Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Manusia pada Ekosistem Terumbu Karang
Netty Dahlah Uar(1*), Sigit Heru Murti(2), Suwarno Hadisusanto(3)
(1) 
(2) Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada
(3) Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Terumbu karang merupakan ekosistem yang kompleks, khas, dan unik yang ditandai oleh tingginya keanekaragaman jenis biota penghuninya. Hubungan antar komponen biotik dan abiotik sangat erat, sehingga eksploitasi terhadap suatu jenis biota dapat mengakibatkan perubahan populasi biota lainya. Penyebab utama kerusakan ekosistem terumbu karang secara garis besar disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. Kabupaten Maluku Tenggara memiliki sumberdaya pesisir dan laut yang menjadi unggulan, namun pada saat ini mulai mengalami kerusakan akibat aktifitas manusia yang kurang terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji kerusakan ekosistem terumbu karang di Pantai Ngurbloat Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara; (2) menganalisis faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kerusakan ekosistem terumbu karang di daerah penelitian; dan (3) merumuskan kebijakan penanganan kerusakan eskositem terumbu karang di daereah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Analisis strategi pengelolaan lingkungan dapat disusun berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 04 Tahun 2001 mengenai Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang. Hasil penelitian menunjukkan kondisi terumbu karang berada pada kondisi sangat rusak (LP I), rusak (LPII) dan baik (LP III). Kerusakan tersebut diakibatkan karena antropogenik (kegiatan manusia) dan non-antropogenik (perubahan ekologis, faktor alam), antara lain: penangkapan ikan memakai bom ikan; panah; jaring; bubu; pengambilan karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium; dan hiasan dinding. Rencana strategis pengelolaan terumbu karang di perairan Pantai Ngurbloat diusulkan sebagai berkut: (1) penetapan zonasi kawasan terumbu karang sesuai daya dukung lingkungan; (2) penetapan kegiatan atau usaha yang boleh atau tidak boleh dilakukan pada setiap zona yang telah ditetapkan; (3) pengendalian penangkapan ikan dengan alat tangkap yang ramah lingkungan (tidak merusak terumbu karang dan lingkungan) serta dilakukan pada lokasi dan musim (waktu) yang tepat; (4) meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat nelayan di Pantai Ngurbloat akan pentingnya terumbu karang sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya alam.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Anderson, D. T. (1999). Invertebate Zoology. New York: Oxford University Press. Dahuri, Jakub Rais, Sapta Putra Ginting, Sitepu M.J. (2001). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Cetakan kedua, Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Gomez, E.D. and H.T. Yap. (1981). Monitoring Reef Condition. In: Coral Reef Management Handbook, R.A. Kenchingt6on and B.E.T. Hudson (Eds). Jakarta: Unesco Publisher. Gulö, W. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Nybaken. (1988). Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia. Suharsono. (1996). Jenis-jenis Karang yang Umum Dijumpai di Perairan Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Whitten, A. J., M. Mustafa., G. S. Hendarson. (1987). Ekologi Sulawesi. Alih Bahasa G. Tjitrosoepomo. Yogyakarta: Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada.
DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.15626
Article Metrics
Abstract views : 187896 | views : 67958Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Majalah Geografi Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 39 No 1 the Year 2025
ISSN 0215-1790 (print) ISSN 2540-945X (online)
Statistik MGI