Perawatan Maloklusi Kelas I Bimaksiler Protrusi disertai Gigi Berdesakan dan Pergeseran Midline menggunakan Teknik Begg

https://doi.org/10.22146/majkedgiind.8164

Erna Rahmawati(1*), Soekarsono Hardjono(2)

(1) Program Studi Ortodonsia PPDGS Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
(2) Bagian Ortodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Maloklusi Angle kelas I  dengan bimaksiler protrusi merupakan maloklusi yang paling sering dijumpai. Kelainan yang banyak menyertai maloklusi kelas I bimaksiler protrusi adalah gigi depan berdesakan dan pergeseran midline.  Adanya persepsi negatif di masyarakat terhadap gigi dan bibir yang protrusi mendorong pasien untuk melakukan perawatan ortodontik. Perawatan pada kasus ini bertujuan untuk  mengurangi kecembungan wajah dengan meretraksi gigi anterior atas maupun bawah, mengoreksi midline rahang atas dan bawah serta gigi berdesakan anterior dengan perawatan ortodontik teknik Begg sehingga dapat memperbaiki estetik wajah.  Pasien wanita usia  34 tahun mengeluhkan gigi depan atas dan bawah sangat berdesakan dan pasien mengalami  kesulitan dalam menutup mulut. Diagnosis pasien adalah Maloklusi Angle kelas I dengan bimaksiler protrusi disertai gigi berdesakan anterior, pergeseran midline rahang atas dan rahang bawah. Pasien dirawat menggunakan alat cekat teknik Begg. Sebelum perawatan dilakukan pencabutan gigi premolar pertama rahang bawah kanan dan kiri dan rahang atas kanan. Pada rahang atas kiri dilakukan pencabutan gigi insisivus lateral yang berada diluar lengkung. Kesimpulan perawatan setelah 2 tahun terlihat bimaksiler protrusi, gigi berdesakan anterior dan midline terkoreksi.

Keywords


kelas I Angle; bimaksiler protrusi; midline; gigi berdesakan; teknik Begg

Full Text:

PDF


References

Bills DA, Handelman CS, BeGole EA. Bimaxillary dentoalveolar protrusion: traits and orthodontic correction. Angle Orthod. 2005; 75: 333-9

Kusnoto J, Kusnoto H. The effect of anterior tooth retraction on lip position of orthodontically treated adult indonesians. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 2001; 120: 304-7.

Iyyer BS. Orthodontics, the art and science. Ed 3. New Delhi: Arya (MEDI) Publishing House; 2004. H. 63-4.

Leonardi R, Annunziata, Licciardello, Barbato E. Soft tissue change following the extraction of premolars in nongrowing patients with bimaxillary protrusion. Angle Orthod. 2010; 80: 211-6.

Raharjo P. Diagnosis ortodontik. Surabaya: Airlangga University Press; 2008. H. 62-3, 85.

Raharjo P. Ortodonti dasar. Surabaya: Airlangga University Press; 2009. H. 70, 96-7.

Begg PR, Kesling PC. Begg orthodontic theory and technique. Ed 2.

Philadelphia : WB Saunders Co; 1977. H. 140-3.

Staley RN, Reske NT. Essentials of orthodontics. Blackwell Publishing; 2011. H. 73-4.

Fletcher GGT. The Begg appliance and technique. Briston: John Wright & Sons (print) Ltd; 1981. H. 35-44.

Graber TM. Vanarsdall. Orthodontic Current Principles and Techniques. Ed 5. Philadelphia : WB Saunders Co; 2012. H. 59-98.

Jacobson A. Radiographic cephalometri. Chicago: Quintessence Publishing Co; 1995. H. 53-95.



DOI: https://doi.org/10.22146/majkedgiind.8164

Article Metrics

Abstract views : 14703 | views : 32165

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2015 Majalah Kedokteran Gigi Indonesia




 

 View My Stats


real
time web analytics