Pola spasial-temporal kejadian demam berdarah dengue di kota Palopo

https://doi.org/10.22146/bkm.6861

Sitti Ashlihah(1*), Citra Indriani(2), Lutfan Lazuardi(3)

(1) Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Spatial-temporal pattern of dengue hemorraghic fever in the city of Palopo

Purpose

This study was conducted to know comparison of spatial-temporal pattern and to analyze dengue hemorraghic fever supporting factors in the city of Palopo.

Methods

This study used descriptive analytic survey with ecological approach and case control design. Dependent variable was dengue hemorraghic fever event, independent variables were population density, free number flick, rainfall, vegetation density, building density, housing density, wire netted ventilation, education, work, 3M habit, hanging clothes habit, and using anti mosquito. Total sampel were 391 respondent.

Results

There were correlation between population density, wire netted ventilation, mosquito larva existence, 3M habit, hanging clothes, and using anti mosquito with dengue hemorraghic fever occurrence in the city of Palopo and cases distribution pattern grouped at densely populated district, with medium-high rainfall, medium vegetation density, and to all building density group.

Conclusion

Cases distribution pattern affected by population density, medium-high rainfall, medium vegetation density, and to all building density group.



Keywords


geographic information system; spatial-temporal analysis; dengue hemorraghic fever



References

  1. World Health Organization. Dengue and Severe Dengue. 2013.
  2. Kementerian Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta. 2014.
  3. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. 2012.
  4. Dinas Kesehatan Kota Palopo. Profil Dinas Kesehatan Kota Palopo. Palopo. 2013.
  5. World Health Organization. Prevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever. Regional Office for South-East Asia, New Delhi. 2003.
  6. Daud O. Studi epidemiologi kejadian penyakit demam berdarah dengue dengan pendekatan spasial sistem informasi geografis di Kecamatan Palu Selatan Kota Palu (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
  7. Sungkar S. Pemberantasan Demam Berdarah Dengue: Sebuah Tantangan yang Harus Dijawab. Majalah Kedokteran Indonesia. 2007 Jun;57(6):167-70.
  8. Sunardi. Deteksi Endemisitas Demam Berdarah Dengue (DBD) Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Tesis. Universitas Gadjah Mada.
  9. Farid M, Kusnanto H. Analisis spasial kasus demam berdarah dengue di Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2005-2007 (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
  10. Mulyawan IK, Satoto TB. Pola Sebaran dan Faktor Risiko DBD di Kota Kendari Tahun 2010 (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
  11. Saptiwi B. Studi faktor risiko penularan Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
  12. Sitio A. Hubungan Perilaku Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Kebiasaan Keluarga dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2008 (Doctoral dissertation, program Pascasarjana Universitas Diponegoro).
  13. Mardiah A, Satoto TB. Pola Sebaran dan Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
  14. Widiyanto T. Kajian Manajemen Lingkungan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Purwokerto Jawa-Tengah (Doctoral dissertation, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro).
  15. Koenraadt CJ, Tuiten W, Sithiprasasna R, Kijchalao U, Jones JW, Scott TW. Dengue knowledge and practices and their impact on Aedes aegypti populations in Kamphaeng Phet, Thailand. The American journal of tropical medicine and hygiene. 2006 Apr 1;74(4):692-700.
  16. Duma N, Darmawansyah AA. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Baruga Kota Kendari 2007. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2007 Sep;4(2):91-100.
  17. Sitepu FY, Tribaskoro Tunggul S. Analisis Spasial Faktor-Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Singkawang Kalimantan Barat Tahun 2010 (Doctoral dissertation, [Yogyakarta]: Universitas Gadjah Mada).
  18. Gibbons RV, Vaughn DW. Dengue: an escalating problem. BMJ: British Medical Journal. 2002 Jun 29;324(7353):1563.
  19. Jeefoo P, Tripathi NK, Souris M. Spatio-temporal diffusion pattern and hotspot detection of dengue in Chachoengsao province, Thailand. International journal of environmental research and public health. 2010 Dec 29;8(1):51-74.
  20. Ariati J, Anwar A. Model Prediksi Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan Faktor Iklim di Kota Bogor, Jawa Barat. Buletin Penelitian Kesehatan. 2014;42(4 Des):249-56.
  21. Indriani C, Fuad A, Kusnanto H. Pola Spasial-Temporal Epidemi Demam Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue di Kota Yogyakarta Tahun 2008. Berita Kedokteran Masyarakat. 2011;27(1):41.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.6861

Article Metrics

Abstract views : 1933 | views : 2265

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2016 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter