Tradisi Upacara Buka Luwur Makam Sunan Kudus dalam Perspektif Hierarki Nilai Max Scheler

https://doi.org/10.22146/jpmmpi.v5i1.91935

Alfina Maghfiroh(1*)

(1) Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini menunjukkan pentingnya menjaga kelestarian budaya dan tradisi sebagai bagian dari identitas Penelitian ini mengkaji tradisi Upacara Buka Luwur Makam Sunan Kudus, yang merupakan upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Kudus untuk memperingati wafatnya Sunan Kudus. Upacara ini mencakup serangkaian ritual yang diawali dengan penjamasan keris pusaka dan diakhiri dengan pembagian bubur asyura dan sego jangkrik kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam upacara tersebut melalui lensa hierarki nilai yang dikembangkan oleh filsuf Max Scheler. Dalam perspektif Scheler, nilai dibagi menjadi empat tingkatan: kesesuaian, vitalitas, mentalitas, dan kekudusan, dengan masing-masing tingkatan memiliki ciri khusus yang mencerminkan aspek-aspek kehidupan manusia dari yang paling dasar hingga yang spiritual. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai kekudusan atau kerohanian menduduki posisi tertinggi dalam upacara buka luwur, diikuti oleh nilai mentalitas yang mencerminkan komitmen dan partisipasi aktif masyarakat. Nilai vitalitas tercermin dari solidaritas dan kerjasama dalam kegiatan upacara, sementara nilai kesesuaian hadir melalui aspek kepedulian sosial yang terintegrasi dalam tradisi pembagian makanan. Penelitian ini memberikan wawasan mengenai bagaimana tradisi lokal dapat menjadi media untuk mempertahankan dan mengkomunikasikan nilai-nilai agama dan sosial, serta dan warisan komunitas.




References

Cutting, J. (2016). Max Scheler ’ s theory of the hierarchy of values and emotions and its relevance to current psychopathology. History of Psychiatry, 27, 220–228. https://doi.org/10.1177/0957154X16631693

Fuadi, A. (2013). Upacara Buka Luwur Makam Sunan Kudus Di Kabupaten Kudus. Suluk Indo, 2(2), 131–148.

Gede Agus Siswadi. (2023). Shifting the Meaning of Tabuh Rah Becomes Tajen (Chicken Fighting) in Bali (the Perspective of Max Scheler’S Hierarchy of Values). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 7(1), 1–9. https://doi.org/10.25078/vidyottama.v7i1.162

Ismaya, E. A., Fathurohman, I., & Setiawan, D. (2017). Makna dan Nilai Buka Luwur Sunan Kudus. Jurnal Kredo, 1(1), 44–57.

Khotimah, N. (2018). Enkulturasi Nilai-Nilai Kesejarahan Sunan Kudus Pada Masyarakat di Daerah Kudus Kulon. Jurnal Historia Pedagogia, 7(2), 120–127.

Nawali, A. K. (2018). Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Filosofi Hidup “ Gusjigang ” Sunan Kudus Dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Masyarakat. 2.

Nuha, U. (2016). Tradisi Ritual Buka Luwur: Sebuah Media nilai-nilai Islam dan Sosial Masyarakat Kudus. Smart, 2(01), 55. https://doi.org/10.18784/smart.v2i01.298

Obeyesekere, G. (1963). The Gereat Tradition and the Little Tradition in Perspective of Sinhalese Buddhism. TheJournal of Asian Studies., 22(2), 139–153. https://www.jstor.org/stable/2050008

Prihantari, P. M. (2019). Nilai-Moral Dalam Tradisi Buka Luwur Makam Sunan Kudus Di Kabupaten Kudus. 1–44, 167–174.

Redfield, R. (1963). The Little Community Peasent Society And Culture (3rd ed.). The University of Chicago Press.

Rosyid, M. (2019). Mempertahankan Tradisi: Studi Budaya Di Kampung Kauman Menara Kudus. Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 11(2), 297. https://doi.org/10.30959/patanjala.v11i2.516

Rosyid, M., & Kushidayati, L. (2021). Situs Hindu Pra-Islam : Mencari Titik Temu Antara Toleran Atau Intoleran Sunan Kudus. 05(02), 13–26. https://doi.org/10.33852/jurnalin.v5i2.229

Shils, E. (2002). The Tradition. In Minerva (2nd ed., Vol. 33, Issue 1). The University of Chicago Press iv. https://doi.org/10.1007/BF01098615

Syakur, M. (2021). Pendidikan Karakter Dalam Larangan Menyembelih Sapi (Menelisik Filosofi Ajaran Sunan Kudus). Jurnal PROGRESS: Wahana Kreativitas Dan Intelektualitas, 9(1). https://doi.org/10.31942/pgrs.v9i1.2335

Zed, Mestika 2003. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia



DOI: https://doi.org/10.22146/jpmmpi.v5i1.91935

Article Metrics

Abstract views : 441 | views : 667

Refbacks

  • There are currently no refbacks.