Analisis Komparatif Kondisi Sosial Ekonomi Transmigran Jati Bali dengan Transmigran Abenggi di Kabupaten Konawe Selatan

https://doi.org/10.22146/mgi.13331

Ariono Ariono(1*), Hadi Sabari Yunus(2), Su Ritohardoyo(3)

(1) SMP Negeri 2 Kendari
(2) Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(3) Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara. Pengambilan sampel lokasi penelitian terdiri dari lokasi transmigrasi Jati Bali Kecamatan Ranometo dan lokasi transmigrasi Abenggi Kecamatan Landuno. Desa Jati Bali ditempati warga transmigran yang berasal dari Bali, sedangkan Desa Ahenggi berasal dari Jawa Barat. Penelitian mi bertujuan untuk (1) mengkaji kondisi sosial ekonomi transmigran Jati Bali dan Abenggi (2) mengkaji faktor-faktor yang berperan terhadap perbedaan kondisi sosial ekonomi transmigran Jati Bali dan Abenggi.Metode penelitian yang digunakan adalah survei lapangan dengan pengambilan data secara sampling serta analisis data sekunder. Penentuan sampel dilakukan secara simple random sampling. Jumlah sampel keseluruhan sebanyak 200 sampel, pada setiap desa diwakili 100 rumah tangga transmigran. Analisa dilakukan secara kualitatif dengan tabel frekuensi dan label silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi di lokasi penelitian berbeda. Organisasi kemasyarakatan, integrasi dan kontak sosial berjalan sesuai dengan kondisi budaya masing-masing. Kecenderungan tingkat pendidikan kepala keluarga transmigran Jati Bali dengan tingkat pendidikan menengah dan tinggi (88 persen) lebih haik daripada transmigran Ahenggi (26 persen). Pendapatan rumah tangga transmigran Jati Bali berada kisaran satu sampai dua juta rupiah perbulan 47 persen, transmigran Abenggi (53 persen) hanya berpendapatan dibawah satu juta. Kualitas rumah transmigran Jati Bali 53 persen dalam kategori baik, transmigran Abenggi hanya 13 persennya. Transmigran Jati Bali 70 persen memiliki harta lebih dari empat juta rupiah, transmigran Ahenggi 52 persen hanya memiliki harta kurang dari dua juta rupiah. Transmigran Jati Bali 38 persen mengalami perluasan lahan, Abenggi mengalami pengurangan lahan menjadi kurang dari satu hektar (31 persen). Transmigran Jati Bali (81 persen) bermata pencaharian di sektor perdagangan dan jasa, transmigran Abenggi 59 persen bermata pencaharian di sektor pertanian.

 

ABSTRACT This study took place within the WakatobiRegency Southeast Sulawesi Province. Sampling locations consisted of transmigration sites in Bali Jati Subdistrict Ranometo and transmigration sites Abenggi Landuno District. Bali Jati village occupied by citizens of transmigrants from Bali, while the Village Ahenggi come from West Java. This research aims to (1) examine the socio-economic conditions and Abenggi Balinese transmigrants Teak (2) examine the factors that contribute to differences in socio-economic conditions and Abenggi Bali Teak transmigrants. The research method used was a field survey with a sampling of data retrieval and analysis of secondary data. Determination of the samples was done by simple random sampling. The number of total samples of 200 samples, at each village represented 100 households. Conducted a qualitative analysis with cross-frequency table and labels. Results showed that socio-economic conditions in different research sites. Social organization, integration and social contacts run in accordance with their respective culture conditions. The tendency of the education level of household heads Teak Balinese transmigrants with middle and high education level (88 percent) more than transmigrants Ahenggi Haik (26 percent). Revenue from Jati Bali households in the range of one to two million rupiah per month 47 per cent, transmigrants Abenggi (53 percent) income just under one million. Quality Teak Balinese transmigrants house 53 per cent in either category, only 13 percent of transmigrants Abenggi. Teak Balinese transmigrants 70 percent have more wealth than four million, 52 percent of transmigrants Ahenggi only own property less than two million dollars. Teak Balinese transmigrants 38 percent major land expansion, land Abenggi decrease to less than one hectare (31 percent). Transmigrants Jati Bali (81 percent) livelihood in trade and services sector, 59 percent of transmigrants Abenggi livelihood in the agricultural sector. 


Keywords


daerah asal; ekonomi; sosial; transmigran; place of origin; economic; social; transmigrants




DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.13331

Article Metrics

Abstract views : 1324 | views : 3165

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2016 Majalah Geografi Indonesia

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


 

Accredited Journal, Based on Decree of the Minister of Research, Technology and Higher Education, Republic of Indonesia Number 164/E/KPT/2021

Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 40 No 1 the Year 2025

ISSN  0215-1790 (print) ISSN 2540-945X  (online)

 

website statistics Statistik MGI