Implementasi Pentahelik dalam Pengembangan Desa Wisata di Kabupaten Gunungkidul

https://doi.org/10.22146/jpmmpi.v1i2.71359

Sumarni Sumarni(1*)

(1) Prodi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gunung Kidul, Yogyakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


Munculnya konsep Pentahelik didasari oleh dua alasan pertama karena hasil penelitian yang pernah kami lakukan bahwa setiap pokdarwis tidak semua mampu mengelola destinasi wisata secara individu pasca adanya pandemik, kedua dikarenakan program pemerintah pusat yang mendorong adanya pariwisata yang berkelanjutan, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan sample yang di ambil adalah 1 destinasi wisata yakni Desa Wisata Nglanggeran destinasi ini dianggap oleh peneliti sebagai representasi destinasi wisata yang sukses dalam mengelola destinasi wisatanya terbukti dengan prestasi yang mereka raih sampai saat ini. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui implementasi pentahelik yang ada di destinasi Nglanggeran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa destinasi wisata Nglanggeran sudah menerapkan konsep Pentahelik walaupun awalnya mereka fokus pada penerapan model CBT namun semakin berkembangnya kemampuan mereka dalam mengelola destinasi wisata mereka akhirnya ada dorongan dari pihak lain yang ingin bekerjasama.

Kata kunci : Implementasi; Pentahelik; Gunung Kidul; Pariwisata




References

Christia, A. M., & Ispriyarso, B. (2019). Desentralisasi Fiskal Dan Otonomi Daerah Di Indonesia. Law Reform. 15(1), 149-163.

Creswell, J. W., Plano Clark, V. L., Gutmann, M. L., & Hanson,W. E. (2003). Advance mixed methods research designs. In A.Tashakkori & C. Teddlie (Eds.), Handbook of mixed methods in social and behavioral research (pp. 209-240). Thousand Oaks, CA: Sage

Dewanta, A. S. (2004). Otonomi dan Pembangunan Daerah. Unisia. 0(53), 325-329

Jati, W. R. (2012). Inkonsistensi Paradigma Otonomi Daerah Di Indonesia: Dilema Sentralisasi Atau Desentralisasi. Jurnal Konstitusi. 9(4), 743-769

Karimah, F., Saleh, C., & Wanusmawatie, I. (2014). Pengelolaan alokasi dana desa dalam pemberdayaan masyarakat (Studi pada Desa Deket Kulon Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan). Jurnal Administrasi Publik., 2(4), 597-602

Maturbongs, E. E. (2020). Kolaborasi Model Pentahelix Dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal Di Kabupaten Merauke. Transparansi : Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi. 3(1),

Saragih, J. P. (2003). Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi, Ghalia Indonesia.

Suhartanto, S. (2019). Mewadahi Community Based Tourism Dalam Community Group Untuk Pengembangan Industri Pariwisata. Efisiensi - Kajian Ilmu Administrasi, XVI(2), 39-51

Yuningsih, T., Darmi, T., & Sulandari, S. (2019). Model Pentahelik Dalam Pengembangan Pariwisata Di Kota Semarang. JPSI (Journal Of Public Sector Innovations). 3(2), 84-93

Thoha, Miftah. (2008). Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Kencana Prenada Media Group.

Rahayu, S., Dewi, U., dan Fitriana, K.N. (2016). Pengembangan Community Based Tourism Sebagai Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian Humaniora. (21)1, 1-13.



DOI: https://doi.org/10.22146/jpmmpi.v1i2.71359

Article Metrics

Abstract views : 640 | views : 1158

Refbacks

  • There are currently no refbacks.