Pengelolaan edu-wisata mangrove berbasis masyarakat : studi kasus di Desa Gedangan, Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia
Ika Feni Setiyaningrum(1*), Rika Harini(2), Niken Wirasanti(3)
(1) Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(2) Faculty of Geograpy, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(3) Faculty of Geograpy, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(*) Corresponding Author
Abstract
Ekosistem mangrove memiliki manfaat fisik, biologis, maupun ekonomis. Pengelolaan mangrove menjadi ekowisata adalah model pemanfaatan mangrove yang bernilai ekonomis dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi mangrove eksisting dan model pengelolaan wisata mangrove yang dilakukan oleh masyarakat Gedangan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode transect line plot, wawancara key informan, dan membagikan kuisioner kepada masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kondisi mangrove eksisting didominasi oleh R.mucronata yang merupakan hasil program tanam mangrove pemerintah setempat sejak tahun 2011. Kondisi vegetasi kategori pancang tergolong rapat, sedangkan pada tingkat pohon tergolong jarang. Mangrove Gedangan dikelola menjadi wisata edukasi atas inisiatif masyarakat setempat dengan modal swadaya. Terdapat dukungan dari komunitas eksternal maupun pemerintah setempat dalam pengelolaannya. Penanaman mangrove masih terus dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga pendidikan setempat. Peraturan pelarangan perusakan mangrove telah diterapkan. Dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat antara lain menjadi sumber penghasilan pokok maupun tambahan dengan mengambil berbagai sumber daya ekosistem mangrove.
Mangrove ecosystems have physical, biological and economic benefits. Mangrove management into ecotourism is a model of the use of mangroves that have economic and sustainable value. This study aims to determine the existing mangrove conditions and mangrove tourism management models carried out by the local community. The study was conducted using the transect line plot method, key informant interviews, and distributing questionnaires to the community. Based on the results of the study, it can be seen that the existing mangrove conditions are dominated by R. mucronata which is the result of the local government's mangrove planting program since 2011. The condition of the sapling category is classified as dense, while at the tree category is classified as rare. Mangrove in Gedangan is managed as an educational tourism at the initiative of the local community with self-help capital. There is support from external communities and the local government in its management. Mangrove planting is still being carried out by the government and local education institutions. Regulations prohibiting mangrove destruction have been implemented. The economic impacts felt by the community include being a source of basic and additional income by taking various mangrove ecosystem resources.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abu El-Regal, Mohamed A and Nesreen K. Ibrahim. (2014). Role of mangrove as a nursery ground for juvenile reef fishes in the southern Egyptian Red Sea. Egyptian Journal of Aquatic Research, 40, 71–78
Aryunda, Hanny. (2011). Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Ekowisata Kepulauan Seribu. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 22 (1), 1 – 16
Ayuningtyas, Diah Irma dan Arya Hadi Dharmawan. (2011). Dampak Ekowisata terhadap Kondisi Sosioekonomi dan Sosio-Ekologi Masyarakat di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi, 5 (3), 247-258
BPS Kabupaten Purworejo. (2017). Kecamatan Purwodadi dalam Angka. Purworejo : BPS Kabupaten Purworejo
Dale, P. E. R., J. M. Knight, and P. G. Dwyer. (2014). Mangrove rehabilitation: a review focusing on ecological and institutional issues. Wetlands Ecol Manage, 22, 587–604
Damastuti, Ekaningrum and Rudolf de Groot. (2017). Effectiveness of community-based mangrove management for sustainable resource use and livelihood support: A case study of four villages in Central Java, Indonesia. Journal of Environmental Management 203, 510-521
FAO & Wetlands International. (2006). In W. Giesen, S. Wulffraat, M. Zieren, & L. Scholten (Eds.), Mangrove guidebook for Southeast Asia, 48–49 : Dharmasarn Co. Ltd. 974-7946-85-8
FAO. (2007). The world's mangroves 1980–2005. FAO forestry paper 153. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations
Faridah-Hanum, I, A. Latiff, Khalid Rehman Hakeem, Munir Oztur. (2014). Mangrove Ecosystems of Asia-Status, Challenges and Management Strategies. New York : Springer Science + Business Media
Hariphin, Riza Linda, Elvi Rusmiyanto PW. (2016). Analisis Vegetasi Hutan Mangrove di Kawasan Muara Sungai Serukam Kabupaten Bengkayang. Protobiont, 5 (3), 66-72
Hijriati, Emma dan Rina Mardiana. (2014). Pengaruh Ekowisata Berbasis Masyarakat terhadap Perubahan Kondisi Ekologi, Sosial dan Ekonomi di Kampung Batusuhunan, Sukabumi. Sodality : Jurnal Sosiologi Pedesaan, 2 (3), 146-159
Humaidy, D. (2010). Studi Kerusakan Ekosistem Mangrove untuk Upaya Rehabilitasi di Kawasan Pesisir Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten. (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup NO.201/2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove
KLHK. (2017). Siaran Pers Nomor: SP. 58/HUMAS/PP/HMS.3/03/2017 : Miliki 23% Ekosistem Mangrove Dunia, Indonesia Tuan Rumah Konferensi Internasional Mangrove 2017. Diakses dari http://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/561 pada tanggal 2 November 2017
Mira, Agustina. (2017). Dampak Pengembangan Ekowisata Mangrove Blok Bedul terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Sarjana Thesis. Universitas Brawijaya. Diakses dari http://repository.ub.ac.id/6421/ pada tanggal 17 Maret 2020
Noor, Yus Rusila, M. Khazali, and I N.N. Suryadiputra. (2012). Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PHKA/WI-IP, Bogor
Onrizal. (2008). Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove. Medan: Universitas Sumatera Utara
Pemerintah Kabupaten Purworejo. (2011). Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor.27 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2031. Purworejo: Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo
Rahayu, Slamet Mardiyanto, Syuhriatin, dan Wiryanto. (2018). Keanekaragaman Mangrove di Desa Gedangan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. EnviroScienteae Vol. 14 (1), 62-69
Tuwo, Ambo. (2011). Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Surabaya : Brilian Internasional
Usman, Laila, Syamsuddin, and Sri Nuryatin Hamzah. (2013). Analisis Vegetasi Mangrove di Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 1(1)
Valiela, I., Bowen, J. L., & York, J. K. (2001). Mangrove forests: One of the world's threatened major tropical environments. Bioscience, 51, 807–815
Walters, B. B., Rönnbäck, P., Kovacs, J. M., Crona, B., Hussain, S. A., Badola, R., et al. (2008). Ethnobiology, socio-economics and management of mangrove forests: A review. Aquatic Botany, 89, 220–236
Wibawanti, Jeki Mediantari Wahyu, Lukman Fadhiliya, Sapto Pamungkas, Roisu Eny Mudawaroch. 2018. Produksi Pangan Fungsional Alternatif Olahan Mangrove di Kabupaten Purworejo. Community Empowerment 3 (1): 27-33
Zulfanita dan Budi Setiawan. (2015). Pengembangan Desa Wisata Jatimalang Berbasis Industri Kreatif. ABDIMAS, 19 (1)
DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.47341
Article Metrics
Abstract views : 6070 | views : 4202Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Ika Feni Setiyaningrum
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 39 No 1 the Year 2025
ISSN 0215-1790 (print) ISSN 2540-945X (online)
Statistik MGI