Stereotip Sinden Sunda: Keadilan Perempuan dalam Berekspresi Seni

https://doi.org/10.22146/jksks.72221

Shelvira Alyya Putri Anjani(1*), Hery Supriaza(2)

(1) Universitas pendidikan Indonesia
(2) Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Sinden merupakan sebuab praktik kesenian dalam bidang tarik suara, membawakan lagu tradisi seperti kawih sunda. Sinden memiliki stereotipe yang dibuat sama seperti ronggeng, hal tersebut sangat melekat pada konotasi negative perempuan, begitupun pandangan ataupun stereotipe yang berada dimasyarakat seringkali membuat posisi sinden dinilai buruk sebagai perempuan penggoda. Dalam hal ini penelitian difokuskan kepada pandangan seorang perempuan pelaku sinden mengenai perkembangan dan respon masyarakat dalam lingkup sosial terhadap sinden sebagai seorang perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pandangan masyarakat saat ini mengenai praktik sinden, khususnya di tanah Sunda. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif analisis dengan mendeskripsikan hasil analisis data yang telah diperoleh dilapangan. Pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur untuk menguatkan data dan hasil penelitian. Hasil yang ditemukan bahwa saat ini pergeseran pandangan negatif akan sinden menuju pandangan dan apresiasi yang tinggi dari masyarakat, sehingga stereotipe akan perempuan yang memiliki nilai buruk sudah semakin pudar, tentunya hal tersebut didukung dengan pola pikir dan perekembangan masyarakat dari hasil perjuangan para pesinden terdahulu.

Keywords


Masyarakat, Perempuan, Sinden, Stereotipe



References

Aryanti, Yosefa Rosselo Dwi. 2016. “BAB III Pengetahuan Ibu Tentang Alat Permainan Edukatif Dan Penggunaannya Untuk Merangsang Perkembangan Anak Usia Pra-Sekolah.” Semarang : Unika Soegijapranata. 1: 1–476. http://repository.unika.ac.id/13114/4/11.40.0002 Yosefa Rosselo Dwi Aryanti BAB III.pdf. Christine, By, Valters Paintner, and D Ph. 2007. “The Relationship Between Spirituality and Artistic Expression : Cultivating the Capacity for Imagining.” Spirituality in Higher Education Newsletter 3 (2): 1–6. Coates, Jennifer. 2014. Women, Men and Language. Women, Men and Language. Pittsburgh: Routledge Taylor & Francis group. https://doi.org/10.4324/9781315835778. Gavins, Joanna. 1998. “Gender and Discourse by Ruth Wodak (Ed.), 1997. London: Sage, Pp. Ix + 303, ISBN 0 7619 5098 2 (Hbk), 0 7619 5099 0 (Pbk).” Language and Literature 7 (3): 284–85. https://doi.org/10.1177/096394709800700310. Greenfield, Savannah. 2018. “When Beauty Is the Beast: The Effects of Beauty Propaganda on Female Consumers.” Nebraska Omaha. Kania, Dede. 2015. “Hak Asasi Perempuan Dalam Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia (The Rights of Women in Indonesian Laws and Regulations).” Jurnal Konstitusi 12 (4): 716–34. Kollo, Fredik Lambertus. 2017. “Budaya Patriarki Dan Partisipasi Perempuan Dalam Bidang Politik.” In Prosiding Konferensi Nasinal Kewarganegaraan III, 320–318. Munajar, Mas Nanu. 2004. “Sinden Kabupaten Subang, Jawa Barat. Suatu Kajian Tentang Realitas Perjalanan Ulang-Alik Kehidupan Sinden Dalam Timbal - Balik.” Gajah Mada. Paraguna, Jurnal. 2018. “Penertiban Sindén Pada Pertunjukan Wayang Golék : Keresahan Bagi Dalang Di Jawa Barat” 5 (2). Rahminawati, Nan. 2001. “Isu Kesetaraan Laki-Laki Dan Perempuan (Bias Gender).” Jurnal Sosial Dan Pengembangan 17 (3): 273–83. Ratna, N.K. 2016. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rentfrow, Peter J., Jennifer A. McDonald, and Julian A. Oldmeadow. 2009. “You Are What You Listen to: Young People’s Stereotypes about Music Fans.” Group Processes and Intergroup Relations. https://doi.org/10.1177/1368430209102845. Rosida, Ida, and Lestari Rejeki. 2017. “Woman in Patriarchal Culture: Gender Discrimination and Intersectionality Portrayed in Bob Darling by Carolyn Cooke.” Insaniyat: Journal of Islam and Humanities 1 (2): 129–39. https://doi.org/10.15408/insaniyat.v1i2.4345. Rosilawati, Riyana, and Eti Mulyati. 2018. “Patriotisme Perempuan Sunda Dalam Tari Ratu Graeni.” Panggung 28 (4). https://doi.org/10.26742/panggung.v28i4.712. Rosyadi, Rosyadi. 2015. “Fenomena Penggunaan Magi Pada Kalangan Sinden Di Kabupaten Subang – Jawa Barat (Studi Tentang Sistem Religi).” Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya 7 (1): 147. https://doi.org/10.30959/patanjala.v7i1.90. Sen, Gita, Piroska Östlin, and Asha George. 2007. “Unequal , Unfair , Ineffective and Inefficient Gender Inequity in Health : Why It Exists and How We Can Change It Final Report to the WHO Commission on Social Determinants of Health Women and Gender Equity Knowledge Network Gita Sen and Piroska Östlin Rev.” World Health, no. September: 1–145. soepandi, Atik. 1988. Kamus Istilah Karawitan Sunda. Bandung: Pustaka Buana. Supiarza, Hery. 2016. “Minimax Sebagai Konsep Berkarya Slamet Abdul Sjukur Dalam Penciptaan Musik Kontemporer.” Ritme Jurnal Seni Dan Desain Serta Pembelajarannya 2 (2): 29–39. ———. 2020. “O.K. Tujuh Putri: Millenial Women in Keroncong Music.” In 2nd International Conference on Arts and Design Education (ICADE 2019), 419:171–73. triwati Ani. 2019. “Justice Access As Legal Protection for Women With a Law in the Criminal Justice.” HUMANI (Hukum Dan Masyarakat Madani) 9 (1): 72–91. Xia, Xiufang. 2013. “Gender Differences in Using Language.” Theory and Practice in Language Studies 3 (8): 1485–89. https://doi.org/10.4304/tpls.3.8.1485-1489.



DOI: https://doi.org/10.22146/jksks.72221

Article Metrics

Abstract views : 2140 | views : 2562

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Shelvira Alyya Putri Anjani

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

This journal is published by Performing Arts and Visual Arts Studies, Graduate School, Universitas Gadjah Mada.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

web
statistics View My Stats