Pengaruh Konversi Lahan Gambut Terhadap Ketahanan Lingkungan di DAS Kampar Provinsi Riau Sumatera
Wirdati Irma(1*), Totok Gunawan(2), Suratman Suratman(3)
(1) Universitas Muhammadiyah Riau
(2) Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta
(3) Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRACT
Conversion of peatlands into production land caused a decline in environmental quality. This would result in the resilience of the peatland environment to be threatened. The objective of this research was to knew the shape of peatland conversion in each peat depth which caused the decrease of environmental quality, and to knew resilience level the extent of peat land cover for vegetation biodiversity in Riau Kampar Watershed.The method used in this research was survey and transect plot. Transect plots was used to calculated the biodiversity of peatland vegetation.The results showed that the form of conversion of peatlands that occurred in Kampar Watershed of Riau Province in the form of oil palm plantation, rubber, industrial plantation forest and settlement on peat soil with shallow depth until deep depth ranged between 47cm - 883cm. Vegetation biodiversity index value of 0 - 2,83 with low to moderate category.
ABSTRAK
Konversi lahan gambut menjadi lahan produksi menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Hal demikian mengakibatkan ketahanan lingkungan lahan gambut menjadi terancam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bentuk konversi lahan gambut pada masing-masing kedalaman gambut yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, dan mengetahui sejauhmana ketahanan tutupan lahan gambut biodiversitas vegetasi di DAS Kampar Provinsi Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey dan transek plot. Transek plot digunakan untuk menghitung biodiversitas vegetasi lahan gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk konversi lahan gambut yang terjadi di DAS Kampar Provinsi Riau Sumatera berupa perkebunan kelapa sawit, karet, hutan tanaman industri, dan permukiman pada lahan gambut yang mempunyai kedalaman dangkal sampai pada kedalaman sangat dalam, berkisar antara 47cm -883cm. Nilai Indeks biodiversitas vegetasi sebesar 0 – 2,83 dengan kategori rendah sampai sedang
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anonimous, 2006, Lahan Gambut Terkait Perubahan Iklim, Fact Sheet, http://assets.wwfid.panda.org/downloads/faqgambut.pdf, diunduh tanggal 30 April 2018.
Asrofi, A 2017, Strategi Adaptasi Masyarakat Pesisir Dalam Penanganan Bencana Banjir Rob dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah (Studi di Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah), Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 23, no 2, hh. 125-144.
Barchia, M,F 2012,Gambut; Agroekosistem dan Transformasi Karbon, Gadjah Mada Press, Yogyakarta
Cassel, D,K 1997, Aquic Conditions and Hydric Soils: The Problems Soils Foreword, Dalam: M, J, Veppraskas & S, W, Sprecher,(eds), SSSA Special Publication Number 50.
Casson, A., 2002, A forest of palms: The political economyof Indonesia’s oil palm sub-sector and the fate of theforest, in C.J.P. Colfer and I.A.P. Resosudarmo (eds.), Which way forward People, forests and policymakingin Indonesia, hh. 221–245. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
Djufri, 2013, Komposisi Flora Kawasan Rawa Tripa di Kabupaten Aceh Barat, Jurnal Edubio Tropika, Vol. 1, No. 1, hh. 1-60
Giesen, W 1991, Berbak Wildlife Reserve, Jambi, Reconnaisance Survey Report, PHPA/AWB, Sumatera Wetland Project Report, No. 13, Asean Wetland Bureau-Indonesia, Bogor.
Holidi, Syafriyani, E, Warjianto & Sutejo, 2015, Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Pada Tanah Gambut Berbagai Ketinggian Genangan, Jurnal Ilmu Pertanian, Vol. 18 No. 3, hh. 135-140
Iqbal, Muhammad & Sumaryanto, 2007, Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 5, No. 2, hh. 167-182.
Irvan, M 2014, Isolasi dan Enumerasi Bakteri Tanah Gambut di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Tambang Hijau Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Jurnal Agroteknologi, Vol. 5, No. 1, hh. 1-8.
Janti, G.I, Martono, E & Subejo, 2016, Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Guna Memperkokoh Ketahanan Pangan Wilayah (Studi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 22, No. 1, hh. 1-21.
Jauhiainen, J, A, Hooijer & S,E 2012, Carbondioxide emissions from an acacia plantation onpeatland in Sumatra, Indonesia, Journal Biogeosciences, Vol. 9, hh.617–630.
Jaya, P, H, I 2018, Nasib Petani dan Ketahanan Pangan Wilayah (Studi Tentang Kebijakan Pemerintah dan Respons Masyarakat Desa Mulyodadi, Bantul Ketika Harga Komoditas Pertanian Naik), Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 24, no. 1, hh. 77-93.
Las,I, K, Nugroho, & A. Hidayat, 2008, Strategi Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Pengembangan Pertanian Berkelanjutan. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian, Vol. 2(4): hh. 295-298. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor
Lemhannas, 2000, Ketahanan Nasional, Jakarta, Balai Pustaka.
Lisdayanti, Hikmat, A & Istomo, 2016, Komposisi Flora dan Keragaman Tumbuhan di Hutan Rawa Musiman, Rimbo Tujuh Danau Riau, Jurnal Penelitian Hutan dan Konversi Alam, Vol. 3 No 1, hh. 15-28.
Koh, L, P & D,S, Wilcove 2008, Is oil palm agriculturereally destroying tropical biodiversity, Conservation Letters, Vol.1, No. 2, hh, 1–5.
Miettinen, J, C, Shi and S,C, Liew 2012, Two decades ofdestruction in Southeast Asia’s peat swamp forests, Frontiers in Ecology and the Environment, Vol.10, No. 3, hh. 124–128.
Qomar, N, & Jaya, Y,V 2010, Deforestasi dan Penggunaan Lahan Lansekap Semenanjung Kampar, Riau, Seminar dan Lokakarya Revitalisasi dan Penguatan Jejaring Kerjasama Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Pekanbaru 19-20 November 2010.
Radjagukguk, B 2000, Perubahan sifat-sifat fisik dan kimia tanah gambut akibat reklamasi lahan gambut untuk pertanian, Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol. 2 No, hh. 1- 15.
Rustiadi, E. dan W. Reti, 2008, Urgensi LahanPertanian Pangan Abadi dalam PerspektifKetahanan Pangan, dalam Arsyad,S dan E.Rustiadi (Ed), Penyelamatan Tanah, Air dan Lingkungan, Jakarta : Crestpent Pressdan Yayasan Obor Indonesia.
Sabiham, S 2007, Pengembangan Lahan Secara Berkelanjutan Sebagai Dasar Dalam Pengelolaan Gambut di Indonesia, Makalah Utama Seminar Nasional Pertanian Lahan Rawa, Kapuas 3-4 Juli 2007.
Soil Survey Staff, 1999, Kunci Taksonomi Tanah, Edisi Kedua Bahasa Indonesia, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Sukandarrumidi, 2008, Batubara dan Gambut, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Sukandarrumidi, 2009, RekayasaGambut Briket Batubara, dan Sampah Organik; Usaha Memanfaatkan Sumberdaya Alam yang Terpinggirkan, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
.
Suwondo, Sabiham, S, Sumardjo, & Bambang Paramudya, 2010, Analisis Lingkungan Biofisik Lahan Gambut pada Perkebunan Kelapa Sawit Jurnal Hidrolitan, Vol. 1, no. 3, hh. 20-28
Thorburn, C, C & Kull, C, A 2015, Peatlands and plantations in Sumatra, Indonesia: Complex realities for resource governance, ruraldevelopment and climate change mitigation, Jurnal Asia Pasific Viewpoint, Vol. 56, No. 1, hh. 153-168.
Wahyunto, Dariah, A, Pitono, D & Sarwani, M 2013, Prospek Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia, Perspektif, vol. 12 no. 1, hh. 11-12.
World Commission on Environment and Development(WCED), 1987, Our common future: Report of theworld commission on environment and development, Oxford: Oxford University Press.
Peraturan Perundangan
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Lahan Gambut.
DOI: https://doi.org/10.22146/jkn.36679
Article Metrics
Abstract views : 17042 | views : 16002Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Wirdati Irma, Totok Gunawan, Suratman Suratman
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats