Isi Artikel Utama

Abstrak

Peran kiai dalam pemenangan kandidat pemilu menjadi efektif karena ia berperan di dua level, yaitu sebagai konsolidator kekuatan politik di level elit dan sebagai mobilisator suara pemilih di level grassroot. Tulisan ini membahas peran Kiai Yusuf Chudlori sebagai konsolidator jaringan kiai dan mobilisator suara pemilih dalam pemenangan kandidat Jokowi-Ma’ruf pada pilpres 2019 di Kecamatan Tegalrejo. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan untuk mengkaji permasalahan ini. Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipatoris, dan dokumentasi. Kajian ini menunjukkan bahwa Gus Yusuf berhasil mengonsolidasikan jaringan kiai secara gradual sehingga terbentuk kekuatan politik yang stabil. Jaringan kiai ini berfungsi untuk menjangkau massa jamaah secara luas. Di sisi lain, sebagai kiai yang paling berpengaruh secara elektoral di Tegalrejo, Gus Yusuf berperan efektif sebagai mobilisator suara pemilih karena banyaknya pengajian sebagai sarana mobilisasi, kuatnya pengaruh Gus Yusuf dalam kehidupan masyarakat, serta penggunaan metode-metode mobilisasi yang menarik. Tulisan ini menyimpulkan bahwa pemenangan kandidat Jokowi-Ma’ruf di Tegalrejo menjadi efektif karena Gus Yusuf berperan kolaboratif sebagai konsolidator yang bergerak di level elit dan mobilisator yang bergerak di level akar rumput.

Kata Kunci

peran kiai politik elektoral konsolidator mobilisator

Rincian Artikel

References

  1. Alfirdaus, Lalila Kholid. (2013). Islam and Local Politics: In the Quest of Kyai, Politics, and Development in Kebumen. Al-Jami’ah, 2008-2010, 51 (2), 279-309.
  2. Amali, Zaki. (2019, Februari 27). Bentrok GPK dan Kader PDIP Saat Massa PPP di Jateng Terbelah. Tirto. Diakses dari https://tirto.id/bentrok-gpk-dan-kader-pdip-saat-massa-ppp-di-jateng-terbelah-dhVn.
  3. Arifin, Ichwan. (2008). Kiai dan Politik Studi Kasus Perilaku Politik Kiai dalam Konflik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Pasca Muktamar II Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro. Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/17700/1/ICHWAN_ARIFIN.pdf. Semarang: Universitas Diponegoro.
  4. Assiddiq, Dafis Ubaidillah. (2020). Menakar Peran Kiai dalam Pemilihan Presiden 2019 (Studi di Provinsi Jawa Timur). Journal of Governance Innovation, 2 (2), 191-208. Diakses dari http://ejournal.uniramalang.ac.id/index.php/JOGIV/article/view/505/387.
  5. Asyari, Suaidi. (2010). Nalar Politik NU dan Muhammadiyah: Over Crossing Java Sentris. Yogyakarta: LkiS.
  6. Bruinessen, Martin Van. (1994). NU Tradisi Relasi-relasi Kuasa Pencarian Wacana Baru. Yogyakarta: LKIS.
  7. Chalik, Abdul. (2015). Elit Lokal Berbasis Pesantren dalam Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah di Jawa Timur. Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman, 23 (2), 363-381. Diakses dari http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/karsa/article/view/744/695.
  8. Dhofier, Zamakhsyari. (1983). Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.
  9. Ernas, Saidin, Ferry Muhammadsyah Siregar. (2010). Dampak Keterlibatan Pesantren dalam Politik: Studi Kasus Pesantren di Yogyakarta. Kontekstualita, 25 (2), 194-224. Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/37094-ID-dampak-keterlibatan-pesantren-dalam-politik-studi-kasus-pesantren-di-yogyakarta.pdf.
  10. Febrina, Rasmi Hasfy, Bangun Udi Mustika, Adek Risma Dedees. (2014). Nahdlatul Ulama: Bebas untuk Oportunis? Menelisik Kontestasi Politik pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Banyumas Periode 2008 dan 2013. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 18 (2), 99-113. Diakses dari https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/view/ 13131/9360.
  11. Geertz, Clifford. (1960). The Javanesse Kijaji: The Changing Role of Cultural Broker. Journal Comparative Studies in Society and History, 2 (2), 228-249. Diakses dari www.jstor.org.
  12. Gus Yusuf: Kiai Kecewa Tak Diajak Rembuk Soal Posisi Menag oleh Jokowi. (2019, Oktober 25). Kumparannews. Diakses dari https://kumparan.com/kumparannews/gus-yusuf-kiai-kecewa-tak-diajak-rembuk-soal-posisi-menag-oleh-jokowi-1s7TDLdCzwZ.
  13. Hasanudin, Sansan. (2017). Mekanisme Religio-Politik Pesantren: Mobilisasi Jaringan Hamida dalam Politik Elektoral Tasikmalaya. Jurnal Sosiologi, 22 (1), 53-80. Diakses dari http://journal.ui.ac.id/index.php/mjs/article/view/6797/pdf.
  14. Hidayat, Endik. (2016). Hubungan Kiai dan Politik: Peran Politik Kiai Pada Pilpres 2014 di Pesantren Areng-Areng Pasuruan Jawa Timur. Tesis. Diakses dari https://www.academia.edu/29778765/Hubungan_Kiai_dan_Politik_Peran_Politik_Kiai_Pada_Pilpres_2014_di_Pesantren_Areng-_Areng_Pasuruan_Jawa_Timur. Jakarta: Universitas Indonesia.
  15. Hosnan, Mohammad. (2019). Pudarnya Kharisma Kiai dalam Kontestasi Politik Lokal di Madura. Jurnal Pemikiran dan Ilmu Keislaman, 2 (2), 308-327. Diakses dari http://jurnal.instika.ac.id/index.php/jpik/article/view/119/75.
  16. Komisi Pemilihan Umum. (2020). Rekapitulasi Hasil Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI 2019. Diakses dari https://pemilu2019.kpu.go.id/#/ppwp/rekapitulasi/
  17. Huntington, Samuel dan Joan Nelson. (1994). Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta: PT Rineka Cipta.
  18. Maharani, Shinta. (2014, Juli 30). Kisah Gus Yusuf Melawan Fitnah Terhadap Jokowi. Koran Tempo. Diakses dari https://koran.tempo.co/read/347893/kisah-gus-yusuf-melawan-fitnah-terhadap-jokowi?read=true.
  19. Masruri, Wawan Sobari, George Towar Ikbal Tawwakal. (2019). Kyai-Santri Relationship in Electoral Politics: A Critical Point of View. Jurnal Ilmu Pemerintahan, 4 (2), 75-89. Diakses dari https://governmentjournal.org/index.php/jip/article/view/80/56.
  20. Nurhadi dan Sunarso. (2018). Peran Kiai dalam Membangun Partisipasi pemilih. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Keewarganegaraan, 3 (2), 169-175. Diakses dari http://journal2.um.ac.id/index.php/jppk/article/view/7821/3750.
  21. Patoni, Achmad. (2007). Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  22. Pertiwi. (2017, Agustus 8). Gus Yusuf: Pak Jokowi Bilang ke Saya akan Ditunda, Kok Jalan Terus. Detiknews. Diakses dari https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3591263/gus-yusuf-pak-jokowi-bilang-ke-saya-akan-ditunda-kok-jalan-terus.
  23. Ridwan. (2004). Paradigma Politik NU Relasi Sunni-NU dalam Pemikiran Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  24. Sasongko. Joko Panji. (2018, Agustus 14). PBNU Siap Menangkan Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019. CNN Indonesia. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180814171857-32-322232/pbnu-siap-menangkan-jokowi-maruf-amin-di-pilpres-2019.
  25. Trianto, Hery. (2018, Maret 20). NU-Lippo Bikin Usaha Patungan, Dirikan Rumah Sakit. Bisnis.com. Diakses dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20180320/12/752002/nu-lippo-bikin-usaha-patungan-dirikan-rumah-sakit.
  26. Turmudi, Endang. (2004). Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan. Yogyakarta: LKiS.
  27. Zamroni, Imam. (2007). Juragan, Kiai dan Politik di Madura. UNISIA, 30 (65), 264-276. Diakses dari https://journal.uii.ac.id/Unisia/article/view/2666.