Pustakawan membangun masyarakat literat dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan
Abstract
Masyarakat literat dalam arti sempit merupakan masyarakat yang memiliki kemampuan membaca dan menulis. Dalam arti luas masyarakat literat merupakan masyarakat yang dapat berpikir kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar. Tingkat literasi Indonesia masih terbilang paling rendah., hal tersebut ditunjukan dengan data Central Connecticut State University tahun 2016 dimana Indonesia berada pada peringkat 60 dari 61 dunia. UNESCO pun pernah mempublikasikan data minat baca masyarakat Indonesia di angka 0,001 persen. Penelitian yang dilakukan oleh Jhon W. Miller, Presiden Central Connecticut State University, New Britain menempatkan Finlandia sebagai negara paling literat atau terpelajar di dunia. Peran pustakawan saat ini sangat penting bagi terbentuknya masyarakat literat. Berdasarkan kondisi masyarakat Indonesia dan perkembangan zaman saat ini dibutuhkan berbagai macam strategi untuk membuat masyarakat gemar membaca dan menulis. Pustakawan berperan sebagai marketing, sistem jemput bola dan sistem hadiah. Semoga dengan adanya strategi tersebut, pustakawan dapat membantu pemerintah dalam membangun masyarakat literat demi tercapainya pembangunan yang berkelanjutan.
- Articles published in Media Informasi are licensed under Lisensi Creative Commons Atribusi ShareAlike 4.0 Internasional.. You are free to copy, transform, or redistribute articles for any lawful purpose in any medium, provided you give appropriate credit to the original author(s) and Media Informasi.
- Copyright on articles is retained by the respective author(s), without restrictions. A non-exclusive license is granted to Media Informasi to publish the article and identify itself as its original publisher, along with the commercial right to include the article in a hardcopy issue for sale to libraries and individuals.