Tindakan odontektomi multipel pasien HIV/AIDS
Intan Maharani(1*), Maria Goreti Widiastuti(2), Rahardjo Rahardjo(3)
(1) Program Studi Bedah Mulut dan Maksilofasial, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(2) Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(3) Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
CD4 >500 sel/μL. Pasien mengkonsumsi ARV dalam bentuk FDC (Fixed Dosed Combination) yang mengandung Tenofovir 300 mg, Hiviral 300 mg, dan Efavirenz 600 mg. Bius umum dilakukan pada tindakan odontektomi multipel dengan pemilihan obat injeksi Ceftriaxon, Ketorolac, Ranitidin, Asam Tranexamat, dan obat peroral Cefixime, Kalium Diklofenak, Paracetamol. Pemilihan obat-obatan tersebut berdasarkan interaksi dengan ARV yang digunakan pasien. Alat Proteksi Diri (APD) selama tindakan bedah perlu digunakan untuk mencegah penularan ke operator. Tindakan odontektomi multipel pada pasien ini menunjukkan hasil yang baik dengan tidak adanya keluhan, pembengkakan pada pipi, dan parestesi 7 hari setelah tindakan. Pasien juga menunjukkan pembukaan mulut normal dan penyembuhan luka yang baik. Kesimpulan: tindakan odontektomi multipel dapat dilakukan pada penderita HIV/AIDS dengan mempertimbangkan status CD 4 dan pemilihan obat.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
1. Seitz R. Human Immunodeficiency Virus (HIV). Transfusion Medicine and Hemotherapy. 2016; 43(3), 203–222. doi: 10.1159/000445852
2. Kurniasih N, Manullang E, Wardah, Anam MS, Istiqomah. Situasi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 1987 – 2006. Jakarta: Pusat data dan Informasi Departemen Kesehatan RI; 2006.
3. WHO. Case definitions of HIV for surveillance and revised clinical staging and immunological classification of HIV-Related Disease in Adults and Children, World Health Organization, Geneva; 2007.
4. Yovelin A, Wahyuningsih R, Kumalawati Y, Sungkar S. Peran Rapid oral HIV Test dalam diagnosis infeksi HIV. Majalah Kedokteran Indonesia. 2008; 58(12): 525-530.
5. Barron A, Lyles A. Practice guidelines for the treatment of HIV patients in general dentistry, 3rd Ed., Los Angeles County: The Dental Steering Committee of The Pacific AIDS Education and Training Centre; 2003.
6. Mansjoer S, Alwi R. Kedokteran perioperatif: evaluasi dan tata laksana di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,; 2007.
7. Ramesh K, Ramulu M. Wound healing rates in HIV patients - correlation with CD4 and CD8 counts. International Archives of Integrated Medicine. 2017; 4(7): 83–88.
8. Madiba TE, Muckart DJJ, Thomson SR. Human immunodeficiency disease : how
should it affect surgical decision making. World Journal Surgery. 2009; 33. 899–909.
9. Abalo A, Patassi A, James YE, Walla A, Sangare A, Dossim A. Risk factors for surgical wound infection in HIV-Positive patients undergoing surgery for orthopaedic trauma. Journal of orthopaedic surgery (Hong Kong).
2010; 18(2): 224–227.
10. I-Base. The Immune System and CD4 Count; 2016. Diunduh dari: http://i-base.info/wp-content/uploads/2016/01/Manual-2015-update-Section-1-–-p.1--17-pdf.pdf.pdf; 10 September 2017.
11. Roeslan BO. Imunologi oral: kelainan di dalam rongga mulut. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2002.
12. WHO. Laboratory guidelines for enumerating CD4 T Lymphocytes in the context of HIV/AIDS; 2007. Diunduhdari: http://www.who.int/hiv/amds/ratoryGuideEnumeratingCD4TLymphocytes.pdf., 10 September 2017.
13. WHO. Fixed dose combination for HIV/AIDS, Tuberculosis, and Malaria, World Health Organization, Geneva. 2003.
14. Barros E. Recent translational research in HIV/AIDS: Interaction of Traditional Remedies Against HIV, Nutrients and ARVs, Intech, Croatia; 2011.
15. University of Liverpool. HIV Drug Interaction Checker, diunduh dari http://www.hivdruginteractions.org/, 8 September 2017.
16. WHO. Surgical at the Distric Hospital, World Health Organization; 2003.
17. WHO. WHO model list of essential medicines application: tenofovir disoproxil fumarate/ lamivudine / efavirenz (TDF+3TC+EFV), diunduh dari http://www.who.int/selection_m e d i c i n e s / c o m m i t t e e s / e x p e r t / 1 9 /applications/TDF_3TC_EFV_6_4_2_A_Ad.pdf, 8 September 2017.
18. Stephen AN, Croser D, Fischman SL, Glick M, Phelan JA. Principles of oral health management for the HIV/AIDS Patient. USA: Dental Alliance for HIV/AIDS Care (DAAC); 2000.
19. Maestre VJR, Gómez-Lus Centelles ML. Antimicrobial Prophylaxis in Oral Surgery and Dental Procedures, Medicina oral, patologia oral y cirugia bucal. 2007; 12(1): E44–E52.
20. Alberta Dental Association. ‘Breaking Barriers HIV / AIDS and the Dental Patient’, Alberta Community Council on HIV (ACCH). 2008; 1–36. Diunduh dari: https://cdn.dal.ca/content/dam/dalhousie/pdf/dentistry/
HIVandDentalCare.pdf., 8 September 2017
DOI: https://doi.org/10.22146/mkgk.43820
Article Metrics
Abstract views : 1942 | views : 5533Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.