Isi Artikel Utama

Abstrak

Kajian ini mengeksplorasi isu kewacanaan elektoral seputar “Jokowi Tiga Periode” yang muncul dan berkembang di Indonesia. Artikel ini mengeksplorasi framming media daring dan analisis sentimen media sosial Twitter terhadap kewacanaan tersebut. Kewacanaan “Jokowi Tiga Periode” ini cukup menarik untuk dielaborasi dan dikerangkai dari perspektif politik karena menekankan unsur personalisasi tokoh sebagai inti wacana. Penelitian menggunakan dua dataset yakni data media online dan data media sosial Twitter dalam kurun waktu yang sama, yakni 1 Maret-31 Juni 2021. Metode yang digunakan dalam kajian ini, yaitu text network analysis, social network analysis, dan natural language processing. Hasil temuan dalam kajian ini menunjukkan bahwa fenomena dorongan perubahan masa jabatan presiden bukan hal baru. Terlebih, analisis terhadap media daring menunjukkan tingginya eksposure pemberitaan terhadap wacana “Jokowi Tiga Periode”. Temuan juga menunjukkan adanya pembagian pemberitaan menjadi empat kluster polarisasi. Dari sisi analisis sentimen, dorongan perubahan masa jabatan presiden melalui wacana “Jokowi Tiga Periode” banyak dinilai oleh pengguna Twitter sebagai hal yang negatif. Ini dibuktikan dengan dominasi sentimen negatif sebanyak 56% dengan mayoritas mengaitkan isu ini dengan konstitusi yang membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode.

Kata Kunci

masa jabatan inkonstitusional framing media sentimen

Rincian Artikel

References

  1. Chu, S. C. (2011). Viral Advertising in Social Media: Participation in Facebook Groups. Journal of Interactive Advertising 12 (1), 30–43.
  2. D’Angelo, P. (2002). News Framming as a Multiparadigmatic Research Program: a Response to Entman, Journal of Communication, 870–888.
  3. Dearing, J. (1998). Maxwell McCombs, Donald L. Shaw, and David Weaver, eds., Communication and Democracy: Exploring the Intellectual Frontiers in Agenda-Setting Theory. Public Opinion Quarterly, 125–128.
  4. Delvira. (2021). Penggagas Komunitas Jok-Pro 2024 M. Qodari Dukung “Jokowi Tiga Periode”. Merdeka.com. https://www.merdeka.com/politik/penggagas-komunitas- jok-pro-2024-m-qodari-dukung-jokowi-tiga-periode.html.
  5. Entman, R. M. (1993). Framming: Toward Clarification of a Fractured Paradigm. Journal of Communication 43 (4), 51–58.
  6. Entman, R. M. (2004). Projections of Power: Framming News, Public Opinion, and US Foreign Policy. Chicago: University of Chicago Press.
  7. Esfandari, D. & M. Alqosam (2020). Pemberitaan Aksi Gerakan Tagar 2019 Ganti Presiden Analysis Framming Robert N. Entman di Mediaindonesia.com Periode September 2018-Januari 2019. Jurnal Interaksi. Vol 4 (1), 12–23.
  8. Exoo, C. F. (2010). The Pen and the Sword: Press, War, and Terror in the 21st Century. Los Angeles: SAGE Publications. doi:http://dx.doi.org/10.4135/9781452230351.
  9. Foundation, Kofi Annan. (2016). Changing term limits: an electoral perspective. Electoral Integrity Initiative, pp. 4–14.
  10. Ginsburg, T., Z. Elkins, & J. Melton. (2011). On the Evasion of Executive Term Limits. 52 William & Mary Law Review, 1807–1872.
  11. Goffman, E. (1974). Frame analysis: An Essay on the Organization of Experience. New York: Harvard University Press.
  12. Habibi, M. (2019). Framming Kompas.com dan Republika.co.id atas Pernyataan Ahok tentang Dibohongi Al-Maidah 51. Kajian Ilmu Sosial. Vol 30 (1), 67–84.
  13. Hendra, W.B. Darmawan, F. Manan, & L.H. Husin. (2020). Limiting Presidential Term of Office In Indonesia: A Democratic Perspective. Jurnal Wacana Politik, 136–148.
  14. Hertog, J., & D. McLeod (2001). A Multiperspectival Approach to Framming Analysis: A Field Guide.
  15. Kinsey, D. & S. Popkin. (1991). The Reasoning Voter: Communication and Persuasion in Presidential Campaigns. Political Psychology, 596.
  16. Kompas. (2021). Sejumlah Pihak Merespons Negatif Deklarasi Seknas Jokowi-Prabowo 2024. Kompas.tv. Https://www.kompas.tv/article/185114/sejumlah-pihak-merespon -negatif-deklarasi-seknas-jokowi-prabowo-2024.
  17. Koto, F., A. Rahimi, J. Lau, & T. Baldwin. (2020). IndoLEM and IndoBERT: A Benchmark Dataset and Pre-trained Language Model for Indonesian NLP. Http://Arxis.Org/Abs/2011.00677.
  18. Lim, M. (2013). Many Clicks but Little Sticks: Social Media Activism in Indonesia. Journal of Contemporary Asia 43 (4), 636–657.
  19. Maltz, G. (2007). The Case for Presidential Limits. Journal of Democracy 18 (1), 128–142.
  20. Mckie, K. (2019). Presidential Term Limit Contravention: Abolish, Extend, Fail or Respect? Comparative Political Studies, 1500–1534.
  21. Pan, Z. & G. Kosicki. (1993). Framming Analysis: An Approach to News Discourse. Political Communication. Political Communication, 55–75.
  22. Patta, A. K. (2009). Masalah dan Prospek Demokrasi. Jurnal Academica. Vol 1, 35–44.
  23. Santoso, B. (2021). Seknas Jokowi-Prabowo 2024 Resmi Berdiri, Deklarasi Digelar 5 Bulan Lagi. Suara.com. Https://www.suara.com/news/2021/06/20/063002/ seknas-jokowi-prabowo-2024-resmi-berdiri-deklarasi-digelar-5-bulan-lagi.
  24. Sujoko, A. (2019). Komunikasi Politik Gerakan #2019GantiPresiden. Jurnal Komunikasi Islam Vol. 9 (1), 36–57. doi:https://doi.org/10.15642/jki.2019.9.1.36-57.
  25. Tull, D. M. & C. Simons. (2017). The Institutionalisation of Power Revisited: Presidential Term Limits in Africa. Africa Spectrum, Vol. 52, No. 2, 79–102.
  26. Versteeg, M., et.al. (2020). The Law and Politics of Presidential Term Limit Evasion. Columbia Law Review 120 (1), 173–248.
  27. Wicks, R. (1992). Schema Theory and Measurement in Mass Communication Research: Theoretical and Methodological Issues in News Information Processing. Annals of the International Communication Association, 115–145.
  28. Wilie, B., et.al. (2020). IndoNLU: Benchmark and Resoruces for Evaluating Indonesian Natural Language Understanding. Http://arxiv.org/abs/2009.05387.