Tantangan dalam pengelolaan regulasi penjaja makanan di wilayah sekitar lingkungan sekolah di kota Samarinda
Eka Putri Rahayu(1*), Riana Dian Anggraini(2)
(1) Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(2) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar belakang: Makanan dan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian masyarakat, khususnya orang tua, pendidik dan pengelola sekolah. Pangan jajanan merupakan jenis makanan yang sangat dikenal terutama di kalangan anak sekolah. Dengan banyaknya makanan dan jajanan sekolah yang mengandung bahan kimia berbahaya di kantin sekolah, wilayah sekitar lingkungan sekolah dan penjaja makanan di sekitar sekolah merupakan agen penting yang bisa mengkonsumsi makanan tidak sehat. Komitmen orang tua dan pendidik diperlukan untuk mengawasi makanan dan jajanan sekolah yang dikonsumsi. Tantangan sesungguhnya terletak pada pengelola sekolah diharapkan dapat membuat kebijakan tertentu terhadap pedagang miskin penjual makanan di wilayah lingkungan sekitar sekolah. Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan studi kasus ini adalah metode penelusuran pustaka. Bahan pustaka yang terkumpul selanjutnya dianalisis dan disintesis untuk membangun suatu alternatif solusi dalam meningkatkan keamanan pangan jajanan anak sekolah. Hasil: Di beberapa sekolah swasta yang ada di kota Samarinda, memberlakukan kebijakan larangan menjajakan makanan di area sekolah. Namun, untuk di sekolah negeri, kebijakan yang diberlakukan tidak terlalu berdampak. Hal ini dikarenakan penjaja makanan hanya beberapa hari saja meniadakan kegiatan berjualan, kemudian muncul lagi di hari selanjutnya. Peran pemerintah untuk mengawasi penjualan makanan jajanan belum maksimal, yaitu belum memberikan penyuluhan kepada PJAS secara berkala dan rutin, belum juga dilakukan pelatihan penjaja membuat pangan jajanan yang aman, larangan kepada penjaja untuk tidak menjual pangan jajanan yang mengandung bahan tambahan pangan yang berbahaya juga belum secara ketat dilakukan. Simpulan: Perilaku jajan anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena anak sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan bakteri dan virus yang disebarkan melalui makanan atau biasa disebut dengan food borne disease. Pengelola sekolah belum memberlakukan regulasi ketat terkait aturan yang mengatur apa yang boleh dijual dan komposisi bahannya pada penjual makanan di sekitar wilayah lingkungan sekolah.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
- Aprillia, B. A., & Aprillia, B. A. Faktor yang berhubungan dengan pemilihan makanan jajanan pada anak sekolah dasar. (Doctoral dissertation, Diponegoro University). 2011;
- BPOM. (2017). Laporan Tahunan BPOM 2016. Jakarta. Retrieved from http://www.pom.go.id/ppid/2016/kelengkapan/laptah2016.pdf
- BPOM. (2015). Laporan Kinerja Badan POM 2014. Jakarta. Retrieved from http://www.pom.go.id/ppid/2014/kelengkapan/R2TN2014.pdf
- Cullen KW, Watson KB. The impact of the Texas public school nutrition policy on student food selection and sales in Texas. Am J Public Health. 2009;99: 706–712.
- Matvienko O. Impact of a nutrition education curriculum on snack choices of children ages six and seven years. J Nutr Educ Behav. 2007;39: 281–285.
- Mavidayanti H. Kebijakan Sekolah Dalam Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar. J Health Educ. 2016;1.
- Suryana, A. L., & Erawantini, F. Pemberdayaan Komite Sekolah Dalam Menyediakan Jajanan (Snack) Sehat Dan Bergizi Bagi Siswa SDN Antirogo I Jember. Prosiding. 2017;
DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.40457
Article Metrics
Abstract views : 2144 | views : 939Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).