PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG WOSI RENDANI (Participation of Communities in the Wosi Rendani Protected Forest Management)
Anton Silas Sinery(1*), Jacob Manusawai(2)
(1) Fakultas Kehutanan Universitas Papua, Manokwari-Papua Barat Jl. Gunung Salju Amban Manokwari Papua Barat, 98314.
(2) Fakultas Kehutanan Universitas Papua, Manokwari-Papua Barat Jl. Gunung Salju Amban Manokwari Papua Barat, 98314.
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan program merupakan hal mendasar yang menentukan keberhasilan penyelenggaraan program. Dalam perspektif konservasi sumber daya alam, partisipasi merupakan prinsip dasar yang menentukan keberhasilan pencapaian program. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui fungsi, intensitas dan tingkat partisipasi masyarakat dalam program pengelolaan hutan lindung Wosi Rendani. Fungsi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan lindung Wosi Rendani tertinggi pada kampung Kentekstar (60,0%), diikuti Ipingoisi (31,11%), Soribo (28,57%) dan Tanah Merah Indah (27,27%) dengan frekuensi 41 responden (34,75%). Konsentrasi responden pada fungsi partisipasi distribusi dengan frekuensi partisipasi 26 responden (22,03%). Intensitas partisipasi tertinggi pada kampung Kentekstar (60,00%), diikuti Tanah Merah Indah (36,36%), Ipingoisi (31,11%), dan Soribo (28,57%) dengan frekuensi 41 responden (34,75%). Tingkat partisipasi masyarakat masuk dalam kategori “sangat tidak aktif dengan indek partisipasi berada pada rentang 1 – 25.
ABSTRACT
Participation of community in the management is fundamental that determines the success of the programs. In the perspective of natural resources conservation, participation is a basic principle that determines the success of achieving the programs. The purpose of research is to determine the function, the intensity and the level of community participation in Wosi Rendani protected forest management program. The results of the research that participation indexs in the management of protected forest of Wosi Rendani based functions at Kentekstar village highest participation (60.0%) followed Ipingoisi (31.11%), Soribo (28.57%) and lowest in Tanah Merah Indah (27.27%) with the value of the frequency of participation of 41 respondents (34.75%). Overall all respondents would participate in the function of the distribution with participation frequency of 26 respondents (22.03%). Intensity of participation at Kentekstar village is highest (60.0%) followed Tanah Merah Indah (36.36%), Ipingoisi (31.11%) and lowest in the Soribo (28.57%) with the value of the frequency of participation of 41 respondents (34.75%). The level of community participation in the category of "very active with Participation Index values were in the range 1 – 25.
Keywords
Full Text:
ARTIKEL LENGKAP (PDF)References
Boer, C., 2011. Bagaimana Hutan Tropis Bisa Rusak. Makindo Grafika, Yogyakarta.
Margiyono, 1999. Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Lokal dalam Pembangunan Pedesaan. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makasar.
Pattiselanno, F., 2006. The Wildlife Hunting in Papua, Biota, 11(1):59–61.
Pattiselanno, F., 2007. Perburuan Kuskus (Phalangeridae) oleh Masyarakat Napan di Pulau Ratewi, Nabire Papua. Jurnal Biodiversitas, 8(4):274–278.
Pattiselanno, F., dan Koibur, J.F., 2008. Cuscus (Phalangeridae) Hunting by Biak ethnic group in Surrounding North Biak Strict Nature Reserve, Papua. Hayati Journal of Bioscience 15:130-134.
Pattiselanno, F., dan Mentasan, G., 2010. Kearifan Tradisional Suku Maybrat dalam Perburuan Satwa sebagai Penunjang Pelestarian Satwa. Makara-Sosial Humaniora, 14(2):75–82.
Rahawarin, Y.Y., Kilmaskossu, M.St.E., Kerepea, Y., Mofu, W.Y., Angrianto, R., Peday, H.F.Z., Sinery, A.S., dan Dimara, P.A., 2014. Perburuan Kasuari (Casuarius sp.) Secara Tradisional oleh Masyarakat Suku Nduga di Distrik Sawaerma Kabupaten Asmat. Manusia dan lingkungan: 21 (1): 98 – 105.
Robinson, J.G., dan Bodmer, R.E., 1999. Towards Wildlife Management in Tropical Forest. Journal of Wildlife Management, 63:1-13.
Sallatang, M.A., 1987. Faktor-Faktor yang Menghambat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan di Sulawesi Tengah. Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin, Makasar.
Sardjono, M.A., 2004. Mosaik Sosiologis Kehutanan : Masyarakat Lokal, Politik dan Kelestarian Sumber Daya. Debut Press, Jogyakarta.
Sinery, A., 2015. Strategi Pengelolaan Kuskus di Pulau Numfor. Deepublish, Yogyakarta.
Sinery, A., Angrianto, R., Rahawarin, Y.Y., dan Peday, H.F.Z., 2015. Potensi dan Strategi Pengelolaan Hutan Lindung Wosi Rendani. Deepublish, Yogyakarta.
Sinery, A., Farida, W.R., dan Manusawai, J., 2016. The Population of Spotted Cuscus (Spilocuscus maculatus) and Its Habitat Carrying Capacity in Numfor Island, Papua, Indonesia. Biodiversitas, 17(1):315-321.
Sutrisno, A., 2004. Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Hutan Lindung Tarakan. Tesis Pascasarjana Universitas Mulawarman. Samarinda.
Uluk, A., Sudana, M., dan Wollenberg, E., 2001. Ketergantungan Masyarakat Dayak Terhadap Hutan di Sekitar Taman Nasional Kayan Mentarang. Center for International Forestry Research (CIFOR), Bogor.
DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18811
Article Metrics
Abstract views : 9868 | views : 7446Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan
JML Indexed by:
View My Stats