Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan (The Indonesian Journal of Health Service Management)
https://journal.ugm.ac.id/v3/JMPK
<p align="justify">Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan (JMPK) is scientific journal in the field of Public Health, published by the Department of Health Policy and Management, Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada, Indonesia.</p> <p align="justify">The mission of the Journal of Health Service Management is to publish, disseminate, and discuss various scientific writings on health service management, which help health service managers, researchers, and practitioners to work more effectively and manage their organizations.</p> <p align="justify">Published four times a year on research topics about community empowerment, service, and community health services as its main scope. This include:</p> <ul> <li class="show">Service delivery</li> <li class="show">Health Workforce</li> <li class="show">Health Informatics</li> <li class="show">Access to essentials medecine</li> <li class="show">Financing</li> <li class="show">Policy/ Governance</li> <li class="show">Diseases control and others</li> </ul>Departemen of Health Policy and Management, Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta 55281 Telp 0274-547490en-USJurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan (The Indonesian Journal of Health Service Management)1410-6515ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESENJANGAN PELAYANAN BAGI PASIEN BPJS KESEHATAN DAN PASIEN UMUM: TINJAUAN SISTEMATIS TERHADAP PRAKTIK KLINIK DI INDONESIA
https://journal.ugm.ac.id/v3/JMPK/article/view/16534
<p id="docs-internal-guid-399e1d5d-7fff-abaf-010e-ab8f58aaa154" dir="ltr" style="line-height: 1.2; text-align: justify; margin-top: 0.0pt; margin-bottom: 0.0pt;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial, sans-serif; background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan pelayanan kesehatan antara pasien BPJS Kesehatan dan pasien umum di Indonesia. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada adanya isu ketidakmerataan pelayanan di fasilitas kesehatan, dimana pasien BPJS Kesehatan sering kali mendapatkan pelayanan yang kurang optimal dibandingkan dengan pasien umum. Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan sistematis (</span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial, sans-serif; background-color: transparent; font-style: italic; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">Systematic Review</span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial, sans-serif; background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-position: normal; vertical-align: baseline; white-space-collapse: preserve;">) dengan pendekatan PRISMA untuk menyaring dan menganalisis literatur terkait dari berbagai studi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap kesenjangan ini, termasuk prosedur administratif yang rumit, insentif finansial bagi tenaga medis yang cenderung lebih rendah untuk pasien BPJS, keterbatasan fasilitas kesehatan, sikap dan persepsi negatif dari tenaga medis terhadap pasien BPJS dan regulasi kebijakan BPJS yang rumit. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan perlunya perbaikan dalam sistem regulasi BPJS, peningkatan insentif bagi tenaga medis, serta upaya peningkatan kesadaran dan pendidikan bagi tenaga medis untuk memastikan kesetaraan pelayanan kesehatan bagi semua pasien. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kebijakan yang lebih adil dan efektif dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.</span></p>Alexsius Felix MangeroAndrew SuprayogiAzizah Boenjamin
Copyright (c) 2025 Alexsius Felix Mangero, dr Andrew Suprayogi, Sp, PD, dr Azizah Boenjamin, M.P.H
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2025-04-242025-04-2428011610.22146/jmpk.v28i01.16534DISTRIBUSI INSENTIF COVID-19 DAN KEPUASAN KOMPENSASI TENAGA KESEHATAN RSUD ALIMUDDIN UMAR DI MASA PANDEMI COVID-19
https://journal.ugm.ac.id/v3/JMPK/article/view/4868
<p style="font-weight: 400;">Pandemi COVID-19 meningkatkan risiko dan beban pekerjaan tenaga kesehatan (nakes), yang diapresiasi oleh pemerintah dengan pemberian insentif COVID-19 oleh Kementerian Kesehatan yang realisasinya mencapai hampir 5 persen dari APBN Kesehatan 2021. Dalam penerapan sistem insentif, penelitian sebelumnya menetapkan bahwa evaluasi sistem insentif adalah bagian krusial dari membangun sistem insentif yang efektif. Evaluasi distribusi insentif di RSUD Alimuddin Umar (RSAU) sebagai satu-satunya RS tipe C pemerintah di Kabupaten Lampung Barat dapat memberi gambaran sistem insentif di tingkat kabupaten dan memberi masukan pada stakeholder kesehatan untuk perbaikan sistem insentif kedepannya.</p> <p style="font-weight: 400;"> </p> <p style="font-weight: 400;">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses distribusi insentif COVID-19, mengukur kepuasan kompensasi nakes di masa pandemi COVID-19, dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kepuasan kompensasi nakes terhadap insentif COVID-19.</p> <p style="font-weight: 400;"> </p> <p style="font-weight: 400;">Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan unit analisis terjalin, yang dilakukan di RSUD Alimuddin Umar pada Maret-April 2022. Kepuasan kompensasi diukur pada 100 subjek dengan modifikasi <em>Comprehensive Compensation Satisfaction Questionnaire </em>yang dideskripsikan secara kuantitatif. Proses distribusi insentif dan faktor yang mempengaruhi kepuasan kompensasi terhadap insentif dideskripsikan dengan semi-structured interview dan diinterpretasikan secara kualitatif.</p> <p style="font-weight: 400;"> </p> <p style="font-weight: 400;">Prosedur distribusi insentif di RSUD Alimuddin Umar sudah sesuai dengan regulasi dari Kementerian Kesehatan walaupun dalam pelaksanaan pemberian insentif terdapat beberapa kendala seperti perubahan yang berubah-ubah secara mendadak, sehingga sempat terkendala dalam pembiayaan dan kekecewaan nakes akibat dibatasinya jumlah nakes yang diberi insentif. Sebagian besar nakes RSAU puas terhadap kompensasi finansial, insentif COVID-19, non-finansial. Aspek kepuasan kompensasi yang mendapat rerata nilai tertinggi adalah kepuasan mengenai besaran insentif COVID-19, cara pembagian kompensasi finansial dan prosedur kompensasi non-finansial. Kepuasan mengenai perbedaan kompensasi antar profesi dan kemanfaatan kompensasi non-finansial menjadi aspek dengan nilai rerata terendah diantar aspek lain. Dari hasil wawancara juga didapatkan faktor yang mempengaruhi kepuasan tenaga kesehatan RSAU terhadap insentif COVID-19 adalah perasaan diapresiasi oleh pemerintah, besaran insentif yang melebihi ekspektasi tenaga kesehatan, perbandingan insentif antar nakes, dan kesesuaian prosedur insentif COVID-19 dengan peraturan.</p>Widyan Putra Anantawikrama
Copyright (c) 2025 Widyan Putra Anantawikrama
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2025-04-252025-04-25280171510.22146/jmpk.v28i01.4868HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN TURNOVER INTENTION PERAWAT RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
https://journal.ugm.ac.id/v3/JMPK/article/view/8664
<p><strong>Latar Belakang: </strong>Kekurangan tenaga kerja merupakan salah satu masalah global di bidang sumber daya manusia. Salah satu penyebab terjadinya kurangnya tenaga kerja adalah tingginya <em>turnover rate</em> pada sebuah organisasi. <em>Turnover</em> diawali dengan niatan untuk meninggalkan pekerjaan atau yang disebut dengan <em>turnover intention. </em>Banyak faktor yang mempengaruhi <em>turnover intention</em> salah satunya adalah kepuasan kerja. Angka <em>turnover </em>di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada cukup tinggi setiap tahunnya. Diduga hal ini terjadi dikarenakan belum puasnya pegawai dengan pekerjaannya. Hal ini ditandai dengan angka keterlambatan dan ketidakhadiran yang masih cukup tinggi dan juga permasalahan terkait status kepegawaian. Permasalahan ini perlu diperbaiki karena angka <em>turnover</em> yang tinggi akan membawa dampak yang negatif kepada rumah sakit.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Mengidentifikasi faktor terkait kepuasan kerja perawat serta hubungan antara kepuasan kerja dengan <em>turnover intention</em> perawat Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada.</p> <p><strong>Metode: </strong>Jenis penelitian ini adalah <em>mixed methods </em>dengan desain <em>sequential explanatory</em>. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2023. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan rancangan analitik <em>cross sectional study</em> dengan melakukan survei kuesioner kepada 182 perawat Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada. Instrumen pada pendekatan kuantitatif ini adalah <em>Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ)</em> untuk mengukur kepuasan kerja dan <em>Turnover Intention Scale-6 </em>(TIS-6) untuk mengukur <em>turnover intention.</em> Sedangkan pendekatan kualitatif dilakukan menggunakan metode wawancara mendalam kepada 4 orang pihak manajemen Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Tingkat kepuasan kerja perawat di RS Akademik UGM adalah 100<em>%</em> sangat puas. Persentase perawat dengan yang memiliki keinginan untuk meninggalkan pekerjaan sebesar 16.5% dan yang tidak memiliki niatan untuk pindah kerja adalah sebesar 83.5%. Hasil uji <em>Spearman’s Rank Correlation </em>pada kepuasan kerja dan <em>turnover intention</em> menunjukkan <em>p value</em> sebesar 0,000 (<0,05) dengan koefisien korelasi yaitu -0.416. Faktor kompensasi pada kepuasan kerja merupakan faktor yang paling mempengaruhi <em>turnover intention. </em></p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat hubungan tidak searah antara kepuasan kerja dengan <em>turnover intention</em> pada perawat RS Akademik UGM. Dengan diketahuinya bahwa kepuasan kerja perawat RS Akademik UGM berhubungan dengan niatan atau keinginan mereka untuk meninggalkan pekerjaannya, maka penting bagi pihak manajemen untuk selalu menjaga bahkan meningkatkan kepuasan kerja dari perawat RS Akademik UGM guna menurunkan jumlah perawat yang berniat untuk melakukan <em>resign.</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>Kepuasan kerja, <em>turnover intention, </em><em>Minnesota Satisfaction Questionnaire</em><em>, </em><em>Turnover Intention Scale-6</em><em>.</em></p>Dira MedianiAndreasta MelialaDewi Ratmasari
Copyright (c) 2025 Dira Mediani, Andreasta Meliala, Dewi Ratmasari
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2025-04-252025-04-252801162110.22146/jmpk.v28i01.8664RESILIENSI PROGRAM POSBINDU PTM PADA MASA PANDEMI COVID-19: TANTANGAN DAN ADAPTASI DI PUSKESMAS KOTA YOGYAKARTA
https://journal.ugm.ac.id/v3/JMPK/article/view/19521
<p><em>Non-Communicable Diseases (NCDs) are a major cause of death in Indonesia, leading the government to implement the Integrated Health Post (Posbindu PTM) program for early detection and risk factor control. The COVID-19 pandemic significantly impacted the implementation of Posbindu, resulting in a decline in service coverage in several areas. This study aims to explore the barriers and enablers to resilient Posbindu-PTM (community-based NCD screening program) at Yogyakarta City, Indonesia. We conducted a qualitative study by reviewing regulations and interviewing 10 informants by using purposively-selected Community, Community Health Workers (CHWs) and health professionals in two public community health centers (puskesmas) about Posbindu-PTM program. The collected information was analyzed using content analysis. The results show The pandemic led to a decrease in NCD screening coverage from 100% (2019) to 58.73% (2021) at Gondokusuman I, while at Umbulharjo II, it declined to 88%. Key factors contributing to resilience included community involvement, flexible policy support, and service adaptation with strict health protocols. We conclude that, the enable improving resilience of Posbindu-PTM, the role of the community, leadership from DHA and puskesmas staff is imperative. It is also critical to ensure adequate human resources for health, including health professional and CHWs, not only to perform routine activities in NCD screening, but also for managing information systems</em></p>Nila MunanaYodi MahendradhataLikke Prawidya Putri
Copyright (c) 2025 Nila Munana
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2025-04-252025-04-252801222710.22146/jmpk.v28i01.19521AUDIT SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN METODE FRAMEWORK 4.0 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA
https://journal.ugm.ac.id/v3/JMPK/article/view/17663
<p><strong>Background: </strong>Wangaya Regional General Hospital (RSUD) has utilized a hospital management information system (SIMRS) since 2013 to support every health service process in the hospital. In its implementation, several obstacles are still encountered that can hinder the objectives of SIMRS as well as obstacles in the preparation of recommendations for SIMRS development, resulting in management having difficulty in determining the direction and policies for SIMRS development.</p> <p><strong>Objectives:</strong> To determine the level of maturity of the implementation and recommendations in the development of SIMRS in order to increase the effectiveness of achieving the mission of Wangaya Hospital, Denpasar City as a Regional Public Service Agency (BLUD).</p> <p><strong>Methods: </strong>Quantitative descriptive research with a case study approach. A sample of seven SIMRS officers was obtained by total sampling. The data collection method was by observing the implementation of SIMRS and providing questionnaires referring to the maturity level based on the 4 COBIT 4 domains.</p> <p><strong>Results: </strong>Based on the research results, the maturity level values were obtained in the Planning and Organization, Acquisition and Implementation, Delivery and Support, and Monitoring and Evaluation domains with an average maturity level valu e of 3 (Defined Level).</p> <p><strong>Conclusions: </strong>This shows that the SIMRS maturity level of Wangaya Hospital is generally at level 3 (Defined Level), while in general the SIMRS maturity level that Wangaya Hospital wants to achieve is at level 5 (Optimized Level). It is necessary to carry out governance that is aligned by creating SIMRS procedures and policies that are in accordance with the strategy of Wangaya Hospital, Denpasar to achieve the hospital's vision and mission.</p>Rai Riska Resty WasitaGabriel Firsta Adnyana
Copyright (c) 2025 Rai Riska Resty Wasita
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2025-04-252025-04-252801283410.22146/jmpk.v28i01.17663