Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap Obturator Rahang atas pada Kasus Kelas III Arammany dengan Penguat Mini Dental Implant untuk Protesa Rahang Bawah
F. Wihan Pradana(1*), Haryo Mustiko Dipoyono(2), Titik Ismiyati(3)
(1) Program Studi Prostodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(2) Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(3) Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar belakang. Kasus Edentulous dengan defek maksilofasial pada geriatri merupakan kasus yang komplek dan menyangkut estetika serta fungsi rongga mulut. Penggunaan hollow bulb dan implant untuk memberikan retensi merupakan alternatif cara yang dapat digunakan dalam perawatan defek maksilofasial dan sisa lingir alveolar yang tipis. Tujuan. dari pembuatan protesa GTL ini ialah untuk mengembalikan fungsi pencernaan rongga mulut sehingga dapat mengembalikan kemampuan mencerna dan mengolah makanan. Pembuatan GTL diupayakan untuk dapat retentif dan stabil sehingga protesa dapat bermanfaat sebagai instrumen rehabilitatif dalam rongga mulut. Kasus. Pasien laki-Iaki usia 70 tahun datang ke klinik prostodonsia FKG UGM dengan keluhan gigi tiruan lengkap yang longgar dan tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga makanan dan minuman dapat keluar dari hidung melalui lubang di area palatum yang timbul kurang lebih 2 bulan sebelum datang ke RSGM. Penanganan. Setelah dilakukan proses bedah pengangkatan tumor oleh Onkologis selanjutnya dilakukan perencanaan pembuatan GTL. Paska operasi pasien mengenakan GTL sementara dari GTL lama pasien yang diperbaiki. Proses selanjutnya ialah pembuatan GTL baru untuk mengganti GTL lama yang rusak. Setelah GTL selesai dibuat, dilakukan insersi dan dilanjutkan dengan pemasangan mini dental implant untuk rahang bawah. Satu minggu berikutnya dilakukan pemasangan metal housing implant pada fitting surface gigi tiruan lengkap rahang bawah sehingga implant dan gigi tiruan menjadi satu kesatuan gigi tiruan lengkap dengan dukungan implant. Kesimpulan. Kontrol2 minggu dan satu bulan menunjukan implant masih stabil dan tidak ada keluhan pada pasien. Pasien dapat menggunakan gigi tiruannya untuk makan dan minum. Dari pemeriksaan subjektif diketanui bahwa dan makanan ataupun minuman tidak lagi keluar melalui hidung pasien.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/majkedgiind.16481
Article Metrics
Abstract views : 13068 | views : 42905Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Majalah Kedokteran Gigi Indonesia