Pembentukan Dinas Penyelaman Angkatan Laut Republik Indonesia Pasca Konferensi Meja Bundar, 1949-1952

https://doi.org/10.22146/lembaran-sejarah.103991

Satrio Dwicahyo(1*)

(1) Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Artikel ini mengkaji pendirian dinas penyelaman angkatan laut TNI-AL yang terjadi sebagai salah satu konsekuensi dari Konferensi Meja Bundar (KMB) dari pendekatan teknosains pasca-kolonial. KMB sebagai peristiwa transisi politik telah menciptakan sebuah ruang negosiasi antara Belanda dengan Republik Indonesia Serikat dalam menentukan pembangunan republik yang baru mendapatkan pengakuan secara lebih luas. Salah satu bentuk negosiasi tersebut adalah pemberian izin bagi angkatan laut Kerajaan Belanda untuk melaksanakan program asistensi kepada angkatan laut Republik Indonesia Serikat, salah satunya dalam pendampingan pembentukan dinas penyelam. Program asistensi ini kemudian terbentuk menjadi sebuah konteks di mana dialog pasca-kolonial terkait pemanfaatan teknologi, dalam hal ini teknologi penyelaman militer. Dengan mengakses sumber-sumber primer yang diproduksi oleh tim pendampingan KM yang bertugas di Indonesia pada tahun 1950-1954, artikel ini menunjukkan bahwa proses pengenalan teknologi penyelaman militer oleh KM diwarnai oleh negosiasi dan kontestasi yang berkenaan dengan upaya-upaya mendefinisikan bagaimana teknologi seharusnya digunakan dalam konteks pasca-kolonial hingga kedaulatan di wilayah yang tidak dihuni oleh manusia yaitu dunia bawah air.

Keywords


penyelaman; TNI-AL; Konferensi Meja Bundar; Dislambair; diving; Round Table Conference

Full Text:

PDF


References

Sumber Primer Tidak Dipublikasikan

Inventaris van het archief van de Nederlandse Militaire Missie in Indonesië, (1947) 1950-1954, National Archief 2.13.73.

Inv.nr.226. “Rapporten verrichtingen van het Marine Duikbedrijf Oosten en Mijnen Opruim Dienst Oosten.”

Inv.nr. 272. “Rapport betreffende de werkzaamheden van het Marine Duikbedrijf Oosten/Mijnen Opruimdienst Oosten, met geleidebrief.”

Sumber Primer Dipublikasikan

Secretariat General of the Round Table Conference. “Round Table Conference Results as Accepted in the Second Plenary Meeting Held on 2 November 1949 in the “Ridderzaal” at the Hague.” The Hague, 1950.

Majalah dan Koran

De Indische Courant, 9-12-1932

De Indische Courant, 15-4-1932

Soerabaijasch Handelsblad, 06-03-1937

Soerabaijasch Handelsblad, 23-11-1937

Nieuwe Courant, 01-03-1951

De Vrije Pers Ochtenbulletin, 30-06-1954

Dykkehistorisk Tidsskrift, Nr.56-19. Årgang 2015

Buku

Abduh, Muhamad, Zainal Abidin Hanif, Sarita Pawiloy, Masduki, and M. Noer Baso (1985). Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme Dan Kolonialisme Di Sulawesi Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anderson, Warwick (2002). “Introduction: Postcolonial Technoscience.” Social Studies of Science 32, 5/6: 643–58. http://www.jstor.org/stable/3183050.

Aviantara, Dodi, and Sidik Mukhlas (2012). 50 Tahun Kopaska : Spesialis Pertempuran Laut Khusus. Jakarta: Komando Pasukan Katak.

Branfill-Cook, Roger (2014). Torpedo: The Complete History of the World’s Most Revolutionary Naval Weapon. Havertown: Pen & Sword Books.

Conboy, Kenneth J. (2008). Elite: The Special Forces of Indonesia 1950-2008. 1st ed. Singapore: Equinox.

Direktorat Perawatan Personil TNI-AL, Sub Direktorat Sejarah (1987). Sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut 1950-1959 Volume II. Jakarta: Markas Besar TNI-AL.

Karkavitsas, Andreas (2021). The Archeologist and Selected Sea Stories. New York: Penguin Publishing Group.

Kementerian Penerangan (1959). Republik Indonesia Untuk Provinsi Sumatera Tengah. Jakarta: Kementerian Penerangan.

Lemmers, Alan (2022). Olke Arnoldus Uhlenbeck (1810-1888): van marineduiker tot vice-admiraal, een biografie. Den Haag: Nederlands Instituut voor Militaire Historie.

Levie, Howard S. (1992). Mine Warfare at Sea. Human Rights and Humanitarian Law - Book Archive Pre-2000. Leiden Boston: Brill | Nijhoff. https://doi.org/10.1163/9789004642287.

Markas Besar ABRI (1976). 30 [i.e. Tiga Puluh] Tahun Angkatan Bersenjata Rebublik Indonesia. Markas Besar ABRI.

Marx, Robert F., and Robert F. Marx (1990). The History of Underwater Exploration. Dover ed. New York: Dover Publications.

Pratt, Mary Louise (2006). Imperial Eyes: Travel Writing and Transculturation. Repr. London: Routledge.

Sather, Clifford (1997). The Bajau Laut: Adaptation, History, and Fate in a Maritime Fishing Society of South-Eastern Sabah. South-East Asian Social Science Monographs. Kuala Lumpur ; New York: Oxford University Press.

Soleyman, J. Derek (2002). Dari Pantai Biak Ke Pondok Dayung Dan Ujung: Menapaki Era Maritim. Kebayoran Lama, Jakarta: Yayasan Goa Cantoka.

Umar, Rika (1985). Laksamana Mochamad Nazir, Karya Dan Pengabdiannya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Warren, James Francis (2014). The Sulu Zone, 1768 - 1898: The Dynamics of External Trade, Slavery, and Ethnicity in the Transformation of a Southeast Asian Maritime State. 2. ed., Reprint. Singapore: Singapore University Press.

Foto

Image Collection of NIMH (Nederlands Instituut voor Militaire Historie). Nomor: 2158_044520, 2158_001536, 2009-014-042_007
Southeast Asian & Caribbean Images Collection KITLV. Nomor: 142610

Situs Web

“Dutch Warship Losses in the Dutch East Indies (December 7th, 1941 - March 8th, 1942)” https://www.oocities.org/dutcheastindies/dutch_losses.html



DOI: https://doi.org/10.22146/lembaran-sejarah.103991

Article Metrics

Abstract views : 1962 | views : 1055

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Lembaran Sejarah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


ISSN 2620-5882(online) | © 2025 Lembaran Sejarah

View My Stats