi, A. S. (2014). Evaluasi Tim Penegasan Batas Daerah (Studi Kasus di Provinsi Lampung dan Kalimantan Timur). Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance, 6(1), 53-64. https://doi.org/10.21787/jbp.06.2014.31-40

Sunaryo, T. (2019). Indonesia sebagai negara kepulauan. Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, 2(2), 97-105.

Suryanti, S., Supriharyono, S., & Anggoro, S. (2019). Buku Pengelolaan Pesisir dan Laut. http://eprints.undip.ac.id/81428/

Syafitri, A. K. N., Awaluddin, M., & Amarrohman, F. J. (2017). Analisis Pengaruh Pemilihan Peta Dasar Terhadap Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Secara Kartometris (Studi Kasus: Kabupaten Sumenep, Jawa Timur). Jurnal Geodesi Undip, 6(3), 127-136. https://doi.org/10.14710/jgundip.2017.17198

Tampi, B. (2017). Konflik kepulauan natuna antara indonesia dengan china (suatu kajian yuridis). Jurnal Hukum Unsrat, 23(10).

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnalhukumunsrat/article/view/18589

Tasliman, M. T., & Djunarsjah, E. (2020). PERBANDINGAN METODE EKUIDISTAN DALAM USAHA PENETAPAN BATAS WILAYAH KEWENANGAN DAERAH DI PERAIRAN DARAT (STUDI KASUS: DANAU TOBA, SUMATERA UTARA) COMPARISON OF EQUIDISTANCE METHOD. Jurnal Pertanahan, 10(2)

Tuhulele, P. (2011). Pengaruh Keputusan Mahkamah Internasional dalam Sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan terhadap Penetapan Garis Pangkal Kepulauan Indonesia. Jurnal Sasi, 17(2).

Yuseini, M., Rachmawati, D., Yuardini, F., & Syaifuddin, H. L. (2018). Penyelesaian Sengketa Laut Antara Indonesia dan Malaysia di Wilayah Selat Malaka Menurut Hukum Laut Internasional. Lentera Hukum, 5, 483.

Zhu, X. (2016). GIS for environmental applications: a practical approach. Routledge.



DOI: https://doi.org/10.22146/jgise.96765

Article Metrics

Abstract views : 3047 | views : 2114

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Journal of Geospatial Information Science and Engineering (JGISE) ISSN: 2623-1182 (Online) Email: jgise.ft@ugm.ac.id The Contents of this website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.