Call For Papers! --- Lembaran Antropologi Vol (4) No. 2 Year 2025

CALL FOR PAPERS
Lembaran Antropologi Volume 4, No. 2, Year 2025, is taking a special theme that discusses the role of anthropology in the production of knowledge and academic debates concerning performance and the arts from the perspective of decolonisation. In this context, the studies are situated within artistic practices that occupy socially marginalised positions and are driven by a critical stance toward capitalism. In terms of the study material, it contributes to the discussion of posthuman, which examines the relationship between human and non-human agencies (flora, fauna, and the surrounding environment) and how these multispecies relations are represented in artistic forms.
In Indonesia, studies discussing works of art remain largely dominated by analyses of their structure and form, focusing on sacred spaces and mythological areas that are distant from the everyday lives of both the public and the researchers themselves. Exploring themes related to the art of the sacred area and mythic inspiration — concerning modes of production, socio-political context, social differentiation, and symbolic entities — is still rarely undertaken. Likewise, studies delving into the intersection between art and multispecies relational symbols-or art and political-economic histories, remain neglected. For instance, studies of the connection between the colonial-era labour system and artistic production are underexplored.
In this era of “posthuman” thought, many artists’ practices trace the historical trajectories of materialism and glocal capitalism, offering sharp critiques of the brutal circulation of global capital and the persistence of neo-colonialism. In various countries, this critical study was initiated by the indigenous, immigrant, and people-of-colour thinkers. This movement serves as an inspiration to conduct a critical study on the arts in Indonesia.
In this special edition, Lembaran Antropologi invites authors to contribute their critical interpretation of the interrelation between anthropology and art in Indonesia, viewing them as works, discourses, and endeavours towards cultivating human awareness.
Deadline 20 November 2025
Special Edition Editor
Rachmi Diyah Larasati
Department of Gender, Women and Sexuality Studies,
University of Minnesota
For inquiries, please kindly contact lembaran-antropologi.fib@ugm.ac.id
Please register your account by clicking here to submit a manuscript.
---------------------------------
UNDANGAN SUBMISI
Jurnal Lembaran Antropologi Volume 4 No 2 Tahun 2025 akan mengangkat tema khusus peran Antropologi dalam penciptaan pengetahuan dan debat akademik mengenai pertunjukan dan seni dalam perspektif kerja dekolonisasi. Di sini, studi dijalankan dalam konteks kerja seni yang berada di posisi sosial yang marginal dan dalam semangat kritik terhadap kapitalisme. Secara material, kajian ini berkontribusi dalam diskusi post-human yang meninjau hubungan manusia dengan agensi non-manusia (satwa, puspa, dan alam sekitar) dan bagaimana relasi multi spesies tersebut dihadirkan dalam seni.
Di Indonesia kajian karya seni masih banyak didominasi oleh analisis struktur dan bentuk yang berkutat pada ruang sakral, dunia mitologis yang sangat berjarak dengan kehidupan keseharian masyarakat dan bahkan para peneliti sendiri. Pengangkatan tema seni ruang sakral, inspirasi mitos yang dihubungkan dengan moda produksi, konteks sosial politik, diferensiasi sosial, dan entitas simbolik dalam perspektif kritis masih sangat jarang dilakukan. Demikian pula dengan kajian mengenai relasi seni dengan simbol-simbol relasi multispesies dan riwayat politik ekonomi lingkungan, misalnya hubungan antara perburuhan dari masa penjajahan dengan penciptaan kesenian cenderung jarang tersentuh. Di era pemikiran 'posthuman' ini, kerja seni oleh seniman banyak merunut kesejarahan materialisme, kapitalisme global, kritik pedas terhadap sirkulasi kapital global yang bar-bar, dan kelanjutan neo-kolonialisme. Di berbagai negeri, kajian kritis ini banyak dipelopori oleh pemikir indigenos, imigran, dan warga kulit berwarna. Gerakan tersebut menginspirasi untuk melakukan kajian kritis seni di Indonesia.
Edisi Lembaran Antropologi kali ini mengundang para penulis untuk secara leluasa mengangkat tafsir kritis mengenai pertautan antropologi dan seni di Indonesia sebagai karya, wacana dan upaya penyadaran kemanusiaan.
Tenggat Pengiriman 20 November 2025
Editor Edisi Khusus:
Rachmi Diyah Larasati
Department of Gender, Women and Sexuality Studies,
University of Minnesota
Untuk pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi: lembaran-antropologi.fib@ugm.ac.id
Silakan registrasi akun pribadi anda dengan klik disini untuk submisi naskah.


