Terapi sindrom Lennox-Gastaut
Novita Novita(1*), Imam Rusdi(2), Cempaka Thusina Srie Setyaningrum(3)
(1) SMF Neurologi, RSUD Pandanarang, Boyolali, Jawa Tengah
(2) Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(3) Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologi tertua, ditemukan pada semua umur dan dapat menyebabkan hendaya serta mortalitas. Salah satu sindrom epilepsi adalah sindrom Lennox-Gastaut (SLG) yang dikelompokkan sebagai salah satu bentuk sindrom epilepsi yang jarang dan bentuk epilepsi intraktabel karena sukar diatasi. Tatalaksana SLG tidak mudah karena gambaran klinis SLG bentuk kejang yang multipel dan merupakan tipe sindrom epilepsi ensefalopati yang sering resisten dengan terapi obat antiepilepsi (OAE) dan memerlukan pengobatan jangka panjang. Pasien SLG sering mengalami kejang refrakter walaupun dengan pengobatan OAE dan membutuhkan polifarmasi obat antiepilepsi jangka lama dalam manajemen kejang yang multipel. Terapi SLG harus multi demensional meliputi terapi farmakologis dengan pilihan terapi farmaka dengan lini pertama asam valproat dan sering diperlukan polifarmasi untuk mengkontrol kejang, namun meningkatkan risiko efek samping obat. Terapi non farmakologi berupa diet ketogenik, vagal nerve stimulation (VNS) dan terapi operatif corpus callostomy terbukti efektif dan patut dipertimbangkan untuk mengkontrol kejang pada pasien yang tidak responsif dengan terapi farmakologi maksimal.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/bns.v17i3.55795
Article Metrics
Abstract views : 7093 | views : 6926Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Berkala NeuroSains
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.