Bilah Samping Artikel

Telah diserahkan
Nov 26, 2021
Diterbitkan
Nov 26, 2021
Download
PDF
Statistic
Read Counter : 194 Download : 508

Isi Artikel Utama

Abstrak

Pemilihan presiden secara langsung akan menyebabkan terbentuknya kondisi politik yang diametral di antara pemenang dan pihak yang kalah. Keadaan politik yang diametral itu disebabkan karena penerapan prinsip winner takes all dan separation of powers dalam origin dan survival antara pemegang kekuasaan pemerintahan serta pemegang kekuasaan legislatif. Prinsip-prinsip ini, yang menjadi cacat bawaan dalam sistem presidensial, merupakan penyebab utama terjadinya dead lock dalam pelaksanaan kekuasaan negara. Apakah ada solusi terhadap cacat bawaan tersebut? Guna menemukan solusi itu, fakta dan data pengalaman Indonesia dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Fakta dan data dalam penulisan ini bersumber dari data sekunder yang dipilah menggunakan purposive sampling. Melalui penggunaan kewenangan dan peran yang dimiliki presiden, kondisi politik diametral dapat diminimalisir ataupun dimitigasi. Khususnya, peran presiden sebagai chief of legislator dan arbiter dipastikan dapat mereduksi maupun memitigasi kondisi politik diametral tersebut.

Kata Kunci

kondisi politik diametral sistem presidensial winners takes all separation of powers chief of legislator

Rincian Artikel

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Seluruh naskah yang diterbitkan oleh Jurnal PolGov berada di bawah lisensi CC-BY-SA (Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License), yang memiliki ketentuan sebagai berikut: Share: menyalin dan mendistibusikan ulang naskah dalam media atau format apapun, Adapt: mencampur, mengubah, dan membuat sesuatu dari naskah dengan berbagai tujuan, termasuk komersil.

Hak cipta naskah dipegang seluruhnya oleh penulis. Lisensi yang tidak eksklusif diberikan kepada Jurnal PolGov untuk menerbitkan naskah dan menjadi penerbit asli dari naskah tersebut.

Kondisi-kondisi yang ada pada lisensi CC-BY-SA tidak mengikat penulis, sebagaimana penulis merupakan pemegang hak cipta. Namun, penulis harus mengakui hak-hak pembaca dan pihak ketiga untuk menggunakan naskah mereka selagi masih dalam ketentuan CC-BY-SA. 

References

  1. Asshiddiqie, Jimly. (2007). Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: Buana Ilmu Populer.
  2. Ball, Allan R. (1988). Modern Politics and Government, Fourth Edition. London: Macmillan Education Ltd.
  3. Blondel, Jean. (2015). The Presidential Republic. New York: Palgrave Macmillan.
  4. Budiardjo, Miriam. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
  5. Cheibub, Jose Antonio. (2007). Presidentialism, Parliamentarism, and Democracy. United Kingdom: Cambridge University Press.
  6. Diantha, I Made Pasek. (1990). Tiga Tipe Pokok Sistem Pemerintahan dalam Demokrasi Modern. Bandung: CV. Abardin.
  7. D. Moh. Mahfud M.. (2001). Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia, Edisi Revisi, Cetakan II. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
  8. Elgie, Robert (ed.) (2004). Semi-Presidentialism In Europe. Oxford: Oxford University Press.
  9. Elgie, Robert. (2011). Semi-Presidentialism: Sub-Types and Democratic Performance. Oxford: Oxford University Press.
  10. Feijó, Rui Graça. (2021). Presidents in Semi-Presidential Regimes: Moderating Power in Portugal and Timor-Leste. Cham: Palgrave Pivot.
  11. Hague, Rob dan Martin Harrop. (2004). Comparative Government and Politics: An Introduction, 6th Edition. New York: Palgrave MacMillan.
  12. Isra, Saldi. (2019). Sistem Pemerintah Indonesia: Pergulatan Ketatanegaraan Menuju Sistem Pemerintahan Presidensial. Depok: Rajawali Pers.
  13. Kelompok Kerja Forum Rektor Indonesia 2006–2007. Penyempurnaan Amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  14. Keman, Hans (Ed). (2002). Comparative Democratic Politics: A Guide to Contemporary Theory and Research. London: Sage Publications Ltd.
  15. Keyes, Ralph. (2011). The Post-Truth Era: Dishonesty and Deception in Contemporary Life. New York: St. Martin’s Press.
  16. Komisi Hukum Nasional Republik Indonesia. (2014). Mohammad Fajrul Falaakh: Konsisten Mengawal Konstitusi. Jakarta: Komisi Hukum Nasional Republik Indonesia.
  17. Lijphart, Arend. (1984). Democracies: Patterns of Majoritarian and Consensus Government in Twenty-one Countries. Connecticut: Yale University Press.
  18. Linz, Juan J. dan Arturo Valenzuela (Eds.). (1944). The Failure of Presidential Democracy – Comparative Perspectives. Baltimore: The Johns Hopkins University Press.
  19. Mahler, Gregory S. (2000). Comparative Politics: An Institutional and Cross-National Approach, Third Edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
  20. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. (2017). Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Cetakan Keenam Belas. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.
  21. Manan, Bagir. (1999). Lembaga Kepresidenan. Yogyakarta: Penerbit Gama Media.
  22. McConville, Mike dan Wing Hong Chui. (Eds.). (2007). Research Methods for Law. The Great Britannia: the Edinburg University Press.
  23. Pamudji. (1994). Perbandingan Pemerintahan. Jakarta: Bumi Aksara.
  24. Polsby, Nelson. (2011). Congress, National Security, and the Rise of Presidential Branch. Dalam James P. Pfiffner, The Modern Presidency, 6 Edition, (hlm. 4). Boston: Wardworth-Cengage Learning.
  25. Przeworski, Tamar Adam Asadurian, dan Anjali Thomas Bohlken. (2012). “The Origins of Parliamentary Responsibility.” Dalam Tom Ginsburg (ed.), Comparative Constitutional Design (hlm. 101–137). New York: Cambridge University Press.
  26. Rossiter, Clinton. (1963). The American Presidency, Revised Edition. New York: Mentor Books.
  27. Sartori, Giovanni. (1994). Comparative Constitutional Engineering: An Inquiry into Structures, Incentives, and Outcomes. London: MacMillan Press Ltd.
  28. Shugart, Matthew Soberg dan John M. Carey. (1992). Presidents and Assemblies: Constitutional Design and Electoral Dynamics. United Kingdom: Cambridge University Press.
  29. Seomantri, Sri. (1992). Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia. Bandung: Alumni.
  30. Soekanto, Surjono. (1986). Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.
  31. Strong, C.F. (1963). A History of the Modern Political Constitutions (First American Edition). New York: G.P. Putnam’s Sons.
  32. Suny, Ismail. (1987). Mekanisme Demokrasi Pancasila. Jakarta: Aksara Baru.
  33. Verney, Douglas V. (1959). The Analysis of Political System. The Great Britannia: The Free Press.
  34. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  35. The United States Constitution.
  36. Calabresi, Steven G. dan Kevin H. Rhodes (1992). The Structural Constitution: Unitary Executive, Plural Judiciary. Harvard Law Review, 105 (6), 1153–1216.
  37. Duverger, Maurice. (1980). A New Political System Model: Semi-Presidential Government. European Journal of Political Research, 8, 165–187.
  38. Falaakh, M. Fajrul. (2003). Presidensi dan Proses Legislasi Pasca-Revisi Konstitusi (Parlementarisme Lewat Pintu Belakang?). Yogyakarta: Seminar Nasional Meluruskan Jalan Reformasi, Universitas Gadjah Mada, 25–27 September 2003.
  39. Mainwaring, Scott dan Matthew Søberg Shugart. (1997). Juan Linz, Presidentialism, and Democracy: A Critical Appraisal. Comparative Politics, 29 (4), 449-471.
  40. Kaminsky, Elijah Ben-Zion. (1997). On the Comparison of Presidential and Parliamentary Governments. Presidential Studies Quarterly, 2 (2), 221–228.
  41. Lay, Cornelis. (2006). State Auxiliary Agencies. Jantera: Jurnal Hukum, 12 (III), 5–21.
  42. Linz, Juan Jose. (1990). The Perils of Presidentialism. Journal of Democracy, 1 (1), 51–69.
  43. Nakaguma, Marcos Yamada. (2005). Choosing the Form of Government: Theory and Evidence from Brazil. The Economics Journal, 125 (589), 1986–2023.
  44. Puig, Gonzalo Villalta. (2002). Parliamentary versus Presidential Government. Australian Quarterly, 74 (5), 9–11, 40.
  45. Roper, Steven D. (2002). Are All Semi-Presidential Regimes the Same? A Comparison of Premier-Presidential Regimes. Comparative Politics, 34 (3), 253–272.
  46. Shugart, Matthew Søberg. (2005). Semi-Presidential Systems: Dual Executive and Mixed Authority Patterns. France Politics, 3, 323–351.
  47. Skach, Cindy. (2007). The “Newest” Separation of Powers: Semipresidentialism. International Journal of Constitutional Law, 5(1), 93–121.
  48. Anonim. (2004, 27 Juli). Yudhoyono dan Megawati Lolos Pilpres Putaran Dua. Liputan 6. Diakses dari www.liputan6.com.
  49. Anonim. (2004, 17 September). SBY-JK Rapat Koordinasi dengan Partai-partai Pendukung. Detik. Diakses dari www.detik.com.
  50. Anonim (2004, 21 September). SBY-Kalla Umumkan Kabinet Saat Dilantik 20 Oktober. Detik. Diakses dari www.detik.com.
  51. Anonim. (2014, 13 Oktober). Konflik Aceh Selesai di Tangan SBY. Detik. Diakses dari www.detik.com.
  52. Anonim. (2020, 9 Januari). Hasil Perhitungan Suara Sah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Menurut Provinsi Tahun 2004, 2009, 2014, 2019. Badan Pusat Statistik. Diakses dari www.bps.go.id.
  53. Anonim. (2020, 13 Juli). Hasil Penghitungan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilu Legislatif Tahun 1955–2019. Badan Pusat Statistik. Diakses dari www.bps.go.id.
  54. Amadeo, K. (2020, 28 Februari). Government Shutdowns in 1995, 2013, 2018, and 2019 Explained. The Balance. Diakses dari www.thebalance.com.
  55. Biden, Jr. Joseph R. (2021, 20 Januari). Inaugural Address by President Jr. Joseph R. Biden. The White House. Diakses dari www.whitehouse.gov.
  56. McCann, E. (2013, 1 Oktober). What Services are Affected When The US Government Shuts Down. The Guardian. Diakses dari www.theguardian.com.
  57. Puspasari, Rahayu. (2020, 10 Mei). Perkembangan Ekonomi dan Refocusing Anggaran untuk Penanganan Covid-19 di Indonesia. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Diakses dari www.kemenkeu.go.id.
  58. Sholikah, Binti dan Muhammad Hiru. (2021, 28 Januari). Pembangunan Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Selesai. Republika. Diakses dari www.republika.co.id.
  59. Weisman, J. and Peters. J.W. (2013, September 30). Government Shuts Down in Budget Impasse. The New York Times. Diakses dari www.nytimes.com.