Hubungan tingkat kantuk terhadap derajat kelelahan dokter residen di RSUP Dr. Sardjito
Putu Gede Sudira(1*), Indarwati Setyaningsih(2), Astuti Astuti(3)
(1) Fakultas Kedokteran Universitas
(2) Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(3) Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Dokter residen dalam tahapan pendidikan klinisnya rentan mengalami kondisi kekurangan durasi waktu tidur. Kondisi ini dapat berlangsung secara akut yang menyebabkan timbulnya tingkat kantuk berlebihan, maupun terjadi secara kronis menyebabkan timbulnya kelelahan. Dampaknya tidak saja merugikan dokter residen sendiri, namun juga merugikan lingkungan, dan terutama keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi tingkat kantuk terhadap derajat kelelahan dokter residen di RSUP Dr. Sardjito pada dokter residen yang bertugas di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2014.
Metode penelitian potong lintang berupa pengisian kuesioner yang dilakukan secara mandiri oleh dokter residen tahap dasar (semester II) dan tahap mandiri (chief) di setiap Bagian di RSUP Dr. Sardjito. Derajat keparahan tingkat kantuk dinilai menggunakan instrumen The Epworth Sleepiness Scale, sedangkan derajat tingkat kelelahan dengan fatigue severity scale yang telah dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan 84 dokter residen yang terdiri dari 49 residen tahap dasar (58,3%) dan 35 residen tahap mandiri (41,7%) memiliki rerata tingkat kantuk 12,17±4,98 dan tingkat kelelahan 36,79±11,15, yang tergolong abnormal. Derajat tingkat kantuk memiliki korelasi terhadap derajat tingkat kelelahan dokter residen pada analisis bivariat, namun hubungan itu tidak terbukti pengaruhnya pada analisis multivariat. Variabel yang memiliki pengaruh terhadap tingginya tingkat kelelahan dokter residen adalah variabel sosiodemografis, yaitu status tinggal bersama keluarga selama masa residensi dan peningkatan berat badan dalam 6 bulan terakhir.
Metode penelitian potong lintang berupa pengisian kuesioner yang dilakukan secara mandiri oleh dokter residen tahap dasar (semester II) dan tahap mandiri (chief) di setiap Bagian di RSUP Dr. Sardjito. Derajat keparahan tingkat kantuk dinilai menggunakan instrumen The Epworth Sleepiness Scale, sedangkan derajat tingkat kelelahan dengan fatigue severity scale yang telah dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan 84 dokter residen yang terdiri dari 49 residen tahap dasar (58,3%) dan 35 residen tahap mandiri (41,7%) memiliki rerata tingkat kantuk 12,17±4,98 dan tingkat kelelahan 36,79±11,15, yang tergolong abnormal. Derajat tingkat kantuk memiliki korelasi terhadap derajat tingkat kelelahan dokter residen pada analisis bivariat, namun hubungan itu tidak terbukti pengaruhnya pada analisis multivariat. Variabel yang memiliki pengaruh terhadap tingginya tingkat kelelahan dokter residen adalah variabel sosiodemografis, yaitu status tinggal bersama keluarga selama masa residensi dan peningkatan berat badan dalam 6 bulan terakhir.
Keywords
dokter residen; kekurangan durasi waktu tidur; tingkat kantuk; tingkat kelelahan; faktor sosiodemografi
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/bns.v17i3.55791
Article Metrics
Abstract views : 829 | views : 1777Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Berkala NeuroSains
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.