Penatalaksanaan Cancrum Oris (Noma) Akibat Super Infeksi Jamur pada Anak dengan Myelodysplastic Syndrome
Adyaputra Indrapradana(1*), Cahya Yustisia Hasan(2), Bakhrul Lutfianto(3)
(1) Program Studi Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(2) Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(3) KSM Bedah Mulut dan Maksilofasial, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Cancrum oris (noma) adalah penyakit gangren orofasial berupa destruksi pada jaringan yang terinfeksi dengan proses yang sangat cepat sehingga dapat menimbulkan mutilasi jaringan dan deformitas fasial. Noma timbul pada anak dengan malnutrisi, kebersihan mulut yang buruk, serta kondisi immunocompromised seperti AIDS, terapi imunosupresif, dan myelodysplastic syndrome sehingga memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Melaporkan tatalaksana bedah maupun non-bedah pada kasus noma akibat super infeksi jamur pada anak dengan myelodysplastic syndrome. Pasien anak laki-laki usia 9 tahun yang terdiagnosis myelodysplastic syndrome menderita noma dengan gambaran klinis destruksi nekrotik dan ulseratif pada sudut bibir kanan dan kiri yang meluas hingga hampir menutupi seluruh mulut. Pasien dirawat di rumah sakit di bawah perawatan tim multidisiplin yang terdiri dari ahli bedah mulut, dokter anak, dan ahli gizi untuk meningkatkan kondisi kesehatan umumnya. Biopsi eksisi dan debridemen agresif dilakukan. Pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan adanya superinfeksi jamur dan diikuti pemberian terapi antibiotik dan antijamur untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Pasien dinyatakan sembuh dengan ditandai penyembuhan luka yang baik dan tidak terjadi rekurensi setelah evaluasi 3 bulan pasca perawatan. Penanganan noma pada anak dengan myelodysplastic syndrome memerlukan tatalaksana bedah maupun non-bedah dengan disiplin dan tanggung jawab yang tinggi agar kerusakan jaringan tidak semakin berlanjut.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
1. Neville B, Damm DD, Allen C, Chi A. Oral and Maxillofacial Pathology, 4th ed. St. Louis: Saunders Book Company; 2015.
2. Berthold P. Noma: a forgotten disease. Dent Clin North Am. 2003; 47(3): 559–574.
3. Tempest NN. Cancrum oris. Br J Surg. 1966; 53(1): 949–969.
4. Auluck A, Pai KM. Noma: life cycle of a devastating sore - case report and literature review. Journal of the Canadian Dental Association. 2005; 71(10): 757–757.
5. Sufiawati I, Sari AA, Setiabudiawan B, Gunadi R. Noma management in a child with systemic lupus erythematosus. Dent. J. (Maj. Ked. Gigi). 2010; 43(1): 6-10.
6. Falker WA Jr. Enwonwu CO, Idigbe EO. Microbial understanding and mysteries of noma (cancrum oris). Oral Dis. 1999; 5(2): 150-155.
7. Oji C. Cancrum oris: its incidence and treatment in Enugu, Nigeria. Br J Oral Maxillofac Surg. 2002; 40(5): 406–409.
8. Marck KW. A history of noma, the “Face of Poverty.” Plast Reconstr Surg. 2003. 111(5): 1702–1707.
9. Adeola DS, Obisdazie AC. Managing acute cancrum oris in children. African Journal of Paediatric Surgery. 2009; 6(2): 77-81.
10. Casanas B, Pothiawala S, Sinnott JT. Elderly man with noma orofacial gangrene. Infect Dis Clin Pract. 2009; 17: 208-209.
11. Hofmann WK, Koeffler HP. Myelodysplastic syndrome. Annu Rev Med. 2005; 56: 1–16.
12. Weinstein L. Superinfection: A complication of antimicrobial therapy and prophylaxis. The American Journal of Surgery. 1964; 107(5): 704-709.
13. Manna VK, Pearse AD, Marks. The Effect of povidone-iodine paint on fungal infection. J Int Med Res. 1984; 12: 121.
DOI: https://doi.org/10.22146/mkgk.54306
Article Metrics
Abstract views : 36732 | views : 1959Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.