Pengendalian Mutu Benih Tebu (Saccharum officinarum L.) Mata Tunas Tunggal Menggunakan Pengaturan Kadar Lengas Media Serbuk Abu Sekam Padi
Henricus Tegar Panuntun(1*), Taryono Taryono(2), Rani Agustina Wulandari(3)
(1) 
(2) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Bibit tebu mata tunas tunggal memiliki umur simpan yang relatif pendek. Apabila tanpa perlakuan, daya kecambah mata tunas tunggal sudah menurun pada umur simpan 2 hari. Oleh karena itu, dibutuhkan metode penyimpanan yang tepat untuk memperpanjang umur simpan, sehingga kualitasnya masih baik saat akan ditanam di lahan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar lengas media simpan dan umur simpan tebu terbaik untuk mempertahankan mutu bibit tebu mata tunas tunggal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan perlakuan faktorial 3 × 4 + 1 dalam rancangan lingkungan acak lengkap (RAL). Faktor pertama adalah media simpan yang terdiri dari media simpan serbuk abu sekam padi dengan penambahan kadar lengas media 0, 20, 40 dan 60 %. Faktor kedua adalah klon tebu yang terdiri dari klon Kidang Kencana, klon Bululawang, dan klon VMC. Pengamatan dilakukan pada umur simpan 0, 4, 8, 12 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara media simpan dan klon yang digunakan pada jumlah mata tunas mati, jumlah mata tunas tumbuh, indeks vigor (IV), tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang sedangkan pada pengamatan lainnya, media simpan dan klon tebu tidak memberikan pengaruh yang nyata. Penyimpanan menggunakan media dengan kadar lengas 20% secara umum sedikit menurunkan kualitas benih. Klon VMC menunjukkan perkecambahan benih paling baik dilihat dari gaya berkecambah dan indeks vigornya. Dari pengamatan mutu benih diketahui penambahan kadar lengas mampu memperpanjang masa simpan hingga umur simpan 12 hari , sedangkan pada mutu bibit penambahan kadar lengas mampu memperpanjang masa simpan hingga 8 hari.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Byrd HW. 1983. Pedoman teknologi benih. Terjemahan dari: seed technology handboo, PT Pembimbing Massa, Jakarta.
Justice OL dan Bass LN. 2002. Prinsip dan praktek penyimpanan benih. PT Raja Grafindo, Jakarta.
Manan S. 1976. Silvikultur. Proyek Peningkatan dan Pengembangan Perguruan Tinggi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Mulyono H A. 1974. Studi termo-ekonomi terhadap pengolahan natrium silikat dari sekam padi. Laporan Penelitian Karja Utama. Departemen Teknologi Kimia, Jakarta.
Pammenter, N, W. And Berjak, A. 2000. Aspect of recalcitrant seed physiology. R. Bras. Fisiol. Veg. 12: 56-69.
Pratiwi, R. D., Rabaniyah, R., dan Purwantoro, A. 2012. Pengaruh Jenis dan Kadar Air Media Simpan terhadap Viabilitas Benih Lengkeng (Dimocarpus longan Lour.). Vegetalika. Vol 1 No. 2.
Sukarman dan D. Rusmin. 2000. Penanganan benih rekalsitran. Buletin Plasma Nutfah. 6 : 7 – 15.
Sutopo, L. 1985. Teknologi benih. Rajawali, Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.22146/veg.25985
Article Metrics
Abstract views : 3992 | views : 6762Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Vegetalika
VEGETALIKA journal indexed by: