Asimilasi Etnis Tionghoa Indonesia Dan Implikasinya Terhadap Integrasi Nasional (Studi Di Kota Tanjungbalai Provinsi Sumatera Utara)

https://doi.org/10.22146/jkn.22672

mustaqfirin Kodiran2(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Keanekaragaman etnis dan budaya di Indonesia merupakan kebanggaan, namun tidak jarang juga menimbulkan permasalahan. Di antara permasalahan terkait suku-bangsa adalah apa yang disebut den gan "masalah Tionghoa". Timbulnya masalah Tionghoa (Suryadinata, 2010: 184-186) lebih disebabkan karena adanya persepsi negatzf terhadap orang Tionghoa. Sebagai solusi untuk men gatasi masalah Tionghoa dalam rangka mewujudkan integrasi nasional, pemerintah menerapkan kebijaksanaan asimilasi. Asimilasi bagi etnis Tionghoa berarti masuk dalam budaya masyarakat setempat, sehingga ciri semula yang khas sebagai orang Tionghoa tidak ada lagi. Dalam menyikapi kebijaksanaan asimilasi, kalangan etnis Tionghoa terbagi dalam dua kelompok (Leo Suryadinata, 2005: xii-xiii)yaitu; asimilasionis dan pluralis (integrasionis). Kelompok asimilasionis berupaya untuk menggabungkan anggota subordinat (minoritas) ke dalam masyarakat superordinat (mayoritas) dengan cara mengadopsi sistem nilai dan gaya hidup kelompok superordinat, sedangkan kelompok pluralis men ghendaki agar kelompok subordinat tetap diperkenankan mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Dalam konteks ini, kelompok subordinat memiliki kecenderungan bersifat sentripetal (asimilasionis), sedan gkan kelompok superordinat cenderung berszfat sentrifugal (pluralis).

Full Text:

PDF


References

Anderson, Benedict, 1985.

Imagined Communities. Reflections, on the Original Spread of Nationalism. London: Verso Edition.

Azwar, Saifuddin, 1998, Metode Penelitian, Yogyakarta- Pustaka Pelajar

Dawis, Aimee, 2009, Orang Indonesia Mencari Identitas Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mustaqfirin dan Kodiran, Asimilasi Etnis Tionghoa Indonesia Dan Implikasinya... 29

Idi, Abdullah, 2009, Asimilasi Cina Melayu di Ban gka, Yogyakarta: Tiara Wacana.

Liliweri, Alo, 1994, "Prasangka Sosial dan Komunikasi Antar-etnik", Jakarta: Majalah Prisma No.12/1994.

Lofland & Lofland, 1984,

Analyzing Social Setting;

A Guide to Qualitative

Observation and Analysis, Belmon, Cal: Wads Worth Publishing Company.

Patji, Abdul Rachman, 2010, "Asimilasi, Akulturasi, dan

Perubahan Masyarakat

Indonesia", (Makalah)

disampaikan 'pada diskusi Desain Kebudayaan Nusantara, April 2010, Jakarta: TMII.

Poerwanto, Hari, 2003, "Orang Cina di Indonesia dan Masalah Integrasi Nasional", (Teks Pidato) Pengukuhan Guru Besar pada Fakultas Ilmu Budaya, Yogyakarta: UGM.

, "Hubungan Antar Suku- Bangsa dan Golongan Serta Masalah Integrasi Nasional", (Makalah) Pada Focus Group Discussion/ FGD, Yogyakarta: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Rupert Emerson, 1962, From Impire to Nation: The Rise of The Assertion of Asian and African People, Boston : Beacon Press.

Schermerhorn, R., 1970,

Comperative Ethnic Relations: Framework for Theory and Research, New York: Random House.

Suhandinata, Justian, 2009,

IA/NI Keturunan Tionghoa Dalam Stabilitas Ekonomi & Politik Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Suryadinata, Leo, 2002, Negara dan Etnis Tiongha; Kasus Indonesia, Jakarta: LP3ES.

, Etnis

Tionghoa dan Pembangunan Ban gsa, Jakarta: LP3ES.

, 2010, Etnis Tionghoa

dan Nasionalisme Indonesia, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.



DOI: https://doi.org/10.22146/jkn.22672

Article Metrics

Abstract views : 36454 | views : 4666

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2016 mustaqfirin Kodiran2

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


web
analytics View My Stats