Perbandingan porselen kedokteran gigi swa-sintesis berbahan baku pasir felspar Pangaribuan dan Sukabumi
Joseph Gunawan(1*), Dede Taufik(2), Veni Takarini(3), Zulia Hasratiningsih(4)
(1) Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat
(2) Balai Besar Keramik, Bandung, Jawa Barat
(3) Departemen Ilmu dan Teknologi Material Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat
(4) Departemen Ilmu dan Teknologi Material Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat
(*) Corresponding Author
Abstract
Comparison self-synthesized dental porcelain between feldspar from Pangaribuan and Sukabumi. Dental porcelain material as one of the esthetic indirect restorations in Indonesia is mostly imported. In fact, Indonesia is really rich of natural raw materials, including feldspar, silica, and kaolinite. The aim of this study is to synthesize the dental porcelain made from Indonesia’s two different originates, which are Pangaribuan and Sukabumi. This study was prepared by fritting and sintering the mixture of 65% wt feldspar (from Sukabumi and Pangaribuan), 25% wt silica, 5% wt kaolinite, and 5% wt potassium salt. The porcelains obtained were evaluated using X-Ray Diffraction (XRD). The results revealed that quartz and leucite were found in the composition of Pangaribuan sand that successfully showed more translucencies compared to Sukabumi sand which only imparted quartz on its component. This study shows that dental porcelain from Pangaribuan sand is successfully self-synthesized, on the other hand Sukabumi sand has not been successfully synthesized. These findings develop on a good prospect of esthetic dental porcelain made from Indonesian natural sand.
ABSTRAK
Bahan porselen kedokteran gigi sebagai salah satu restorasi indirek estetik di Indonesia kebanyakan didatangkan dari luar negeri. Indonesia sebenarnya sangat kaya dengan bahan baku porselen kedokteran gigi seperti felspar, silika, dan kaolin. Tujuan penelitian ini adalah melakukan sintesis porselen kedokteran gigi dari 2 jenis pasir alam Indonesia yaitu Pangaribuan dan Sukabumi. Komposisi yang digunakan yaitu 65% wt felspar, 25% wt silika, 5% wt kaolin, dan 5% wt garam kalium, dicampur kemudian dilakukan fritting serta sintering. Dua komposisi porselen dibuat dengan bahan dasar berbeda yaitu felspar dari Pangaribuan dan Sukabumi. Kedua porselen yang telah disintering kemudian dievaluasi menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Hasilnya adalah kuarsa dan leusit ditemukan pada porselen dengan komposisi pasir Pangaribuan yang juga memberikan hasil lebih translusen secara visual dibandingkan dengan porselen dengan komposisi pasir Sukabumi yang hanya memperlihatkan hasil kuarsa. Hal ini menunjukkan bahwa porselen dengan komposisi bahan dasar pasir Pangaribuan berhasil disintesis dibandingkan komposisi bahan dasar pasir Sukabumi.
Penemuan ini dapat memberikan peluang yang baik dalam pembuatan porselen kedokteran gigi yang berasal dari pasir alam Indonesia.
Keywords
Full Text:
PDF8References
1. Babu PJ, Alla RK, Alluri VR, Datla SR, Konakanchi A. Dental ceramics: Part I – An overview of composition, structure, and properties. Am JMaterials Eng and Tech.
2015; 3(1): 13 – 18.
2. Anusavice K. Phillips’ Science of Dental Material. 12th ed. Amsterdam: Elsevier; 2013.
680 – 740.
3. Ivoclar Vivadent. Scientific Documentation IPS Classic. Research & Development Scientific
Service: Liechtenstein; 2011.
4. Raghavan RN. Ceramics in Dentistry, Sintering of Ceramics - New Emerging Techniques, Dr.
Arunachalam Lakshmanan (Ed.), ISBN: 978953-51-0017-1, Croatia: InTech; 2012 [cited 2016 October 20] Available from: http://www.intechopen.com/books/sintering-of-ceramicsnew-emerging-techniques/ceramics-indentistry.
5. Direktorat Jenderal Agro Industri & Departemen Perindustrian. Roadmap industri
keramik. Jurnal Dirjen Agroindustri. 2009; 21: 1 – 10.
6. Adrian. Potensi batuan pegmatif Pangaribuan sebagai sumber alumina dan alkali untuk
pembuatan gelas dan kaca. Makalah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya
Mineral. 2001; 3: 1 – 20.
7. Simanjuntak S. Inventarisasi dan evaluasi mineral logam di daerah kabupaten Cianjur
dan kabupaten Sukabumi, provinsi Jawa Barat. Jurnal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2002; 2: 1 – 20.
8. Helvey GA. Classification of dental ceramics. Inside Continuing Education. 2013; 13: 62 – 68.
9. Katz S. Translucent dental porcelain composition, its preparation and a restoration made thereof. European Patent Application. 1987; 53(9): 1 – 15.
10. Panzera C, Mead B, Kalser LM. Dental Porcelain Composition. United States Patent
Application. 1999; 54(17): 1 – 6.
11. Kelly JR, Benetti P. Ceramic materials in dentistry: historical evolution and current
practice. Australian Dental Journal. 2011; 56(1): 84 – 96.
12. Iyasara AC, Joseph M, Azubuike TC. The use of local ceramic materials for the production
of dental porcelain. American Journal of Engineering Research. 2014; 3(9): 135 – 139.
13. Carter CB, Norton MG. Ceramic Materials Science and Engineering. 1st ed. New York:
Springer Science; 2007. 365 – 380.
14. Denry I, Holloway JA. Ceramics for dental applications: A review. J Mater 2010; 3(1):
351 – 368.
15. Boch P, Niepce J. Ceramic Materials Processes, Properties, and Applications.
2nd ed. Wiltshire: Antony Rowe Ltd.; 2007. 130 – 155.
16. Rohayati Y. Sertifikat analisis XRF. Laboratorium Pengujian tekMira: Bandung.
2016. No: 1635/LFM/XI/2016-6423-6425
17. Wang F, Takahashi H, Iwasaki N. Translucency of dental ceramics with different thicknesses. J Prosthet Dent. 2013; 110(1): 14 – 20.
18. Nurddin SMAS, Selamat M. Development of leucite glass-ceramics for non-metallic dental
product. J. Chemical Eng. and Materials Sci. 2015; 7(2): 11 – 17.
DOI: https://doi.org/10.22146/majkedgiind.22936
Article Metrics
Abstract views : 4673 | views : 7812Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Majalah Kedokteran Gigi Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.