Distribusi Dan Karakteristik Kualitas Perairan Ekosistem Mangrove Pulau Kecil Taman Nasional Bunaken
Joshian Nicolas Schaduw(1*)
(1) Sam Ratulangi University
(*) Corresponding Author
Abstract
Ekosistem mangrove mempunyai fungsi ekologi dan sosial ekonomi bagi masyarakat pesisir, mempertahankan fungsi ini merupakan langkah mempertahankan fungsi ekosistem disekitarnya diantaranya terumbu karang dan padang lamun. Kajian ini menganalisa kondisi kualitas perairan ekosistem mangrove yang ada pada empat pulau kecil di Taman Nasional Bunaken (Pulau Bunaken; Pulau Manado Tua; Pulau Mantehage; Pulau Nain) dan korelasi karakterisitik kualitas air pulau-pulau tersebut (suhu, salinitas, kekeruhan, total suspended solid, pH, Dissolved Oksigen, NO3-N, dan PO4-P) dengan menggunakan Principal Component Analysis (PCA), kajian ini menggunakan instrumen pengukuran kualitas air in situ dan ex situ di laboratorium. Selain itu, hasil kualitas air ini akan dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah pada ekosistem mangrove, hal ini sebagai bahan pertimbangan pengelolaan ekosistem mangrove dimasa yang akan datang. Hasil yang diperoleh dari kajian ini adalah kualitas air keempat pulau ini masuk dalam kategori baik dan dapat mendukung kelangsungan hidup biota yang berasosisi didalamnya. Korelasi karakteristik kualitas air sebesar 94%, faktor utama 1 (F1) 79,33% dan faktor utama 2 (F2) 14,22% dengan penciri utama suhu, PO4-P, dan salinitas, dendogram menunjukkan adanya dua tingkatan hubungan kekerabatan dimana Pulau Nain dan Pulau Manado Tua memiliki kekerabatan kondisi perairan yang sama, diikuti Pulau Bunaken dan Mantehege. Kondisi ini harus dipertahankan dan dimonitoring secara berkala mengingat Taman Nasional Bunaken banyak mendapat tekanan dari aktivitas antropogenik dan perubahan iklim global.
Mangrove ecosystems have ecological and socio-economic functions for coastal communities, preserve these functions is a step to maintain the function of adjacent ecosystems including coral reefs and seagrass beds. This study analyzed the water quality conditions of mangrove ecosystem within four small islands in Bunaken National Park (Bunaken Island, Manado Tua Island, Mantehage Island and Nain Island) and water quality characteristic correlation among these islands (e.g. temperature, salinity, turbidity, total suspended solid, pH, Dissolved Oxygen, NO3-N, and PO4-P) using Principal Component Analysis (PCA), this study used laboratory in situ and ex situ water quality measurement instruments. In addition, the results of this water quality then compared with the government standard quality for mangrove ecosystem water quality, this is a consideration for the management of mangrove ecosystems in the future. The results obtained from this study shows the water quality of these four islands in the category of good and can support the existence of associate biota that live in it. The correlation of water quality characteristic was 94%, main factor 1 (F1) 79,33% and main factor 2 (F2) 14,22% with main characteristics are temperature, PO4-P, and salinity, grouping these characteristics through dendogram showed two levels of relationship where Nain Island and Manado Tua Island have the same relationship of their water condition, followed by Bunaken Island and Mantehege. This condition must be maintained and monitored regularly as Bunaken National Park is under considerable get pressure from anthropogenic activities and global climate change.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aksornkoae S. (1993). Ecology and Management of Mangrove. IUCN. Bangkok. Thailand.
Alimuna W, Sunarto, Sigit H. (2009). Pengaruh Aktivitas Masyarakat Terhadap Kerusakan Hutan Mangrove Di Rarowatu Utara, Bombana Sulawesi Tenggara. Majalah Geografi Indonesia. 23 (2)
Arizona M dan Sunarto. (2009). Kerusakan Ekosistem Mangrove Akibat Konversi Lahan Di Kampung Tobati Dan Kampung Nafri, Jayapura. Majalah Geografi Indonesia. 23 (3) : 18 – 39
Bakus GJ. (2007). Quantitatif Analysis of Marine Biological Communities Field Biology and Environmental. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Bengen DG. (2002). Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan.IPB. Bogor.
Bengen DG. (2000). Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan.IPB. Bogor.
Effendi H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.
Hilmi E, AA Siregar, L Febryanni, R Novaliani, S Amir dan AD Syakti. (2015). Struktur Komunitas, Zonasi Dan Keanekaragaman Hayati Vegetasi Mangrove Di Segara Anakan Cilacap. Omni-akuatika, 11 (2): 20–32
Jesus A. (2012). Kondisi Ekosistim Mangrove Di Sub District Liquisa Timor-Leste. Depik 1(3): 136-143
Kurniadi B, Sigid H, Enan M, Adiwilaga. (2015). Kualitas Perairan Sungai Buaya di Pulau Bunyu Kalimantan Utara pada Kondisi Pasang Surut. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI) 20 (1): 53-58
Kolehmainen S, T Morgan and R Castro. (1974). Mangrove Root Communities in A Thermally altered area in Guayanilla Bay. In Gibbons, J.W., and R.R. Sharitz (Eds) Thermal Ecology. U.S. atomic energy Commission.
Legendre P and L Legendre. (2014). Numerical Ecology, Developments In Enviromental Modelling. Elsevier.
Ludwig JA and JF Reynolds. (1988). Statistical Ecology: A Primer on Methods and Computing. John Willey & Sons. Singapore.
Malik A. (2013). Analisis Kualitas Air Pada Kerapatan Mangrove Yang Berbeda Di Kabupaten Barru. Octopus. 2 (2) : 159-193
Matan Opm, Djoko M, Ritohardoyo (2010).Keanekaragaman Dan Pola Komunitas Hutan Mangrove di Andai Kabupaten Manokwari. Majalah Geografi Indonesia. 24 (1) 36-53Nonji A. (2005). Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Novonty V and Olem H. (1994) Water Quality, Prevention, Identification And Management Of Diffuse Pollution. Van Nostrans Reinhold. New York
Poedjirahajoe E. (2007). Dendogram Zonasi Pertumbuhan Mangrove Berdasarkan Habitatnya di kawasan rehabilitasi pantai utara jawa tengah bagian barat. Jurnal Ilmu Kehutanan. 1 (2) : 10-21
Poedjirahajoe E, Ragil W, Ni Putu Diana M. (2011). Kajian Ekosistem Mangrove Hasil Rehabilitasi Pada Berbagai Tahun Tanam Untuk Estimasi Kandungan Ekstrak Tanin Di Pantai Utara Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Kehutanan. 5 (2) : 99-107
Poedjirahajoe E, Djoko M, F Kusuma (2017). Penggunaan Principal Component Analysis Dalam Distribusi Spasial Vegetasi Mangrove Di Pantai Utara Pemalang. Jurnal Ilmu Kehutanan 11 : 29-42
Schaduw JNW.(2012). Pengelolaan Ekosistem Mangrove Pulau Kecil Berbasis Mitigasi (Kasus Pulau Kecil Taman Nasional Bunaken). Disertasi (Tidak dipublikasikan). IPB.
Schaduw JNW, Edwin N, Joppy M. (2013). Land Suitability Of Seaweed Farming In Minahasa Regency, North Sulawesi Province. Aquatic Science & Management. 1 (1) : 72-81
Schaduw JNW. (2016). Kondisi Ekologi Mangrove Pulau Bunaken Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Sains Lppm Unsrat. 3 (2) : 64-74
Suriani LH. (2006). Kualitas Air Mangrove Ditinjau Dari Sifat Fisik-Kimia Di Hutan Mangrove Patung Ngurah Rai Tuban Denpasar Selatan Bali. Ecotrophic 3 (1) : 7 – 9
Ulqodry TZ, Dietriech GB, Richardus FK. (2010). Karakteristik Perairan Mangrove Tanjung Api-Api Sumatera Selatan Berdasarkan Sebaran Parameter Lingkungan Perairan Dengan Menggunakan Analisis Komponen Utama (PCA). Maspari Journal 1 : 1 6- 21
Wantasen AS. (2013). Kondisi Kualitas Perairan Dan Substrat Dasar Sebagai Faktor Pendukung Aktivitas Pertumbuhan Mangrove Di Pantai Pesisir Desa Basaan I, Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Ilmiah Platax. 1 (4): 204-209
DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.32204
Article Metrics
Abstract views : 10648 | views : 32084Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Majalah Geografi Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 39 No 1 the Year 2025
ISSN 0215-1790 (print) ISSN 2540-945X (online)
Statistik MGI