Pengalaman Ibu Hamil dan Melahirkan Bayi dengan Kelainan Kongenital

https://doi.org/10.22146/jkr.54524

Atik Mahmudah Pamungkas(1*), Atik Triratnawati(2), Fitria Siswi Utami(3), Purnomo Suryantoro(4)

(1) STIKES Estu Utomo; Jl tentara Pelajar Km 7, mudal, Boyolali, Jawa Tengah, (0276) 322580
(2) Universitas Gadjah Mada; Jl Sosiohumaniora No.01, Bulaksumur, DIY, (0274)7103018
(3) Universitas Gadjah Mada; Jl Sosiohumaniora No.01, Bulaksumur, DIY, (0274)7103018
(4) Universitas Aisyiyah Yogyakarta; Jl Ringroad Barat No.63 Gamping Sleman DIY, (0274)374427
(*) Corresponding Author

Abstract


Latar Belakang: Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2018 menyatakan bahwa angka kematian bayi di Indonesia menurun, namun kematian bayi yang disebabkan karena kelainan kongenital meningkat yaitu sebesar 1,4 %. Ibu yang tidak mengetahui sejak awal kelainan kongenital pada janin di dalam kandungannya dapat meningkatkan terjadinya stres dan kesulitan dalam merawat bayinya. Ibu yang mengalami stres dapat menurunkan kadar serotonin dan akan menekan pengeluaran hormon oksitosin sehingga ASI (air susu ibu) yang dikeluarkan juga terganggu dan akan mengakibatkan terganggunya proses pemberian ASI eksklusif pada bayi sehingga pemenuhan gizi dan kenaikan berat badan bayi menjadi terganggu.

Tujuan: Penelitian ini mengeksplorasi pengalaman ibu hamil dan melahirkan bayi dengan kelainan kongenital.

Metode: Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan Bantul Yogyakarta pada bulan Oktober 2019 sampai Januari 2020.

Hasil dan Pembahasan: Hasil yang ditemukan bahwa selama kehamilan ibu merasa tidak ada keluhan yang berbeda dari kehamilan sebelumnya namun mengalami kesulitan saat melahirkan. Semua kelainan kongenital sulit terdeteksi saat hamil meskipun ibu telah rutin periksa kehamilan dan melakukan USG ke tenaga kesehatan. Mayoritas ibu mengatakan telah mencoba menyusui secara langsung kepada bayinya meskipun ada perasaan takut. Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan seperti bayi masih ketegantungan dengan alat rumah sakit dan ASI ibu yang keluar sedikit membuat ibu memberikan ASI donor atau formula kepada bayinya. Adanya dukungan dari berbagai pihak seperti keluarga, tenaga kesehatan, lingkungan dan tingkat spiritualitas yang baik membuat ibu mulai dapat menerima dengan ikhlas.

Kesimpulan: Dikarenakan diagnosa kelainan kongenital masih sulit dideteksi meskipun ibu sudah rutin melakukan pemeriksaan di tenaga kesehatan saat hamil, sehingga keadaan ini membuat ibu kaget syok dan sedih. Diharapkan adanya pendampingan kepada ibu yang mempunyai bayi dengan kelainan kongenital terutama pada faktor psikologi dan perlunya penambahan program mengenai deteksi kelainan kongenital pada ibu hamil.

 

 

 


Keywords


Pengalaman; kelainan kongenital; bayi

Full Text:

PDF


References

  1. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Pusat Data dan Informasi Kelainan Bawaan. Diakses dari www.kemkes.go.id.
  2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Jakarta. Diakses dari https://pih.kemlu.go.id/files/UUNo23tahun2003PERLINDUNGANANAK.
  3. Ahmadi. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  4. Ibrahim, A., Mohannad, A., Prashant, P., Rania, H. (2017). Miscarriage Definitions, Causes and Management: Review of Literature. ARC Journal of Gynecology and Obstetrics, 2, 20–31. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.20431/2456-0561.0203005.
  5. Maryanti, D., Kusumawati, D. (2018). Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Kelainan Kongenital. Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, 7(1), 36-45. Diakses dari http://stikesalirsyadclp.ac.id/jka/index.php/jka/article/view/24.
  6. WHO. (2016). Hospital Based Birth Defects Surveillance. Diakses dari www.searo.who.int/entity/child_adolescent/documents/bds/en/
  7. WHO. (2010). Birth defects. Diakses dari https://apps.who.int/gb/ebwha/pdf_files/WHA63/A63_10-en.pdf.
  8. Hu, X., Miao, M., Bai, Y., Cheng, N., Ren, X. (2018). Reproductive Factors and Risk of Spontaneous Abortion in the Jinchang Cohort. International Journal of Environmental Research and Public Health, 15(11), 2444. Doi: https://doi.org/10.3390/ijerph15112444.
  9. Zhang, B. Y., Zhang, T., Lin, L. M., Wang, F., Xin, R. L., Gu, X., He, Y. N., Yu, D. M., Li, P. Z., Zhang, Q. S., Zhao, J., Qin, Y. F., Yang, X. F., Chen, G., Liu, J. F., Song, X. M., Zheng, X. Y. (2008). Correlation Between Birth Defects and Dietary Nutrition Status in A High Incidence Area of China. Biomedical and environmental sciences: BES, 21(1), 37–44. https://doi.org/10.1016/S0895-3988(08)60005-7.
  10. Nurcahyo & Priyowidodo. (2019). Toksoplasmosis pada Hewan (hlm. 7-13). Yogyakarta: Samudra Biru.
  11. Zeytinoğlu, S., Davey, M. P., Crerand, C., Fisher, K., Akyil, Y. (2017). Experiences of Couples Caring for a Child Born with Cleft Lip and/or Palate: Impact of the Timing of Diagnosis. Journal of marital and family therapy, 43(1), 82–99. https://doi.org/10.1111/jmft.12182.
  12. Jodi, L., Kristin, F., Amanda, M., Kayte, T. (2013). Insights from Parents about Caring for a Child with Birth Defects. International Journal of Environmental Research and Public Health, 10(8). https://doi.org/10.3390/ijerph10083465.
  1. Li, N. N., Chen, X. L., Liu, Z., Li, X. H., Deng, Y., & Zhu, J. (2015). Maternal Abortion History and the Risk of Congenital Heart Defects. A Case-Control Study. The Journal of reproductive medicine, 60(5-6), 236–242.
  2. Arnold, C., Christopher, P., Bernadette, M. (2006). March of Dimes. March of Dimes Birth Defects Foundation. Diakses dari https://www.marchofdimes.org/global-report-on-birth-defects-the-hidden-toll-of-dying-and-disabled-children-full-report.pdf.
  1. Khoirunisa, R. 2017. Cara Menggunakan BPJS untuk Periksa Kehamilan, USG dan Persalinan. Diakses dari http://www.pasienbpjs.com/2017/05/cara-menggunakan-bpjs-untuk-periksaan-kehamilan.
  2. Kementerian Kesehatan. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual Nomor 97 Tahun 2014. Diakses dari www. kesga.kemkes.go.id.



DOI: https://doi.org/10.22146/jkr.54524

Article Metrics

Abstract views : 5827 | views : 7756

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 The Author(s)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Kesehatan Reproduksi Indexed by:

 

 



SEKRETARIAT JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI
Departemen Obstetri dan Ginekologi, FK-KMK, UGM/RS Dr. Sardjito
Jl. Kesehatan No. 1, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Tlp: (0274) 511329 / Faks: (0274) 544003
Email: jurnal.kesehatanreproduksi@ugm.ac.id
Cp: Dwi Astuti +6281802698043