https://journal.ugm.ac.id/v3/janus/issue/feed JANUS 2025-12-10T15:29:26+07:00 Prof. Dr. Anggraeni, M.A. janus.jurnalarkeologinusantara@gmail.com Open Journal Systems <p><span class="apple-converted-space"><strong>JANUS</strong></span>&nbsp;has&nbsp;been published by<span class="apple-converted-space">&nbsp;the </span><a href="https://arkeologi.ugm.ac.id/">Department of Archaeology</a>,<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><a href="https://fib.ugm.ac.id/">Faculty of Cultural Sciences</a>,<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><a href="https://ugm.ac.id/">Universitas Gadjah Mada</a>, since 2023. Janus is taken from one of <span class="ILfuVd" lang="en"><span class="hgKElc">the ancient Roman</span></span> gods, who is <span class="ILfuVd" lang="en"><span class="hgKElc"><strong>the god of beginnings, gates, transitions, time, duality, doorways, passages, frames, and endings</strong>. He is usually depicted as having two faces.</span></span> Janus is an academic, open-access, and peer-reviewed journal. The journal focuses on advancing the study of archaeology, museology, and cultural resources management in Indonesia or those related to Indonesian archaeology. The articles in the Janus specifically discuss archaeological remains' values, views, and meanings that strengthen theories and improve the quality of criticism or methodological innovations in Indonesian archaeological investigations. Articles submitted cover archaeology and related fields of archaeology in Indonesia, presented in the context of Indonesian culture, focusing on developing critical scientific works.</p> <p><strong>JANUS</strong> is published bi-annually, in June and December. All articles will be published in Indonesia Language and/or English. Submissions are open year-round. However, before submitting an article, please ensure that the article fits into<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><a href="https://jurnal.ugm.ac.id/v3/janus/FocusandScope">Janus's focus and scope</a><span class="apple-converted-space">&nbsp;</span>and follows our<span class="apple-converted-space">&nbsp;</span><a href="https://jurnal.ugm.ac.id/v3/janus/SubmissionGuidelines">submission guidelines</a>. Please note that only research articles or book reviews are accepted.</p> <p><strong>Call For Papers JANUS Volume 3, Number 1 (2025): </strong>More Information: <a href="https://journal.ugm.ac.id/v3/janus/announcement">here</a></p> https://journal.ugm.ac.id/v3/janus/article/view/20122 Perkembangan Analisis Butir Pati dalam Kajian Arkeobotani di Indonesia 2025-07-29T08:05:23+07:00 M. Dziyaul F. Arrozain dziyaul.arrozain@aol.com <p><em>The study of archaeobotany in Indonesia has progressed significantly over the past two decades. However, research based on starch grain analysis remains limited and less recognized. This article presents the development of starch grain analysis in Indonesia, utilizing data from archaeobotanical studies conducted between 2011 and 2024. The findings reveal that various extraction procedures, identification processes, and interpretations of starch grains have contributed to understanding the past relationship between humans and plants. Moreover, these aspects have also contributed to the development of starch grain analysis trends, including methodological development and diversification phases. However, starch analyses still face limitations, including restricted geographical scope, disparities in cultural period coverage, and insufficient reference sample databases. Addressing these limitations promptly is crucial to facilitate more comprehensive and accelerated advancements in starch grain analysis in the future.</em></p> <p>===</p> <p>Kajian arkeobotani di Indonesia berkembang pesat dalam dua dekade terakhir. Namun, kajian arkeobotani yang berbasis butir pati masih relatif sedikit dilakukan dan kurang banyak diketahui. Artikel ini memaparkan perkembangan analisis butir pati yang telah dilakukan di Indonesia melalui kajian literatur. Data yang digunakan berupa hasil penelitian arkeobotani yang menganalisis butir pati dari tahun 2011 hingga 2024. Hasil riset menunjukkan bahwa ragam prosedur ekstraksi, proses identifikasi, dan interpretasi butir pati berhasil menarasikan relasi manusia dan tumbuhan di masa lalu. Selain itu, ketiganya juga menghasilkan tren perkembangan keilmuan analisis butir pati berupa fase perkembangan metode dan fase diversifikasi kajian. Namun demikian, analisis butir pati yang telah dilakukan masih menyisakan keterbatasan berupa cakupan wilayah kajian, kesenjangan cakupan periodisasi situs, dan keterbatasan <em>database</em> sampel referensi. Limitasi tersebut perlu segera diperbaiki agar analisis butir pati dapat berkembang lebih pesat lagi di masa yang akan datang.</p> 2025-06-18T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 JANUS https://journal.ugm.ac.id/v3/janus/article/view/21144 Pengembangan Program Edukasi Keluarga Berbasis Koleksi di Museum Biologi 2025-07-29T08:06:28+07:00 Narezwari Nindya Pramesti narezwari.nindya.p@mail.ugm.ac.id <p><em>Museum Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) is a university museum with a natural history theme that displays collections of preserved flora and fauna from various regions in Indonesia. The museum serves as educational and research for diverse audiences, including academics, students, teachers, and families. However, no family education program is available despite families being primary learning environments. This article aims to develop an educational program based on museum collections that actively involve families, creates learning, bonds, and shared memories, and increases understanding of museum collections. Through a qualitative approach through observations and interviews, this research explores the needs and expectations of visitor families. The resulting educational program is designed to provide an interactive, fun learning experience and strengthen environmental awareness.</em></p> <p><em>===</em></p> <p>Museum Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan museum universitas bertema sejarah alam yang memamerkan koleksi awetan flora dan fauna dari berbagai daerah di Indonesia. Museum Biologi berperan sebagai sarana edukasi dan penelitian bagi berbagai kalangan seperti akademisi, siswa dan guru, serta keluarga. Namun, belum tersedia program edukasi khusus keluarga, meskipun keluarga merupakan lingkungan belajar utama. Artikel ini bertujuan mengembangkan program edukasi berbasis koleksi museum yang melibatkan keluarga secara aktif, menciptakan pembelajaran, ikatan dan memori bersama, serta meningkatkan pemahaman terhadap koleksi museum. Melalui pendekatan kualitatif melalui observasi dan wawancara, penelitian ini mengeksplorasi kebutuhan dan harapan keluarga pengunjung. Program edukasi yang dihasilkan dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang interaktif, menyenangkan, dan memperkuat kesadaran lingkungan.</p> 2025-06-18T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 JANUS https://journal.ugm.ac.id/v3/janus/article/view/18953 Perkembangan Lanskap Spiritual Masyarakat Pondok Tinggi, Sungai Penuh 2025-07-29T08:08:11+07:00 Rofi Surya Aryanto rofisuryaaryanto1996@mail.ugm.ac.id <p><em>Pondok Tinggi, situated in the center of Sungai Penuh, was once the capital of Kerinci Regency. Nowadays, Pondok Tinggi has evolved into a center of government, resulting in significant changes to the community's life. The flow of modernization brings along interactions with diverse cultures, which influence the development and transformation of the community's sacred space. Therefore, it is necessary to explore aspects that influence the development of the spiritual landscape of the Pondok Tinggi community—the research method employed interviews and literature studies, utilizing an ethnohistorical and collective memory approach. The results indicate that the community's sacred space in the Pondok Tinggi area has transformed during the pre-Islamic period, the early Islamic period, and the present day. This can be seen from the location of the Kenduri Sko event and the community's treatment of artifacts. Furthermore, the Pondok Tinggi community still believes that areas located in the highlands are considered sacred.</em></p> <p><em>===</em></p> <p>Pondok Tinggi, suatu area yang berada di tengah Kota Sungai Penuh, pada masa lalu merupakan ibukota Kabupaten Kerinci. Saat ini, Pondok Tinggi telah berkembang sebagai pusat pemerintahan, sehingga masyarakat di sana juga mengalami perubahan. Arus modernisasi membawa serta interaksi dengan berbagai kebudayaan luar, yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan ruang sakral masyarakat. Oleh karena itu, aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan lanskap spiritual masyarakat Pondok Tinggi dirasa perlu untuk ditelusuri. Metode penelitian menggunakan wawancara dan studi pustaka dengan pendekatan etnosejarah dan memori kolektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi transformasi ruang sakral masyarakat di wilayah Pondok Tinggi pada masa pra-Islam, masa awal Islam, dan masa sekarang. Hal ini dapat dilihat dari lokasi pelaksanaan acara Kenduri Sko dan perlakuan masyarakat terhadap artefak. Selain itu, masyarakat Pondok Tinggi masih meyakini bahwa area yang berada di dataran tinggi merupakan area yang sakral.</p> 2025-06-18T00:00:00+07:00 Copyright (c) 2025 JANUS https://journal.ugm.ac.id/v3/janus/article/view/20170 Rekomendasi Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Pelabuhan Boom dan Shipwreck di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik 2025-11-07T09:34:18+07:00 Muslim Dimas Khoiru Dhony muslim.dimas.k@mail.ugm.ac.id Laksmi Eko Safitri laksmi.eko.safitri@mail.ugm.ac.id <p><em>The Boom Harbor Cultural Heritage Area and the shipwrecks off Bawean Island are significant cultural heritages that require sustainable management planning. This study aims to provide a concise overview of the management strategies for developing and utilizing the Boom Harbor Cultural Heritage Area and the shipwrecks. Data analyzed stem from the Decree of the Regent of Gresik No. 028/478/HK/437.12/2020, which establishes the Boom Harbor Area, and the cultural heritage recommendation file document number 432-3/009/TACB-Kab.Gresik/05/12/2016, which pertains to the shipwrecks. These documents highlight that these sites possess considerable historical, scientific, and cultural value. The planning strategy follows the guidelines outlined in the 2011 Historic Urban Landscape Recommendation (UNESCO), which identifies four key "instruments": community involvement, knowledge and planning tools, regulatory systems, and financing. By employing these instruments, we recommend collaborative programs among the Bawean Island community, local government, and the private sector, implementing them in stages and ensuring sustainability.</em></p> <p><em>===</em></p> <p>Kawasan Cagar Budaya Pelabuhan Boom dan shipwreck di Pulau Bawean merupakan Cagar Budaya yang memerlukan perencanaan pengelolaan yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran singkat strategi rencana pengelolaan dalam pengembangan dan pemanfaatan KCB Pelabuhan Boom dan shipwreck. Data yang diperoleh berdasarkan Surat Keputusan Bupati Gresik No. Bupati Gresik Nomor: 028/478/ HK/437.12/2020 tentang penetapan Kawasan Pelabuhan Boom dan berkas rekomendasi Cagar Budaya dokumen nomor: 432-3/009/TACB-Kab.Gresik/05/12/2016 mengenai shipwreck menunjukkan bahwa objek-objek tersebut memiliki nilai penting di bidang sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan. Indikator strategi perencanaan merujuk pada Recommendation on The Historic Urban Landscape 2011 (UNESCO) dengan menggunakan empat instrumen seperti: civic engagement, knowledge and planning tools, regulatory sistem, dan financial. Penggunaan instrumen tersebut menghasilkan rekomendasi mengenai program kolaborasi antara masyarakat Pulau Bawean, pemerintah daerah dan pihak swasta yang dapat dilakukan secara bertahap serta berkelanjutan.</p> 2025-11-07T09:34:18+07:00 Copyright (c) 2025 JANUS https://journal.ugm.ac.id/v3/janus/article/view/24134 Gua Jepang di Perbukitan Pengklik: Studi Battlefield Archaeology tentang Reverse Slope Defence 2025-12-10T15:29:26+07:00 Rizky Ramadhani Satrio Wibisono rizkyramadhanisatriowibisono@gmail.com Aurrelia Kanza Nabila aurelliakanza@mail.ugm.ac.id <p><em>The need to understand the military significance and strategic use of the Japanese cave in the Pengklik Hills during World War II, particularly its defensive role and its integration with the surrounding terrain, triggered this research. The Japanese Empire's brief occupation of the Dutch East Indies urged the rapid construction of numerous defensive structures, notably in Yogyakarta. Among these, the Japanese cave in the Pengklik Hills held critical strategic significance within the Imperial Japanese Army's eastern defense network. Through battlefield archaeology, supported by surveys and historical map analysis in QGIS, this research reveals the site's military utility and its reflection of the terrain's geomorphological advantages. The Japanese implemented a reverse-slope defense strategy to safeguard isolated logistics warehouses nestled in the denudational hills. Moreover, the cave served as a pivotal monitoring post, both overseeing regional activities and securing vital communication and transportation routes within Yogyakarta's eastern region. This strategic integration of natural landscape features with military planning highlights the site's essential role in Japan's broader World War II defensive efforts. Hence, this research the importance of understanding the Japanese cave in the Pengklik Hills for enhancing knowledge of WWII military strategies, emphasizing the role of battlefield archaeology in recognizing the intersection of natural landscapes and military tactics, which can inform modern defense planning.</em></p> <p><em>===</em></p> <p>Pentingnya untuk memahami signifikansi militer dan penggunaan strategis gua Jepang di Bukit Pengklik selama Perang Dunia II, khususnya peran defensifnya dan integrasinya dengan medan sekitarnya, memicu penelitian ini. Pendudukan singkat Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda mendorong pembangunan cepat berbagai struktur pertahanan, terutama di Yogyakarta. Di antara struktur-struktur tersebut, gua Jepang di Bukit Pengklik memiliki signifikansi strategis yang sangat penting dalam jaringan pertahanan timur Tentara Kekaisaran Jepang. Melalui arkeologi medan perang, yang didukung oleh survei dan analisis peta historis di QGIS, penelitian ini mengungkapkan kegunaan militer situs tersebut dan refleksinya terhadap keunggulan geomorfologi medan. Jepang menerapkan strategi pertahanan lereng terbalik untuk melindungi gudang logistik terisolasi yang terletak di perbukitan yang gundul. Selain itu, gua tersebut berfungsi sebagai pos pemantauan penting, baik untuk mengawasi aktivitas regional maupun mengamankan jalur komunikasi dan transportasi vital di wilayah timur Yogyakarta. Integrasi strategis fitur lanskap alam dengan perencanaan militer ini menyoroti peran penting situs tersebut dalam upaya pertahanan Jepang yang lebih luas selama Perang Dunia II. Oleh karena itu, penelitian ini menyoroti pentingnya memahami gua Jepang di Bukit Pengklik untuk meningkatkan pengetahuan tentang strategi militer Perang Dunia II, menekankan peran arkeologi medan perang dalam mengenali keterkaitan antara lanskap alam dan taktik militer, yang dapat memberikan informasi bagi perencanaan pertahanan modern.&nbsp;</p> 2025-12-10T15:27:52+07:00 Copyright (c) 2025 JANUS